2. Pertemuan

793 44 41
                                    

Author POV

Desyca dan tante Stella sedang duduk di taman. Mereka berniat lari - lari lagi setelah istirahat sebentar. Tadi Desyca berniat membeli es teh di warung dekat kompleks, tapi Tante Stella menyuruhnya jogging dulu, baru beli minum. Desyca sih nurut aja. Tadi dia juga melihat seorang pemuda yang juga sedang jogging sepertinya. Desyca tidak tahu dia anak SMP atau SMA karena tubuhnya terlalu kecil untuk ukuran anak SMA. Dia juga tidak melihat wajah pemuda itu. Entah siapa namanya.

"Tante..." Desyca memanggil tante Stella yang duduk di sampingnya.

"Ada apa Desycantikku? Kau haus? Ya sudah sana beli minum. Jangan lupa belikan es teh hangat untuk tante ya. Tante mau lari lagi, setelah itu pulang, kau beli es dulu, lalu pulang ya. " Kata tante Stella sambil pergi tanpa menunggu jawaban Desyca. Dia selalu seperti itu.

"Ya sudahlah." Gumam Desyca.

Eh tunggu, es teh hangat? Ada - ada saja tante Stella. Batin Desyca.

************************************

"Mas Lucas, Desyca beli es teh satu sama teh hangat satu. Yang teh hangat gulanya sedikit aja. Dibungkus pisah ya, seperti biasa. " ucap Desyca kepada Lucas, penjual teh tarik favoritnya. Meski masih kelas 12, Lucas terbiasa hidup mandiri. Meskipun dia berasal dari keluarga kaya raya, dia tidak mau merepotkan orang tuanya. Desyca sendiri sering membeli teh tarik disini bukan hanya karena tehnya yang enak, tapi Desyca juga bisa mendengar cerita masa keci Lucas yang mengasikkan. Meski terkadang Desyca juga ikut mengingat masa kecilnya sendiri dan ujung - ujungnya dia menangis dan Lucas yang kerepotan menenangkannya. Lucas paham akan hal itu.

"Ini tehnya Des. Des? Desyca?. " tiba - tiba suara Lucas mengagetkan Desyca.

"Eh, i- iya Mas. Ini uangnya." Deyca tersenyum kayak orang kebingungan.

"Kamu ini, pagi - pagi udah ngelamun, mikirin apa sih? Mikirin pacar ya?. "

"Ih, apaan sih Mas. Aku nggak punya pacar."

"Hehehe, makanya jangan ngelamun, ntar ditempelin setan. Ditempelin cogan sih nggak apa - apa." ucap Lucas sambil tersenyum jahil dan menerima uang dari Desyca.

"Ditempelin cogan pun aku nggak mau. Ya sudah, aku pergi dulu, bye!. " seru Desyca sambil melambaikan tangannya.

"Ya, bye juga. "

Ih, apaan sih Mas Lucas. Hari Minggu gini ada cogan jogging? Ya kali dalam mimpi. Yang ada mereka lagi pada tidur. Cogan banyak, tapi cogan yang rajin bangun pagi di hari Minggu dan nggak tidur lagi, itu yang jarang. Batin Desyca sambil lari - lari kecil.

Tiba - tiba...

Bruk!!.

Tiba - tiba ada yang menabrak Desyca dari arah belakang. Seorang pemuda, bertubuh pendek, bermata besar, tengah menatapnya dengan pandangan yang, entahlah. Entah kaget, khawatir, takut, atau apalah.

"Eh, so- sorry. Gue gak sengaja. Lo nggak apa - apa kan? Sorry banget ya." ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangannya pada Desyca yang sedang terduduk di jalan karena tertabrak tadi. Desyca pun menerima uluran tangan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From Juna to DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang