36. Love It

230 9 0
                                    

"Maaf".

Sela membuka pembicaraan lebih dulu.

"Untuk apa??". Aku menatap Sela dengan bingung.

"Maaf, karena aku. Kau jadi salah paham terhadap hubunganku dengan Shin. Perlu kau ketahui hubunganku dengan Shin hanyalah sebatas sahabat, tidak lebih dari itu. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Hanya Glen lah yang menjadi satu-satunya pria yang kucintai".

Sela kembali melanjutkan perkataannya padaku.

"Glen mengalami kecelakaan dan koma selama beberapa bulan. Pada saat yang bersamaan, bisnis yang dikelolah oleh Glen mengalami krisis. Aku benar-benar merasa bingung pada saat itu, sehingga aku meminta Shin untuk membantuku".

Ohh astaga, aku merasa seperti gadis yang paling bodoh karena salah paham terhadapnya.

"Bahkan jika kau membenciku itu adalah hal yang wajar".

"Kau tidak harus berbicara seperti itu. Harusnya aku yang minta maaf terlebih dahulu. Karena telah memiliki prasangka yang buruk terhadapmu". Aku menatap Sela dengan perasaan bersalah.

"Tidak Dizta. Kau tidak salah sama sekali, ini semua memang kesalahanku".

"Semua ini hanya kesalah pahaman jadi aku rasa tidak ada yang harus di salahkan. Oke..".

Aku mencoba sebisaku untuk membuat Sela tidak khawatir terhadapku. Well hubunganku dengan Shin telah membaik jadi aku rasa sudah tidak ada lagi yang harus di salahkan.

"Dizta".

Aku menoleh padanya, yang tengah menggenggam tanganku.

"Shin itu sangat mencintaimu dan aku rasa baru kali ini aku melihatnya begitu antusias pada seorang wanita".

"Apa maksudmu?". Tanyaku dengan heran padanya.

"Kau harus tahu, bahwa selama ini Shin sama sekali tidak pernah benar-benar tidak memperhatikanmu. Yaa meski dia terlihat dingin dari luar. T
api dia selalu memperhatikan apa yang kau lakukan dan dengan siapa kau bergaul. Bahkan Shin memata-mataimu sejak lama".

"Itu tidak mungkin".

"Itu benar Dizta, Shin selalu menceritakan bagaimana dia bertemu denganmu dan bagaimana beruntungnya dia bisa memilikimu. Kau tahu bahkan dia tidak pernah bosan untuk menceritakan tentangmu kepadaku".

Wajahku terasa panas mendengar hal lain lagi mengenai Shin selama ini, jujur rasanya aku sangat bahagia dan takjub akan kekonyolan yang dia lakukan selama ini terhadapku.

"Aku rasa sebaiknya kita kembali kedalam, karena mereka mungkin sudah menunggu kita".
Sela berjalan lebih dulu dan aku mengikuti di belakang.

Saat kami masuk Shin dan Glen menyambut kami dengan wajah yang muram.

"Darimana saja kalian??". Ujar Shin dengan nada kesal.

"Apa kalian telah melupakan suami kalian yang tampan ini??" timpal Glen.

"Heii heii kami hanya mengobrol sebentar bukan mencari pria lain untuk dijadikan pacar". Sela menjawab dengan penekanan.

Kini aku tau bagaimana kedudukan Sela yang sebenarnya diantara mereka. Hal itu terlihat jelas dengan wajah bungkam mereka.

"Ahh aku rasa aku dan Dizta harus pergi, kami ada kencan". Shin menarikku untuk segera pergi meninggalkan Glen dan juga Sela.

"Yasudah kalau begitu, hati-hati dijalan ya".

Setelah berpamitan pada Glen dan juga Sela, aku dan Shin pergi meninggalkan mereka.

"Bagaimana sekarang, apa kau sudah tidak salah paham lagi padaku??". Shin mensejajarkan langkahnya padaku untuk mendengar jawaban yang aku berikan.

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang