"mah, kalo sudah besar nanti aku mau jadi polisi"
Aku sering main polisi penjahat sama papah. Aku selalu menjadi polisi, papah jadi penjahatnya. Setidaknya alur wajibnya adalah polisi harus menangkap penjahat. kalau lagi tidak ada papah, aku biasanya main polisiannya sama mamah. Tapi mamah terlalu mudah untuk dibidik, gak seru. Pokoknya kalau besar nanti, aku bakalan jadi polisi.
Aku tidak penah ketinggalan untuk menonton acara tv kesayanganku. Tidak tidak, bukan kartun, lebih seru lagi, Police Case. Yang kutahu police itu polisi, makanya aku senang. Di acara tersebut, kulihat polisi polisi berseragam lengkap, ada yang mengatur alu lintas, meneliti kasus, dan yang paling kugemari, ketika mereka menangkap penjahat. kata kata yang selalu sama "jangan bergerak, kalian ditahan". Mereka keren kan? Coba kalau tidak ada mereka, pasti banyak penjahat dan lalu lintas bakalan kacau. Waktu itu umurku masih 4 tahun
"nak, kalua kamu jadi polisi, yang amanah, jangan menyelewengkan amanah, kamu mengabdi untuk negara, dibayar negara"
"Papah tenang saja, aku ini mau jadi polisi, bukannya jadi penjahat, papah kan tau aku benci penjahat"
"Kamu itu masih polos, belum tau hitam putihnya dunia, jangan sampai lingkungan mengubah niat bagusmu"
"kan niatku sudah dari kecil pah, aku gak mungkn terpengaruh" aku mulai mengambil pistol dar belakang saku, papa lagi lengah.
" Yha, semoga saja kamu...." DOOORRR, sial gak kena. Papa masih gesit kayak dulu
" hey, kamu masih 100 tahun lebih cepat untuk mengenai papah hahahaha"
" Yah, kesempatan langka padahal" kecewa
" kamu ini, lg dinasehatin malah nyuri kesempatan, sudah SMA kelas 3 masih doyan main pistol pistolan" nada bicaranya sedikit naik. tidak, dia tidak marah
"kan masih seru pah hehe, lagian siapa bilang ini Cuma permainan anak kecil" aku berusaha berargumen.
"Yaudah, jangan lupa lari sore, papah denger pull upmu sudah 14, lanjutkan, papah mau mandi dulu"
"siap ndan!!" balik kanan gerak
Sampai aku SMA kelas 3, aku masih sering main pistol pistolan bareng papah. Kadang juga bareng mamah. Permainan ini tidak pernah bosan kumainkan. Alurnya selalu sama, Cuma penjahat yang sekarang gak mau ngalah lagi kayak dulu.
YOU ARE READING
Negeri Para Bedebah
Non-Fictiondi negeri para bedebah, kejahatan sudah terlalu banyak dilakukan hingga tidak lagi disebut kejahatan