Ravil sudah duduk di bus nya seperti biasa Ravil duduk satu seat dengan Yassa, dan Ravil duduk di sebelah kanan agar bisa menghirup udara pagi yang sangat sangat sejuk. Langit masih belum memancarkan cahaya nya, embun pagi masih menghiasi daun daun yang tumbuh menjulang disana, terpaan angin pagi membuat rasa kantuk Ravil menimbun di mata nya dan ia pun terlelap kembali.
Ternyata sudah kurang lebih 45 menit perjalanan dari Kota Wonosobo menuju pos puncak Dieng, Ravil terbangun karena suara teman-temannya sudah mulai ramai. "Udah bangun Vil?" Ucap Yassa, Ravil hanya mengangguk dan melihat ke arah luar menikmati pemandangan.
Bus sudah terhenti Ravil berdiri dari duduknya dan menuruni bus yang ia tumpangi. Ia melirik jam tangan yang ia pakai di tangan kanannya, kini sudah menunjukkan pukul 5.30 . Ravil melihat pemandangan yang ditangkap oleh kedua matanya, perbukitan nan luas ditengahnya terdapat matahari yang baru saja keluar dari peristirahatannya. Ravil segera mengabadikan dengan kamera handphone nya.
Ravil berjalan menuju tepi jurang agar melihat pemandangan dibawahnya lebih jelas, mata Ravil tertuju pada laki-laki yanh berada 20 meter didepannya laki-laki pemakai alamater angkatan dengan kupluk abu-abu dikepala, serta sarung tangan yang membaluti kedua tangannya.
"HEYYY!"
"Ah gila gue mau copot jantung gue rasanya!" Lagi lagi Tyo membuat Ravil terkejut.
"Hahaha lagi fokus banget ngeliatin Angga"
"Hehehe enggak kok"
"Gara-gara tadi pagi dia ngebentak lo, lo gak papa?"
"Hmmmm... sakit sih tapi yaudahlah"
"Yang sabar ya Vil dia lagi beradaptasi buat nerima lo" Ucap Tyo mengelus pundak RavilSesi foto foto pun dimulai angkatan Ravil dan angkatan Angga foto bersama. Ravil duduk tepat didepan kaki Angga, Ravil tidak menyadari jika Angga berada dibelakangnya persis. Bahu Ravil terasa ada yang mencengkram, Ravil menengok keatas dan mendapati Angga mengukir senyum untuk Ravil. Pipi Ravil memerah dan mengembalikan wajahnya kedepan. "Hmmm aneh"ucap Ravil pelan.
"Siapa yang aneh Vil?" Teriak Yassa, sontak Angga menengok kearah Yassa dan Ravil.
"Lo berdua ngomongin gue?" Ucapnya datar.
"GAK!" Ucap Ravil dan Yassa berbarengan dan berdiri meninggalkan Angga. Angga tampak kebingungan melihat tingkah mereka berdua.***
"Bangun bangun udah sampe tempat makan malam" Ucap Ibu paruh baya yang mengenakan jacket serta bau kayu putih menyerbak di hidung Ravil. Ravil mengerjap-erjapkan matanya lampu tempat duduk bus sudah menyala, ia tampak celingukan mencari handphone yang tidak ada di genggamannya, Yassa pun sudah tidak ada di sampingnya.
"Hp gue mana yaa..duh" Keluh Ravil sambil jongkok memeriksa ruang dibawah kursi tempat ia duduk.
"Ini hp lo, tadi jatoh pas lo tidur." Ucap Angga menyodorkan handphone milik Ravil, "Tadi Yassa yang ngambil terus dia mau pipis jadi nitip ke gue, kebetulan gue mau ke bus ngambil power bank." Lanjutnya datar.
Ravil hanya mengangguk dan mengambil handphone miliknya "Thank you kak, gue duluan." Ucap Ravil sambil berjalan meninggalkan Angga yang sibuk mencari power bank di tasnya.
Saat di tempat makan Ravil mengambil nasi serta lauk yang sudah disediakan disana, lalu ia berjalan menghampiri Yassa dan Tyo, "gue disini ya?" Ucap Ravil saat menarik bangku miliknya. Yassa dan Tyo hanya mengangguk karena sedang menikmati hidangan yang mereka santap.
Ravil pun menyuap lauk demi lauk kedalam mulutnya dengan lahap, "Ngga sini aja masih kosong satu tempat duduknya!" Teriak Tyo kepada Angga yang sedang celingukan mencari tempat untuk duduk. Ravil tersedak mendengar omongan Tyo yang selalu saja tidak disangka - sangka. Tidak lama kemudian Angga sudah duduk disamping Ravil.
Jantung Ravil seakan berdetak lebih cepat dari biasanya, ini pertama kalinya mereka berdua makan satu meja dan berdampingan. Ravil hanya menyantap makanan nya saja tidak ada perbincangan antara Angga dan Ravil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Aku Melihatmu
Teen Fiction[TAMAT] Hari dimana pertemuan itu terjadi saat aku melihatmu untuk pertama kali.. hatiku berkata 'Tuhan aku jatuh cinta padanya' Untuk pertama kalinya diriku jatuh cinta pada pandangan pertama yang seolah olah cinta itu tidak ada nomor duanya. Hanya...