Belajar Melepaskan Dirinya.

66 3 0
                                    

Akhirnya kita sampai disini.
Aku benci bagian ini.
Selalu benci.

Aku benci dimana kita harus ber-pergian bersama
Dengan suasana yang berbeda.
Sebagai teman.

Iya,sebagai teman.

Tak ada lagi bergandengan tangan.
Tak ada lagi suruhan "kok ga di peluk?" Saat aku duduk dijok motor belakang.

Tapi aku tau kamu masih sama.
Dengan segala senyum mu.
Candaan mu.

Aku juga masih sama disini
Selalu berharap
Aku dan kamu masih bisa seperti dulu.

Terlalu muluk kah?
Mungkin bagimu Iya.

Entah sudah berapa kali aku harus menghadapi situasi ini,dan aku meng-iyakan.
Entah sekedar ngopi,atau aku membantunya mengerjakan tugasnya.

Aku duduk didepanya
Dia selalu tau,aku tak suka duduk sampingnya.

"Kenapa sih lo mau duduk depan gue?salah emang sebelah gue?" Tanya dia 3 tahun yang lalu.
"Gak apa, kalo sebelah lo gue ga bisa liat muka lo" jawabku sambil senyum-senyum.
"GAK JELAS" ujarnya sambil tertawa,jawaban andalanya.

Percayalah... setiap kali aku meng-iyakan ajakannya untuk pergi, artinya aku juga meng-iyakan hati ku berdetak 10 kali lebih kencang.

Dan hari ini juga.
Perasaan yang selalu sama.
Hari ke hari.



KU YAKIN KITA KAN TERBIASA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang