Chapter 1

11 3 4
                                    


Mobil Jeep itu mengejar sebuah motor gede yang melaju dengan kecepatan tinggi. Terlihat pengendara moge itu santai dengan ancaman dari pengendara mobil Jeep yang sedang mengejarnya. Mereka berhasil menyalip moge itu, dan langsung keluar menampakkan wajah yang emosi.

"Hoi!" Teriak salah satu pengendara Jeep setelah keluar dari mobil.

Pengendara moge itu menarik napas panjang, dan mendengus sebal. Sepertinya tangannya harus melancarkan aksinya di malam yang dingin ini, fikirnya.

Pengendara Jeep yang berjumlah dua orang itu langsung menyerbunya dengan bersamaan, membuat pengendara moge memutar bola mata, terkekeh.

Pukulan pertama melayang ke perut mereka sebelum mereka sampai di hadapannya. Sejurus kemudian, dia menendang paha mereka dengan tangan menopang jok moge-nya. Pengendara Jeep itu terjatuh, dan langsung berdiri lalu kembali melawan pengendara moge.

"Hh! Cari mati, " Ucapnya jengah.

Dia melancarkan aksinya dengan menunduk menghindari pukulan  dari mereka dan dengan gerakan cepat, dia meninju ulu hati keduanya sehingga mereka batuk darah. Mereka tergeletak di tanah, dengan kondisi yang memprihatinkan. Pelan-pelan pengendara moge itu mendekat, dan memijakkan kakinya di kaki salah satu dari mereka.

"Siapa lo sebenarnya? " Tanya pengendara Jeep dengan nada berat, menahan rasa sakit.

Pengendara moge yang sedari tadi masih memakai helm-nya itu perlahan membukanya dari kepalanya.  Perlahan, dia mulai menampakkan wajahnya, matanya, dan senyuman iblis-nya.
Pengendara Jeep itu tertegun, yang membuat mereka berlutut dan terkulai lemah ini adalah... Seorang perempuan? Kok bisa?

"Perempuan? " Kata mereka terkejut, mereka saling berpandangan satu sama lain, dan menelan ludah masing-masing. "Lo seorang perempuan?"

"Ya, aku perempuan, dan kalian laki-laki. Hal itu tidak perlu ditanyakan lagi, " Ucap perempuan itu dengan nada datar.

"Maksud kami, lo siapa? Dan, yang lo lakuin tadi..?" Mereka memperbaiki perkataannya.

"Aku Nadhira Alexandra Matthew, senang bertemu dengab kalian, dengan kesan pertama yang lumayan menguras tenaga, " Ucapnya datar dan santai, seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Nad-nadhira? " Ucapnya gemetar. "maaf, kami menganggu ketenanganmu, kami pergi dulu." pamit mereka seakan susah untuk bergerak.

"Ya, aku maklumi. Kalian belum tahu tentangku. Tapi setelah ini, aku tidak mau melihat kalian menganggu ketenanganku lagi, ataupun yang berhubungan denganku. Tapi, jika kalian menginginkan kematian dariku, aku akan memberikannya untuk kalian, " Ucap perempuan itu, yang kini sudah menaiki mogenya. "itu hal yang mudah."

"I-iya, " Sahut kedua orang itu tegang.

***

"Ya ampun, Non Dira ini kenapa, sih? Kenapa bisa seperti ini?" Tanya bi Lali, terkejut melihat keadaan Dira saat dia sedang terkulai di atas sofa.

"Tidak apa-apa, bi. Aku cuma habis sarapan malam saja, " Ujar Dira, meregangkan otot-ototnya.

"Dimana-mana sarapan itu pagi, bukan malam, Non. Ah, Non Dira mah ada-ada aja, " Celoteh bi Lali, mengoreksi kata-kata Dira.

"Aku bilang pagi, malam, atau sore, memang ada masalah apa yang ditanggung bi Lali? Tidak ada, 'kan?" Dira menyangkal celotehan bibinya dengan serius, dia tidak suka bercanda, dan tidak pernah bercanda.

"M-maaf, Non. Bi Lali cuma bercanda, " Sekilas, wajah bi Lali berubah menjadi murung dan menunduk.

"Lain kali, kalo mau bercanda itu pilih di tempat yang pas, bukan di sini, " Ujar Dira memandang malas wajah bibinya, kemudian pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADHIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang