"Apa kau tahu Jaehyun jatuh cinta padamu?"
Aku yang baru mencicipi sedikit cokelat panas langsung tersedak karenanya.
Taeyong hyung segera menaruh cangkirnya sendiri di meja dan menepuk nepuk punggungku. “Kau baik-baik Jaehyunie?” Tanyanya khawatir.
Aku mengangguk, terbatuk beberapa kali, kemudian memelototi Johnny.
Taeyong hyung menatap Johnny sambil cemberut. "Tidak lucu Youngho. Jaehyunie bisa mati tersedak-"
"Aku serius. Aku bisa melihatnya dari cara dia memandangmu."
"Johnny hyung." Aku merengek. Mataku memintanya untuk diam. Jantungku berdetak gila. Gugup luar biasa jika bahasan ini tetap dilanjutkan.
Johnny memilih tidak peduli. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Taeyong. Menunjukkan betapa seriusnya dia.
"Dia tergila-gila padamu seperti aku tergila-gila padamu Taeyongie." Jelas Johnny.
Taeyong hyung mengerutkan dahi. Memandangku dan kekasihnya bergantian. "Apa maksudnya ini?"
Aku sudah akan pergi ke pintu. Johnny lebih dulu ke sana dan menguncinya. Menahanku agar tidak bisa pergi.
Johnny mengambil napas. Terlihat berpikir sebentar tapi jelas tidak akan merubah keputusannya. Kami berbagi tatapan. Aku memohon padanya untuk berhenti tanpa kata-kata. Johnny menggeleng.
Sekali lagi Taeyong hyung menjadi pusat perhatiannya. Aku membuang muka. Menunggu kemungkinan terburuk.
"Maksudku adalah aku tidak keberatan berbagi dirimu dengannya."
Taeyong berkedip. "Apa?"
Aku terdiam, terlepas dari usaha terbaik untuk mencari alasan dan bantahan akan pernyataan itu di kepalaku. Sayangnya gagal. Bibirku kelu. Aku hampir terserang panic attack saat itu juga.
Apa Johnny sudah gila?
"Kau mendengarku baby." kata Johnny mendekat. Mengusap pipi Taeyong hyung lembut. "Dia menyukaimu. Apa masalahnya?"
“Kau rela membagiku dengan orang lain? Seriously Youngho? Aku bukan barang!” Taeyong hyung terdengar kecewa dan marah.
"Hanya untuk Jaehyun.” Tekannya. “Ini yang terbaik untuk kita.”
"Pasti ada yang salah di sini. Jaehyunie adikku," kata Taeyong. “Dia tidak mungkin menyukaiku seperti itu. Benarkan?”
Aku merasa pusing. Aku duduk di sofa dan memilih diam.
Kacau. Semuanya kacau karena aku yang tidak bisa menyimpan perasaanku lebih baik. Kenapa Johnny hyung melakukan ini untukku?
Aku takut. Pikiranku dipenuhi ketakutan.
Apa Taeyong hyung akan membenciku setelah ini?
"Kau hanya belum menyadarinya." Kata Johnny setelah melirikku sebentar. "Aku akan memberi waktu kalian untuk bicara."
Dia melangkah keluar meninggalkan Taeyong hyung yang terlihat shock.
Taeyong hyung duduk di sampingku setelah cukup lama terdiam dan menimbang-nimbang. Matanya masih dipenuhi kebingungan.
"Jaehyunie. Itu bohong kan?"
Aku tidak bisa melihat mata Taeyong hyung secara langsung.
"Jaehyunie-"
“Hyung, apa alasanku yang hyung pikirkan saat aku pergi meninggalkanmu?”
Aku tidak menjawabnya langsung. Justru memberikan pertanyaan lain.