SEPULUH : BROWNIES MINI CUP

602 154 85
                                    

Srek!

Ini yang ke enam kali, Leslie menggumpal kertas kosongnya, lalu melempar benda tidak bersalah itu ke dalam tong sampah di kelas ini.

"Kenapa, Les?" Menoleh, Gladys akhirnya risih juga mendengar suara yang sama berulang-ulang.

Leslie menggeleng kepalanya dengan bibir mencebik. Lagi, Gladys memutar bola matanya jengkel.

Cewek berkacamata itu kembali menghadap belakang, tepatnya ke arah bangku Dika. "Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India."

Dengan tatapan paham, Dika mengangguk, menyiapkan diri pada pertanyaan mendadak dari Gladys.

"Kitab apa yang merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh?" tanya Gladys.

Dika mengulas senyumnya. "Kitab Bharatayudha, isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari, Pandawa ngelawan Kurawa."

Gladys mengangguk, "Iya, tapi menurut para ahli, isi sebenarnya itu perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri."

Dengan dahi mengernyit, Dika mengangkat bahunya, "Enggak tau, gue cuma ngafalin yang gue baca."

Melirik jam mungilnya, Leslie lalu berdecak, "Lama banget, sih."

"Leslie kenapa?" bisik Dika pada Gladys pelan.

Perlahan, Gladys menengok ke arah Leslie. "Gak tau," sahutnya.

Dika tersenyum geli. Pantas saja Axel gak bosan-bosan ngerjain Leslie, orangnya aja moody-an banget.

"Eh, lo udah baca yang ini belum?" Gladys mengalihkan topik, ditunjuknya salah satu halaman pada buku sejarah Dika, "nama raja Mulawarman dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan dua puluh ribu ekor sapi kepada kaum Brahmana."

"Udah, tapi gue enggak tau yupa apaan."

Gladys tersenyum kecut, "Yupa itu tugu batu buat peringatan."

"Ooooh." Dika manggut-manggut.

Tiba-tiba Leslie bangkit dari bangku. Ia mengambil parfum dari tasnya, kemudian menyemprotkan cairan dari benda tersebut ke sudut-sudut seragamnya, lalu melenggang keluar kelas.

Baru beberapa meter keluar dari kelas, Leslie menghentikan langkahnya. Sekarang ia sadar bahwa dirinya berjalan tanpa tujuan.
Entah, lusa merupakan hari yang amat sangat spesial baginya. Tapi saat ini, ia seolah terbebani oleh perkara yang ia pikul sendirian. Dibukanya room chat-nya dengan Zidan untuk membaca ulang obrolan mereka tadi malam.

Razidan Dinata

Zidan?
read 10.12 pm

Apa?
10.35 pm

Gue mau ngomong.
read 10.37 pm

Gue baru balik Les, capek.
10.52 pm

Nite, love u
10.52 pm

Dan? please, penting.
10.53 pm


Leslie mendengus kesal. "Enggak guna," gumamnya, seraya memasukan ponsel ke dalam saku rok abu-abunya. Dengan langkah gontai, ia melangkah menuju kantin.

Begitu menapakkan kaki memasuki kantin, manik matanya langsung menjelajahi setiap penjuru tempat favorit anak sekolah itu. Situasi di kantin tidak terlalu ramai saat sedang ulangan seperti ini. Mayoritas murid lebih memilih mengisi otak dengan materi pelajaran, daripada mengisi perut mereka dengan makanan kantin yang kebanyakan junkfood.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang