Cast:
- Lee Seokmin as Deka (17)
- Han Min Hyo (OC)Romance (15)
~Happy reading~
"Aishh, ugh aku bisa gila!"
Gerutu Min Hyo, seharian dia hanya berguling kesana-kemari di tempat tidurnya sambil mengacak rambutnya.
Line
15:41
Minhyo
Deka~ya
Read19:30
Deka
Eo?
Read"Eo?! Hahh, apa ini? Hanya 'Eo?' Aaaaaa, ada apa sebenarnya haissh."
Gerutu Min Hyo lagi, dia benar-benar bingung sekaligus kesal sekarang ini.
19:35
Minhyo
Besok ada rapat setelah jam kuliah.
Read
19:35
Bisakah?
Read20:00
Deka
Bisa
Read20:02
Minhyo
Oke, kalau begitu besok selesai jam kuliah di ruang kemahasiswaan seperti biasa ya, banyak yang harus kita bahas.
Read20:03
Deka
Ok
Read"Whoahahh, whoahh, hahh! Yak! Sebenarnya apa yang salah eoh?! Kenapa jadi seperti ini, apa aku ada salah? Atau sesuatu yang lain? Yaaaaaakkk! Ahh aku gila!"
Lagi, Min Hyo kembali mengomel pada ponselnya. Stress, mungkin itu cukup untuk menggambarkan keadaannya saat ini. Dia benar-benar terlihat kacau. Kesal, tentu saja. Bagaimana jika seseorang di dekatmu, tak ada angin tak ada hujan tak ada petir tiba-tiba saja berubah 180 derajat sikapnya terhadapmu? Pasti menjengkelkan bukan? Rasanya seperti kau memang telah melakukan kesalahan, tapi kau sendiri tidak tau apa kesalahanmu. Ya entahlah seperti itu.
Esoknya.
Rapat sore itu berjalan lancar, Deka selaku seksi dokumentasi sudah mengabadika setiap momen rapat yang dibutuhkan. Selama rapat berlangsung pun Min Hyo tak bisa lepas dari Deka, tak bisa fokus, sesekali dia melirik ke arah Deka yang masih sibuk dengan kameranya. Pikirannya berkecamuk, banyak pertanyaan yang terlintas di otaknya tapi dia sama sekali tak memiliki keberanian untuk menanyakannya pada Deka.
"Deka~ya." Begitu rapat selesai, Min Hyo menghampiri deka yang sedang duduk dengan sebatang rokok di tangan kirinya. Tanpa menjawab, Deka hanya menatap Min Hyo yang kini sudah ada di hadapannya.
"Coba ku lihat fotonya?" Deka mendekatkan kameranya pada Min Hyo dan menunjukkan hasil jepretannya. Min Hyo melihatnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Jangan dikira Min Hyo sedang fokus pada fotonya, tidak. Justru dia sedang berperang dengan jantungnya, gerakan kepalanya itu hanyalah cara supaya dia tidak terlihat grogi. Jaraknya dengan Deka saat ini benar-benar dekat dan entah mengapa jantungnya berdebar tak karuan. Dia sendiri juga tak mengerti, katakan saja dia menyukai Deka, mungkin.
"Sudah selesai 'kan?" Deka bersuara, dan entah mengapa itu malah menambah pacuan detak jantung Min Hyo.
"Oh, ahh iya. Sudah." Min Hyo tergagap.
"Kalau begitu aku duluan."
"Eh.."
Belum sempat Min Hyo menghentikannya, Deka sudah melaju dengan motornya.
"Ah! Yakk! Bukankah seharusnya aku meminta file fotonya? Aahh benar-benar, ahh sial."
***
~Min Hyo Pov~
Hahh, sebenarnya ada apa dengannya?? Apa ada yang salah denganku?? Ahh, kenapa sikapnya berubah begini?? Apa hanya perasaanku saja??
Ahh aku benar-benar pusing, aku bingung, kenapa dia berubah padaku? Awalnya tidak seperti ini, ya aku tahu dia memang orang yang cuek tapi tidak sepertu ini. Sebelumnya, meskipun memang balasan chat-nya itu singkat aku merasa tidak se-jutek ini. Bahkan sebelum ini dia membalas chat lebih panjang dan benar-benar menyenangkan bisa dekat dengannya. Aku benar-benar merasakan perubahannya, entah hanya perasaanku saja atau memang ada sesuatu.
"Deka~ya, ada apa denganmu eoh? Kenapa aku merasa kau menghindariku? Apa benar begitu? Eoh? Yak, jawab aku, eoh?"
Hahh, kurasa aku sudah benar-benar gila sekarang. Lihat saja, bahkan aku sekarang memaki fotonya. Tidak, aku tidak menyimpan fotonya sama sekali, jangan salah paham, aku tidak berani menyimpan fotonya di ponselku. Aku takut jika ada yang mengetahuinya, aku hanya memaki foto profil akun line-nya.
Hmm, aku merindukannya. Aku merindukan saat kami mengobrol bersama, saat sesekali bercanda, saat pergi bersama, saat dia banyak bicara padahal ku kura dia orang yang dingin, saat dia meledekku. Walaupun aku sedikit kesal tapi entah mengapa aku menyukainya, aku merasa 'wah ternyata dia memperhatikanku' ketika dia meledekku. Lalu yang paling ku rindukan adalah, saat dia menyebut namaku, sambil tersenyum. Mungkin kami memang belum lama kenal, tapi entah kenapa aku sudah merasa seperti ini. Hahh, sudah kubilang kurasa aku gila, gila karenanya. Yahh anggap saja ini alay atau lebay atau semacamnya, yang jelas itu yang kurasakan, gila bukan?
Sekali lagi ku tatap foto yang ada di layar ponselku.
"Yakk! Deka~ya! Berhenti membuatku gila! Ada apa sebenarnya eohh?? Kenapa kau menghindariku?? Atau kau tahu?? Kau tahu atau kau mungkin merasa kalau aku menyukaimu makanya kau menghindariku?? Eoh?? Yakk! Asal kau tahu ya, dengarkan aku. Kalau saja, misalkan, kau memiliki kemampuan bisa mengetahui isi hati seseorang dan kau menghindar karena tahu isi hatiku. Asal kau tahu, jika memang kau tahu, bisa kah kau bersikap biasa saja eoh? Maksudku, pura-pura saja tidak tahu dan jangan menghindar. Kalau memang kau tidak ingin aku menyukaimu, bisakah kau bersikap biasa saja dan jangan menjauhiku?? Jangan membuat jarak denganku, jangan mengabaikanku seperti ini, tidak bisakah?? Aku tidak akan mengganggumu, aku juga tidak memaksamu untuk menyukaiku, cukup biarkan aku menyukaimu dalam diam, karena melihatmu menjauh lebih menyakitkan daripada memendam semua ini, sungguh. Apa kau mengerti?? Eoh?? Apa kau mendengarku?? Aku merindukanmu, bahkan aku sudah seperti orang gila sekarang karena terus berbicara dengan fotomu. Ahh Deka~ya, ahh aku gila, ahh... bogosipda, bogosipeoseo.."
~Normal Pov~
Line
17:17
Minhyo
Ah Deka~ya, aku lupa meminta file fotonya.Esoknya..
"Yak! Waeeee? Bahkan kali ini dia tidak membacanya, waee?? Asihh." Lagi-lagi Min Hyo mengomel pada ponselnya.
"Hahh ini aneh." - Park Ha Ra
"Haishh, apa dia sudah gila eoh?! Aku meminta hal yang penting tapi dia tidak membacanya aishh, dasar sia..." Min Hyo menghentikan omelannya.
"Yak! Kau tidak menyapanya??"
Tegur Ha Ra, teman dekat Min Hyo, dia juga mengenal Deka. Baru saja Deka melewati mereka berdua, Ha Ra sengaja tidak menyapanya karena agar Min Hyo yang menyapanya, tapi yang ada Min Hyo hanya diam menatapnya sampai dia menghilang dibalik pintu kelasnya.
"Aku ingin menyapanya, tapi dia sama sekali tidak melihat ke arah kita. Jadi aku takut..."
"Haishh, dasar bodoh. Kau tinggal menyapanya kenapa takut eoh? Kau pikir dia akan menggigitmu jika kau menyapanya?? Haissh dasar!"
"Hahh molla, bogosipda...Deka~ya."
.
.
.
EndAnnyeong chingudeul..
Ehehh..
Ini sebenernya niatnya mau apdet imagine sama lip accidents, etapi sesuatu ini melintas dan gatau dah ini gue nulis apaan..
Gajelas banget yak??
Ya anggep aja menu pembuka yak, doakan kubisa cepat melanjutkan ceritaku yang tertunda *kalomasihadayangnunggusih
Ehehh..Okke sudahlah
Voment jusseyo, gomawo ;)