1

696 39 2
                                    


Indonesia 19 Desember 3012,17.15 p.m

Seminggu setelah kehancuran dunia terjadi.

Belona’s pov.

“DOORRR!! DORRR!!!”

Dua peluru yang kutembakkan sukses menumbangkan dua zombie yang berjalan lunglai ke arahku.

Aku kembali melangkahkan kakiku untuk mencari tempat singgah malam ini. liburan kali ini benar-benar kacau. Aku berlibur ke Indonesia karena ketertarikanku akan budayanya. Orang tuaku memberikan tiket pesawat ke Indonesia saat ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun 10 Desember lalu, saat kehancuran dunia ini terjadi aku masih berada di Indonesia, aku tidak bisa menghubungi keluargaku di New york sana. Sampai sekarang aku bahkan tidak tahu apakah keluargaku selamat atau tidak. Mataku menangkap sebuah bangunan mini market di ujung jalan.

“Apa di sana saja ya?mungkin aku bisa menemukan beberapa bungkus roti dan beberapa botol air untuk mengisi perut ini.” pikirku.

Perut ini benar-benar tidak bisa diajak kompromi, maklum saja karena aku tidak menyantap apapun selama 5 hari ini. Nafsu makanku yang lumayan banyak ini menyebabkan perbekalanku habis saat hari ke 4.Tanpa pikir panjang lagi, kuarahkan kakiku berjalan ke arah mini market itu.

“Grrrrhhhhh!!!” erangan mengerikan itu tertangkap oleh telingaku.

Sial.

Aku menoleh kebelakang dan kulihat seekor zombie berjalan mendekat ke arahku, langsung saja kupasang kuda-kuda serta mengacungkan pistolku ke kepalanya, bersiap untuk meledakkan wajah jeleknya itu.

“Clek” oh tidak! sial, peluruku habis.

Zombie itu semakin dekat dengan posisiku berdiri. Aku merogoh saku jinsku untuk mengambil peluru, dan tidak kutemukan. Sekarang aku panik! zombie itu semakin mendekatiku. Kulihat wajahnya yang keriput hijau kehitaman, dari mulutnya menetes lendir kemerahan yang kuduga darah, gigi-giginya tajam, dan matanya melotot ke arahku.

“Bruukk” Tiba-tiba saja zombie itu melompat dan menerjangku yang berdiri mematung. Kepalaku terbentur aspal keras, membuatku merasa pusing dan pengelihatanku mulai kabur. Aku memekik kaget, rasanya jantungku berhenti berdetak.

Zombie ini mencoba menggigitku dengan gigi tajamnya. Aku berusaha sekuat mungkin agar ia tidak menggigitku dengan mendorong dahinya supaya menjauh dari pundakku. Bisa mati aku kalau ia sampai menggigitku. Yang kulihat seminggu ini, virus mayat hidup ini menyebar melalui gigitan dan air liur atau darah, sehingga kalau aku tergigit aku akan menjadi salah satu dari monster buruk rupa ini.

“Ya tuhan…apakah sekarang saatnya? apa aku akan mati dengan cara ini?” ucapku dalam hati berkali-kali, tubuhku bergetar hebat karena ketakutan, kupejamkan mataku, aku tak bisa melihat gigi-gigi tajam itu menembus kulitku dan merobek dagingku.

“DORRR!! DOORRRR!!! DORR!!” suara nyaring itu membuatku kaget.

“Brugghh” uukkhh, zombie ini menimpaku. perlahan-lahan kurasakan sesuatu yang hangat membasahi bajuku, cairan ini baunya sangat amis dan menyengat.

Pengelihatanku masih kabur karena kepalaku membentur aspal keras tadi. Samar-samar mataku menangkap sosok seorang pria yang menggendong ransel di punggungnya.

Siapa dia? Tanyaku dalam hati sebelum pengelihatanku kembali memburam dan dunia menjadi gelap.

Ares’ pov.

Tangan kananku menyingkirkan beberapa ranting yang menghalangi jalanku sementara tangan kiriku tetap menggenggam pistol untuk berjaga-jaga.

Hari mulai gelap, aku harus mencari tempat untuk bermalam.

3012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang