Saat itu

15 0 0
                                    


"Bangg naek sepeda yukkkk" ucap seorang adek kecil berumur 10 tahun itu

" Gak ah males dek udah mau ujan gini " dijawab oleh sang abang yang berumur 15 tahun

"ayolah bang , manasin sepedanya mbok tika yang baru dibenerin"diketipkan matanya dengan muka memelas , sang abang sedang memikirkan dan

"Oke deh , tapi cuma keliling komplek aja ya? Lagian udah mau ujan kan" setuju sang abang dengan pasrah karna mengetahui adeknya sangat keras kepala sekali .


"dek , abang sayang banget sama adek . Pokonya abang bakal jagain adek dan gaboleh ada yang macem macem sama adek"seru sang abang yang membuat sang adek kecilnya itu senang sekali karna mempunyai abang yang sangat menyayangi adeknya .

"Abang aku emang paling the best"sambil memeluki abangnya dari belakang hingga sang abang menengok kebelakang dan....
.
.
.
.
.
.
.

"ABANG AWASSSSS!!!!"

----------semua gelap--------










Uh pusingg , aku dimana ya?apa aku sudah mati?lalu abang?mana abang ?

"Abangggggggg"

"Alhamdulillah non kecil udah bangun , nih non minum dulu yaa"ucap mbok tika saat itu

"mbok abang mana? Mama sama papa mana mbok?kok malah mbok yang disini?aku mau keabang mbok"adek kecil itu berusaha bangun dan ternyata kepala masih sangat sakit sehingga dia jatuh "non kecil istirahat dulu yaa , nanti mbok telponin mama deh , tdi si mama lagi cari makan buat non kecil"kata mbok tika lagi

Dilain tempat .


"Abang kenapa harus cepet ninggalin papa sih bang?abang itu anak kebanggaan papa bang , papa sayang banget sama abang"ucap lelaki dewasa itu pada makam yang baru saja ditutup

"sudah pah , lebih baik kita menjenguk adek kasian dia dirumah sakit"ucap sang istri menenagkan

"ENGGA MAH,DIA YANG MEMBUAT JAGOAN PAPAH MENINGGAL!!"ucap lelaki dewasa itu dengan tegas dan bernada marah "tapi pah mau bagaimanapun dia juga anak kita pah,ayolah pah abang sudah tenang disana . Aku yakin abang malah tambah sedih kalau melihat papa yang paling dia sayang seperti ini"ucap sang istri sangat lembut .
Lelaki itu sangat amat menyayangi anak lelakinya itu , karna menurut dia hanya anak laki lakinya itu yang bisa melanjutkan perusahaan yang dia punya sekarang.

3 Tahun setelah kejadian itu...


Kringg kringgg...
"Halo , dengan keluarga Alvaris Kevin disini"suara lelaki bersuara besar

"Halo bapak , saya dari Pengasuhan Harapan Boarding Scholl ingin menanyakan apakah putri dari bapak Alvaris yang bernama Alvira Naomi Alvaris ada dirumah? Soalnya sejak tadi pagi Vira tidak ada dikamarnya pak" dengan pelan pelan pengasuh itu menjelaskan

"APA?maksut ibu alvira anak saya kabur? Memang tidak tau diuntung itu anak"ucap marah sang lelaki itu

"Sepertinya seperti itu pak , bapak sabar dulu ya nanti biar kita tanyakan vira saja mau meneruskan atau belajar ditempat lain saja" ucap sang penelpon dengan memberi pilihan.
Tiba tiba
Tuutttt tuttt sang lelaki itu malah mematikan telfon sepihak

"Vira cuma kangen papa sama mama , vira mau disini aja pah vira gamau diasramain" sambil sesegukan karna nangis yang begitu dalam "papah sama mamah gapernah nengokin vira,vira iri pah sama temen temen vira yang dijenguk sama orang tuanya , vira kangennn mama sama papah "menjelaskan kembali sambil menangis dan melawan rasa takutnya


"Hahaha"lelaki itu malah tertawa nyaring "kamu tuh anak gatau diri vira!! kamu mau apa lagi sih vira? Abang kamu sudah meninggal gara gara kamu!! Sekarang kerjaan kamu cuma bikin papah sama mama malu? KELUAR KAMU DARI RUMAH INI!!!KELUAR!!!!" Ucap sang lelaki itu tegas dan sangat marah sedangkan sang istri hanya bisa menangis.


Vira bener bener tidak menyangka , kejadian 3 tahun lalu masih membuatnya dianggap menjadi anak yang tidak diharapkan dikeluarganya sendiri . "Abang , andai abang ada disini pasti abang yang bela vira kaya dulu saat papa marah , bang vira kangen abang"ucap vira dalam hati sambil melangkah pergi keluar rumah .

Bayangkan... anak umur 13 tahun diusir dari rumahnya oleh ayah kandungnya sendiri itu yang membuat vira tidak bisa melupakannya walaupun ayahnya sudah meminta maaf puluhan kali terhadap putri kecilnya itu.

Dan sejak kejadian itu.
Gue mulai memakai topeng. mengunci semua kehidupan . Yang hanya gue kenal hanya abang dan mbok tika , karna hari itu gunung kesabaran gue udah meleleh dan mengeluarkan rasa 'kecewa'

- Kecewa itu lebih dalam dari pada marah , jadi saat kamu sedang marah berusahalah untuk mengontrol emosimu agar orang disekitarmu tidak merasakan kecewa , kecewa yang mendalam-

Because FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang