Baru saja sebuah pesan singkat diterima Mario.
Lo di mana? Pagi2 udah minggat aja. Dicariin mama tuh
Mario menepuk dahinya. Ia lupa berpamitan. Karena terlalu bersemangat, tadi pagi ia berangkat begitu saja.
Belum sempat membalas pesan dari adiknya, Freya dari belakang menyentuh bahunya keras.
"DOR!" teriak Freya, mencoba mengagetkan Mario dan berhasil.
Mario terlonjak kaget. Freya lantas tertawa karena aksinya berhasil.
"Kaget gue," keluh Mario.
Ia menoleh ke belakang dan mendapati Freya dengan kepala masih terbungkus handuk kuning. Wajahnya tampak segar natural. Aroma manis menguar dari tubuh gadis itu. Freya masih tertawa kecil, sambil mengusap-usap lembut rambutnya dengan handuk.
"Nih, instagram gue udah balik. Thanks banget ya... eh, siapa nama lo? Sori gue lupa."
Mario mengulurkan tangan kanannya. "Mario," sahutnya memperkenalkan diri.
"Oh yaa, Mario. Mario yang pengen kenalan sama gue?" goda Freya sambil menaikkan alis.
Keduanya tertawa bersamaan.
Mario mengalihkan pandangannya dari Freya ke ponsel lagi, berniat membalas pesan dari Veren yang masih diacuhkannya.
Gue di rumah Freya.
Sesaat sebelum mengirim pesan itu, Mario memiliki ide lain. Ia tidak akan membalas pesan dari adiknya dengan kata-kata.
"Foto yuk, sekali aja," ajaknya pada Freya.
Freya menoleh dengan mata memicing. "Lo baru kenalan udah ngajakin foto?"
Mario memutar bola matanya. "Adik gue bilang lo humble, ternyata..." ujarnya, membiarkan kalimatnya menggantung.
Gadis di sebelahnya tertawa sekilas lalu memukul lengannya keras. "Brengsek!" sahut Freya sambil mendekatkan diri ke Mario yang sudah siap dengan kamera depan ponselnya.
"Udah," kata Mario sebelum Freya siap berpose.
"Ih apaan! Jelek guenyaaaa," rengek Freya tidak terima.
Mario memang sengaja mengambil foto bersama Freya saat Freya tidak siap, supaya terlihat lebih asli untuk Veren.
Tanpa menunggu lagi, foto itu langsung dikirimnya ke Veren.
Makan tuh, tulisnya memperjelas foto yang baru saja dikirim.
"Cewe lo?" tanya Freya. Ia kembali menggeser duduknya ke posisi awal agar tidak terlalu dekat dengan Mario.
Mario menoleh. "Kepo?"
"Ya udah, ga jadi tanya."
"Bukan cewe gue. Adik gue tuh," jawab Mario akhirnya.
"Cewe lo mana? Adik lo bilang, lo playboy. Gue harus hati-hati sama lo," kata Freya sambil mengetuk-ngetukkan telunjuknya ke dagu.
"Ada dua poin yang gue tangkep dari omongan lo barusan," kata Mario datar tanpa melihat Freya, sengaja memancing perhatian gadis itu, dan berhasil. "Pertama, lo takut deket-deket sama playboy. Kedua, lo pengen tau gue udah punya cewe atau belum."
Ucapan Mario sukses membuatnya tersedak. Diminumnya air mineral yang tadi ia suguhkan untuk Mario, hingga tandas.
"Kenapa?" tanya Mario sambil tersenyum jahil, dan dibalas dengan acungan jari tengah Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartburn
Romance"Don't fight for me. Let's fight for us, together." -Freya Levina ♡ sequel of "Heartbeat" © 2016 by ohjuliette