chapter 1

6 1 1
                                    

Semua murid SMA harapan bangsa pun bertepuk tangan ria menyambut siswa baru di Sekolahnya. Termasuk Andi Prasetiawan, dia sangat antusias menyambut adanya adek kelas di Sekolahnya. Ya, termasuk adik kelas incarannya sejak SMP dulu. Tria Dewanti namanya, anak ke tiga dari lima bersaudara ini paling cantik di antara saudara-saudaranya karena dia adalah satu-satunya anak perempuan yang dimiliki orang tuanya.
"Loh, itu bukannya Tria. Adek kelas yg Lo incer sampe sekarang?", Tanya doni.

"Iya, udah SMA tambah cantik aja ya?"

"Bisa aja Lo"

"Udah, ayo liat papan pengumuman. Kita ada di kelas mana"

Di koridor menuju ruang TU mereka bertemu, namun tak ada yang menyapa. Tak sabar, Doni langsung menyapa Tria dengan PeDenya. Tria pun menjawab sapaannya dengan santai tak ada groginya.
Hp Andi bergetar, menandakan ada pesan masuk.

"ntar pulang sekolah anterin aku ke toko buku, ya. Sekalian ayo cari makan "

Pesan itu tak dibalas Andi, karena Vera yang mengirimkan pesan.

"Eh, kenapa diread doang? Bales dong. Takut sama Dede cantik?" Sahut Doni tanpa malu

"Apaan sih, gue ilfeel banget sama dia. Jangan bahas dia lagi, males banget" jawab Andi dengan kesal, mengingat Vera mantan Andi yang dulu over protektif kepadanya.

⭐⭐⭐

"Udah lo siapin barang-barangnya?" Tanya Dewi tentang perlengkapan kemah.

"Beres, semua sudah dicek"

"Eh, denger-denger Andi jadi ketua pelaksana?"

"Gatau, yang gue tau dia cuman anak Pramuka aja"

Bel berbunyi menandakan apel pembukaan dimulai. Semua peserta kemah Sabtu Minggu berkumpul di lapangan tengah. Lima menit kemudian, wajah Tria terlihat pucat dan dia berdiri sempoyongan. Cepat-cepat Dewi menggandeng Tria untuk ke ruang kesehatan. Tak sampai di ruang kesehatan, Andi menggendong Tria yang sudah pingsan menuju ke ruang kesehatan.

"Dek, bangun dek"

Suara itu terdengar di telinga tria, sehingga dia sadar. Tria masih seperti orang bingung, melihat-lihat atap ruang. Dan akhirnya dia berbicara.

"Aku kenapa kok bisa di sini, kak?"

"Tadi kamu pingsan, dek. Kamu istirahat' di sini aja ya, gak usah ikut kegiatan. Pasti kepalamu pusing"

Tria pun menuruti perintah Andi untuk istirahat di ruang kesehatan.
Tak lama, perut Tria merasa lapar. Tria ingin makan, namun nasi bungkus belum dibagikan. Kemudian, Andi membawakan martabak manis kesukaan Tria. Dengan lahap, ia menyantapnya.

Lagi-lagi, perhatian Andi pada Tria dimulai. Andi memberi tumpukan selimut untuk bantal Tria. Namun Tria menolak. Perjuangan Andi tidak sampai di situ, Andi menawarkan sebungkus nasi jatah makan malamnya untuk Tria, lagi-lagi Tria menolak. Dan perjuangan itu berakhir karena adzan isya.
Tria meminta tolong agar dirinya diantar ke tempat wudhu.
Hanya Tria dan theta kakak PMRnya saja yang ada di ruang kesehatan, Andi membuka pintu ruang.

"Loh, theta. Kok Lo biarin Tria sendirian. Bantuin apa kek, ajak omong kek"

"Lah dia habis sholat, masa ya langsung gue ajak omong"

Andi pun menanyakan keadaan Tria saat itu.

"Dek, sudah mendingan kah?"

"Masih pusing sih kak, tapi mendingan daripada tadi"

"Ya udah, buat istirahat aja. Gak usah kemana-mana yah."

"Tapi, kak. Aku pengen ke luar.emang di luar ada apaan sih?"

"Biasa, cuman refreshing aja. Nggak ada apa-apa"

"Hmm tapi aku pengen ikut kak"

" Kamu di sini aja, apa aku yang nemenin kamu? Gak usah keluar, nanti kamu sakit lagi kasihan kamu"

"Aaah kakak"

"Ya udah ayo, nanti kalo pusing lagi kamu cari aku atau bilang ke kakak PMR ya.kamu tahu kan anak PMR yang mana?"

Tria, andi, dan Eric pun berjalan menuju lapangan depan. Di depan lab kimia, tiba-tiba tangan Andi merangkul pundak Tria. Tria pun berdehem mengisyaratkan kepada Andi agar melepaskannya, namun Andi pun acuh dengan dehemannya.

Andi mencarikan teman-teman Tria, dan akhirnya Tria bertemu dengan teman-temannya.

"Tria, ada kakak yang cariin kamu tuh"

Tria pun menoleh ke belakang, di situ ada Andi

" Dek, nanti kalo sakit bilang ya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Youre My Moonlight, My Stars, And My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang