Katakan padaku....
Bagaimana harusnya aku mencintaimu.
Kala nilaiku tak lebih dari pengecut, saat cintaku sekedar umbar kata sayang...Jelaskan padaku....
Bagaimana harusnya kuperjuangkan cintaku.
Kala malam kau menawarkan hatimu padaku..
Di awal pagi, kau sematkan pagar kokoh di halamanmu yang kau sebut adat.Harusnya kuucap maaf untuk umbar sayangku...
Tapi tegas kuurungkan kemudian.
Sebab, kuyakini dengan pasti.
Aku bukanlah seorang pejuang.
Aku hanyalah seorang petaruh.
Yah, petaruh.
Ku bertaruh, pada sebuah keberuntungan.Untuk pagi ini kupandangi wajahmu di balik kokoknya pagar itu,
Esok, akan kupertaruhkan keberuntunganku.
Sebab kuyakin, kokohnya pagarmu takkan pudar dan kan semakin tebal beriringan waktu.
Esok, kubertaruh bukan pada mata dadu.
Tapi keberuntungan akan membuatku mampu membuka pagar itu disaksikan sejuta mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DALAM KELAMBU
PoetryTempat terbaik untuk bersembunyi. Menyembunyikan pikiran dari angin, nyamuk berisik, bahkan dunia besar.