(9) Turnamen dan Masalah

6.7K 624 7
                                    

Aku menahan jeritan terkejutku dan lebih memilih melotot pada Regan meminta penjelasan. Ya, itu menjelaskan semuanya, kenapa gadis berambut pirang pendek itu, Jessica, sampai tidak menyukai Lily.

"Aku tidak bisa menjelaskan semuanya karena ceritanya panjang, tapi intinya Jessica cemburu karena melihatku begitu dekat dengan Lily"

"Kapan kau bertemu dengannya?"

"Bisakah kita tidak membahas pertanyaan itu? Saat ini aku tidak mau menjawabnya"

Aku menghela nafas, menepuk pundak Regan agar ia lebih tenang lalu menuntunnya untuk duduk disampingku.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Tunggu sampai pertarungan mereka selesai, lalu jelaskan pada Jessica semua kesalahpahaman yang terjadi"

Regan terlihat berat akan keputusanku, namun kemudian ia mengangguk pelan. Aku tahu ia tidak punya pilihan selain menonton semua ini hingga selesai, walaupun pada akhirnya ia hanya bisa terdiam tanpa tahu harus mendukung siapa.

Aku meringis, mencengkram punggung tangan Darren ketika Lily mendarat dengan tidak mulus diatas tanah. Ia berhasil menghindari satu kepalan tangan susulan yang diberikan Jessica. Kembali aku meringis, dan semakin mencengkram tangan Darren ketika Lily berhasil menyikut perut Jessica, namun tinjuan telak mendarat dipipinya hingga tubuhnya terjungkal kebelakang. Sial, sepanjang yang kulihat, Lily lah yang paling banyak mengalami luka berat. Tentu saja, kemampuan mereka pasti beda jauh. Dalam hati aku memaki kesal. Kenapa ability mereka tidak keluar hingga sekarang?

Menurut yang kutahu, tidak semuanya werewolf memiliki ability, namun salah satu dari anggota keluarga Lily ada yang memiliki ability, mungkin saja Lily juga berpotensi untuk memiliki ability. Untuk Jessica, aku tidak tahu. Sebenarnya ability juga jarang terbangun diumur sekarang, biasanya ketika umur duapuluh tahunan keatas.

Aku mendesah keras, bingung antara senang atau ikut kecewa dengan kekalahan Lily yang telak. Ingin sekali aku ikut turun kebawah, mengikuti Regan yang kini sedang menuruni tangga dengan gesit untuk menghampiri keduanya, namun aku tidak lupa jika ada Darren disampingku.

"Ini membosankan" ia berucap malas sambil menyandarkan kepalanya dibahuku, sesekali aku mendengarnya menghirup nafas panjang.

Aku hanya mendengarnya sambil memandangi pertandingan selanjutnya, tidak berkeinginan untuk menjawabnya. Itu ketujuh kalinya ia berucap seperti itu setelah lima menit berlalu. Aku lebih menyukai Darren yang terdiam seperti pada pertarungan Lily sebelumnya, atau mungkin Regan lebih baik berada di sampingku, karena seperti yang telah ku lihat, Darren jenis pria yang tidak suka ikut campur terhadap permasalahan pribadi orang lain.

"Aku bosan" ia memejamkan matanya dengan malas, kembali mengulang ucapannya.

"Lalu? Apa yang harus kulakukan?" aku bertanya dengan pelan.

Ia tidak menjawab dan hanya bergumam tidak jelas. Kepalanya semakin melesak kedalam hingga berhenti diceruk leherku. Aku merinding ketika hembusan nafasnya mengenai leherku. Ini terlalu intim, dan aku tidak tahu bagaimana caranya agar ia berhenti melakukan ini. Sekarang yang kulakukan hanyalah berharap agar tidak banyak orang yang melihat kami berdekatan. Dan harapan ku terkabul walaupun masih banyak yang sesekali menoleh dan menatap kami dengan penasaran.

Sorak sorai orang-orang menandakan selesainya pertandingan dengan pemenangnya adalah pria berambut pirang pasir yang sebelumnya ditantang oleh pria lain yang memiliki rambut berwarna hitam kelam. Aku mengerutkan kening, yakin jika di antara keduanya ada suatu perselisihan hingga melibatkan mereka dalam suatu pertarungan. Terlihat dari pria berambut hitam kelam itu yang kini terlihat tidak senang dan hendak kembali menyerang, namun dapat dihentikan oleh panitia pengurus.

Bound By The Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang