delapan belas

80 22 22
                                    

  "Yell, gue nyerah sama perasaan gue ke lo. Tapi seenggaknya, gue sekarang tau, apa artinya berjuang. Dan gue gak akan pernah nyesel sama semua yang udah gue perjuangin," ....

---------------------------------

"JADI, gimana? Menang?" Felicia bertanya. "Sori, Yell. Tadi gue sibuk, gak bisa nonton." 

"Menang dong, gue," Rahiel terkekeh. "Oh iya, Fel, lo udah kasih laporan ke Arfi, 'kan?" 

Felicia mengangguk, "Udah. Udah, kok! Eh, nih, minum dulu," Felicia memberi sebuah botol minuman kepada Rahiel.

"Ah, iya. Makasih," Rahiel menerima botol minuman itu dengan senang hati, lalu menegaknya sampai isinya habis.

"Hahaha, haus ya?" 

"Iya. nih," Rahiel menyerahkan botol minuman itu lagi. "Makasih." 


---


Rahiel kaget sekali saat melihat chat list-nya. Pertama, Setelah kejadian yang membuatnya marah, dan ia meninggalkan grup, Rahiel menyadari kalau dirinya juga salah, tapi yang membuatnya kecewa sekarang adalah tidak ada satupun dari anggota JJK yang mengundangnya kembali ke grup itu.

Kedua, Chat dari Aidan. Dan ketiga ... chat dari ...

Rivzy. 

Aidan ; Lo menang ya? Tadi gue liat. Ahahaha selamat ya. Oh iya, apa semua tugas lo udah selesai? Um ...

Rahiel tersenyum tipis. Lalu membalas pesan Aidan. 

Iyell ; Wkwk, iyaa menang nih. Makasih ya. 
Iyell ; Udah sih, ini gue mau ganti baju dulu, terus keliling. Emangnya kenapa? 

Rahiel segera keluar dari room chat Aidan. Ia mau membalas pesan yang lainnya. Pesan dari Rivzy. Sebenarnya, Rahiel sendiri bingung. Bukankah Rivzy yang marah dengannya? Terus, ada apa dengannya sampai menghubungi Rahiel lagi? 

Rivzy ; Jam 3 nanti, bisa pergi ke taman belakang? Ada yang mau gue omongin,
Rivzy ; Sama lo.

Rahiel mengerutkan dahinya. Triiiing! Ada chat masuk lagi dari Aidan.

Aidan ; Kalo lo mau, keliling festival sama gue, yuk? 

Mampus gue.


---


Ini lebih buruk daripada saat Vanya marah, atau saat Lisa nyinyir. Ini juga lebih buruk daripada rumor kalau soal UN nanti akan dibuat essay

Kenapa sih, saat Aidan mengajaknya, selalu bentrok dengan ajakkan Rivzy juga?

Oke. Calm down, Rahiel. 

Rahiel mencari cara, berpikir jernih. Ini sama pusingnya, kalau disamakan saat Rahiel sedang memikirkan apa tujuan dan makna dari alam semesta atau apa tujuan sebenarnya orang hidup. Walaupun dia bukan anak IPS, tapi setidaknya tingkat kemahiran Rahiel lebih jauh daripada Dimas, Derry, maupun Ilham, yang tak lain adalah mantan-mantan pacarnya.

Rahiel mulai membalas pesan kedua cowok itu. Mulai dari Rivzy

Iyell ; Boleh. Ini udah mau jam 3, gue ganti baju dulu ya, tapi.
Iyell ; Jangan tinggalin gue, kalau gue telat.

[RGS 1] To, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang