Seharian ini waktu Irene habis buat ngejagain anak Jongin, Taeoh.
Irene sih seneng-seneng aja ngerawat bayi. Begitu juga Suho, dia seneng ngeliat Irene main sama bayi. Jadi, kehadiran Taeoh cukup membuat hati mereka seneng seharian ini.
Setelah selesai mandiin Taeoh, cuma mandi seka sih, Irene duduk-duduk sambil ngegendong Taeoh.
"Ajak Taeoh jalan-jalan yuk yang." Ajak Suho.
"Nggak papa emang? Ini Taeoh masih bayi banget loh." Seru Irene.
"Nggak papa kok, aku udah telpon orang tuanya." Jawab Suho.
"Yaudah, ayo." Seru Irene dengan wajah bahagianya.
Setelah itu Suho sama Irene pergi jalan-jalan bareng Taeoh.
Taeoh digendong Suho pake baby carier. Nggak pake stroller karena tadi Jongin nggak ngebawain.
"Duh suaminya daddyable banget sih mbak." Seru mbak-mbak pegawai pada Irene yang lagi nungguin kopinya.
Irene cuma senyum, lalu ngeliat suaminya yang lagi duduk nggak jauh dari sana.
Suho emang cuma pake atasan kaos putih sama celana jeans sih, udah gitu pake baby carier lagi. Tapi tetep gantengnya Subhanallah, anak perawan aja jerit-jerit ngeliat Suho.
Setelah kopinya jadi, Irene duduk di samping Suho.
Mereka ngobrol-ngobrol sambil ngajakin Taeoh ngomong, walaupun tau Taeoh nggak bakalan ngerti.
"Duh lucunya, anaknya umur berapa mbak?" Tanya seorang Ibu sambil ngelus-ngelus pipi Taeoh.
"O-o ini-"
"Hampir dua bulan bu." Potong Suho.
"Cowok kan mbak anaknya?" Tanya Ibu itu lagi.
"Iya, bu." Jawab Irene.
"Gantengnya, mirip papanya ya." Ujar Ibu itu lagi, Suho sama Irene cuma senyum.
Dalam hati Irene pengen bilang, "Apanya yang mirip suami saya Buk? Ini tuh bukan anak saya." Tapi Irene nggak bisa bilang karena Ibu itu udah terlanjur mikir Taeoh anaknya dan Irene malu kalau tiba-tiba bilang Taeoh bukan anaknya.
Suho cuma ngelus-ngelus punggung Irene, paham sama perasaan istrinya.
Selesai ngopi-ngopi mereka jalan lagi. Tapi, di tengah jalan mereka ketemu sama temen mama Suho.
Perasaan Irene udah nggak enak lagi sekarang.
"Gimana kabar mama kamu?" Tanya temen mama Suho itu.
"Baik tante." Jawab Suho. "Tante Zhang gimana?" Tanya Suho.
"Baik juga kok." Jawab tante Zhang. "Ini anak kalian? Seumuran sama cucu tante yang kedua nih kayanya." Lanjutnya.
"Bukan tante, ini anak temen." Jawab Irene. Udah muak sebenernya jawab pertanyaan begini.
"Kalian-"
"Kami belum punya tante." Potong Irene, biar cepet selesai obrolan tentang anak.
"Kami lagi usaha tante." Sambung Suho.
"Iya, iya semoga cepet dikasi ya." Kata tante Zhang sambil senyum.
"Iya tante." Balas Irene sambil senyum juga.
Setelah pertemuan dengan tante Zhang, Suho sama Irene makan malam, lalu pulangnya mereka mampir ke rumah Jongin buat nganterin Taeoh.
Suho bilang sekalian nganterin Taeoh, mumpung mereka ada diluar, jadi Jongin sama Soojung nggak usah ngejemput.
"Makasih banyak bang." Kata Jongin sambil nerima tas bayi yang dipegang Suho.
"Duh, anak mama." Sela Soojung sambil ngambil Taeoh dari gendongan Irene. "Makasih ya kak." Lanjutnya pada Irene.
"Iya sama-sama." Jawab Irene.
"Nggak rewel kan anak gue?" Tanya Jongin basa-basi.
"Ya nangis-nangis dikit sih. Tapi, gue sama Irene bisa handle." Jawab Suho.
"Sayang, bikinin minum." Seru Soojung pada Jongin.
"E-eh nggak, nggak usah. Gue langsung pulang aja." Ujar Suho.
"Kenapa buru-buru sih bang?" Tanya Jongin.
"Udah malem." Jawab Suho singkat.
"Baru jam berapa juga bang?" Kata Jongin. "Kelonannya nanti malem aja elah."
"Siapa juga yang mau kelonan Jong?" Sungut Irene.
"Tau nih kak. Nih orang dua mulai tadi pagi piktor kak." Sambung Soojung.
Jongin sama Suho cuma cengengesan.
Setelah dari rumah Jongin, Suho sama Irene langsung pulang.
Dari jauh Suho sama Irene bisa ngeliat mama Suho lagi berdiri di depan unit apartemen mereka sambil mencet-mencentin hape.
"Ma?" Seru Suho yang membuat mamanya menoleh.
"Eh, baru aja mama mau telepon kamu." Seru mama Suho sambil masukin hapenya ke dalam tas.
Suho ngebukain pintu apartemen dan mempersilahkan mamanya masuk.
"Mama ada apa kok tumben kesini?" Tanya Suho.
"Cuma mau ngecek aja, kalian makan tauge sama minum jamu yang mama kirim apa nggak?" Ujar mama Suho sambil duduk di sofa.
"Suho sama Irene selalu habisin kok ma." Jawab Suho sedikit berbohong, karena biasanya kalo bosen mereka buang.
"Baguslah." Seru mama Suho. "Kalian abis dari mana?" Tanya mama Suho.
"Rumah Jongin ma." Jawab Suho.
Irene udah susah duluan, karena abis ini pasti mama Jongin ngebahas masalah anak lagi.
"Ngapain ke rumah Jongin?" Tanya mama Suho lagi.
Ceritalah Suho tentang Jongin yang nitipin anaknya.
"Kalian nggak pengen punya anak sendiri apa?" Ujar mama Irene.
Udah mulai, mama Suho bahas-bahas anak yang bikin Irene makin tertekan.
Suho menghela napas panjang lalu menjawab pertanyaan mamanya, "Pengen ma."
"Makanya Rin, mama bilang kamu berhenti kerja aja." Seru mama Suho.
"Irene udah bilang, Irene nggak mau ma." Jawab Irene.
"Kamu jangan egois dong. Pikirin juga Suho, mama, papa juga orang tua kamu yang pengen ada bayi ditengah-tengah kita." Lanjut mama Suho.
"Irene juga pengen ma, tapi ini belum waktunya aja makanya belum dikasi." Sahut Irene.
"Duh, mama harus nunggu sampe kapan sih Rin?" Tanya mama Suho.
Irene diem, cuma bisa nunduk dan nangis.
"Sampe mama mati?" Tanya mama Suho lagi.
"Ma, mama udah keterlaluan." Seru Suho.
"Kamu juga jangan bela istri kamu terus." Ujar mama Suho pada Suho. "Mama tuh capek nungguin kalian punya anak."
"Mama sih enak cuma ngomel sana sini. Irene yang ngejalanin lebih capek ma." Sahut Irene.
Suho sama mamanya kaget denger Irene bilang begitu. Karena selama ini Irene biasanya cuma diem dan nggak pernah ngelawan mama mertuanya.
Mama Suho tambah naik darah, "Oh, jadi makin berani ya kamu sama mama." Seru mama Suho.
"Maafin Irene ma." Ujar Irene sambil menundukkan kepalanya pada mama Suho.
Setelah itu, dengan keadaan masih menangis Irene pergi ninggalin Suho dan mamanya.
"Rin." Seru Suho, ingin mengejar Irene, tapi tangannya ditahan oleh mamanya.
"Biarin aja dulu. Kamu jangan selalu manjain istri kamu."
TBC