Aku kembali, dan ini bukan chap akhir. Ending aku undur ke chap selanjutnya, ya.
**
Selesai berlari beberapa putaran di taman kompleks, Adit beristirahat di bawah pohon beringin yang ada di sudut taman. Cowok itu berniat pulang setelah menghilangkan lelah pada tubuhnya.
Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru taman sebelum menangkap sosok cewek yang mengantri pada penjual rujak es krim.
Mengabaikan lelahnya, Adit bangkit sambil mengalungkan kembali handuknya.
"Antri dong, Mas. Saya dari tadi."
Terdengar suara Gessa yanag memprotes cowok tinggi di depannya. Cewek itu meletakkan kedua tangannya di kedua pinggang sambil menatap marah pada cowok berambut coklat tersebut.
"Gue duluan keles."
"Enak aja. Orang baru dateng main nyrobot aja," sahut cewek itu tidak terima. Gessa semakin menatap gesit pada cowok tersebut.
Yang dimarahi lebih memeilih melempar senyum genit sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Itu matanya kenapa, Mas? Kelilipan apa belekan, genit banget jadi cowok."
Cowok itu menatap Gessa tidak suka. Senyum genit sambil cengengesan tadi luntur entah kemana. "Manis sih orangnya, tapi judes. Kelihatan banget aura jomblonya."
TING!!
Otak Gessa merespon dengan cepat ucapan cowok itu. Baru saja akan memukul perut cowok berwajah tanpa modal tersebut, suara yang familiar menyambangi telingannya.
"Rujak es krim dua ya, Pak. Dibungkus, yang satu ekstra es krim."
Gessa bersama dengan cowok itu melongo mendapati orang lain lebih dulu menyelanya.
Terlebih Gessa. Cewek itu heran mengapa Adit bisa ada di hadapannya dan menyela antriannya yang susah payah ia perjuangkan. Sejak ia lari ah ralat, jalan pagi tadi, ia tidak melihat Adit sama sekali.
"Ayo pulang," kata Adit sambil menenteng dua gelas rujak es krim. "Makasih ya, Bang."
Abang penjual rujak es krim tersebut mengangguk dan tersenyum lebar pada Adit. Selain karena dirinya tadi kesal pada kedua calon pembelinya yang malah adu mulut, ia juga mengenal baik Adit.
Cowok itu setiap Minggu paasti membeli rujak es krimnya. Entah satu gelas ataupun lebih. Yang pasti, selalu dibawa pulang.
"Dan lo, cowok kan? Nggak tau aturan antri?"
Adit menatap cowok yang sama tingginya dengan dia dan menarik lengan Gessa menjauhi area taman kompleks.
"Resek banget," umpat cowok yang tadi beradu muut dengan Gessa.
"Mas Adit memang begitu orangnya. Dia nggak suka liat orang yang nggak disiplin," timpal abang penjual rujak.
Cowok itu mendengus tidak suka. "Kaya abang tau banget."
"Dia langganan saya, Mas."
"Serah, deh." Cowok itu menatap ke belakang dan mendapati kedua cewek cowok yang berjalan beriringan tanpa memutus genggaman. "Btw, cewek tadi manis juga, wajahnya imut lagi."
Abang tukang rujak tersebut menatap kasihan pada cowok di hadapannya. "Udah telat, Mas."
"Kenapa?" tanya cowok itu heran.
"Mbak Gessa kan pacarnya Mas Adit," kata abang tersebut sambil menyerahkan bungkusan rujak es krimnya.
Cowok itu menerimanya sambil mengingat nama Gessa. Nama tersebut tidak asing sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Has Taken || #wattys2018
Teen FictionHighest Rank #158 "Dasar Jones." "Kamu juga belum pacaran." "Kalau gue emang dasarnya pengen single. Single itu prinsip kalau jomblo itu nasib, sama kaya lo." Gessa Askara, siswi yang paling anti buku terpaksa masuk ekskul Perpuswork karena menghind...