Rindu

2.3K 130 8
                                    

Sudah seminggu sejak kepergian kak Ali ke Dubai, aku sangat merindukan dia. Biasanya pagi pagi seperti ini dia sudah ada didepan rumahku untuk bertemu Ibu atau bahkan hanya untuk teriak teriak tidak jelas yang bertujuan untuk mengangguku. Kini aku rindu semua itu, eh Astagfirullah aku tidak boleh seperti ini. Lebih baik aku membaca Al Qur'an dan menceritakan semuanya kepada sang pemilik hati. Aku memang merindukannya, tapi aku lebih merindukan Rasulullah SAW.

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirrabbil alamin

Arrahmanirrahim

Drtt.. Drrtt..

Belum selesai aku membaca surat pembukaan handphoneku sudah berdering lama menandakan ada telpon masuk. Aku tidak menghiraukannya dan melanjutkan bacaanku.

Drrrrrttt.. Drrrttttt....

Deringnya semakin menggangguku dan seolah memaksaku untuk melihatnya. Saat kulihat ternyata itu dari mba Lina sepupuku.

"Wa'alaikumussalam"

".."

"dirumah, kenapa mba?"

"..."

"iya Deta kesana mba"

Tutt.. Tutt.. Tutt..

Mba Lina memutus telponnya, dia memberi tahuku untuk menemuinya di restoran tempat kami biasa berkumpul keluarga. Tapi ada apa mba Lina menyuruhku kesana? Biasanya bila akan bercerita dia akan datang kerumahku. Ah sudahlah lebih baik aku bersiap.

~

Setelah sampai di restoran itu aku sama sekali tak melihat mba Lina. Aku pun lebih memilih untuk langsung duduk saja di kursi favorit kami. Tak lama aku menunggu sudah terlihat mba Lina dari pintu masuk bersama.. Ah bersama seorang ikhwan. Siapa dia? Aku sama sekali tidak mengenalnya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam mba"

Mba Lina memelukku dan kepada ikhwan itu aku langsung menangkupkan kedua tanganku didepan dada.

"Sudah lama nunggu ya ta?" tanya mba Lina yang kini sudah duduk didepanku bersama seseorang yang datang bersamanya tadi.

"ah baru barusan ko mba"

"syukurlah kalo gitu, eh iya kenalin ta ini mas Afi"

Aku hanya tersenyum sambil menundukan kepala. Diapun membalas seperti itu.

"mba kesini berdua?" tanyaku.

"ngga ta, kita janjian didepan tadi kamu tenang aja" jawab mba Lina.

Rupanya dia mengerti maksudku.

"Mba mau berbagi kebahagiaan ta sama kamu" ucap mba Lina dengan bersemangat.

"apa itu mba?" tanyaku penasaran.

"mas Afi ini sudah mengkhitbah mba"

"Alhamdulillah" aku terbangun dari dudukku dan langsung memeluk mba Lina "terus kenapa mba ngasih taunya disini? Kenapa ngga kerumah aja biar Ibu sama Nenek juga tau?" lanjutku.

"Mba ngajak kamu kesini buat makan doang si, itung itung traktiran hehe, nanti kita kerumah kamunya bareng bareng kalo udah makan" jawab mba Lina.

Kamipun makan bersama dipenuhi dengan obrolan hangat dan tawa.

~

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, Deta tumben banget kamu teriak teriak gitu" Ibu muncul dibalik pintu "loh ada Lina, apa kabar sayang? Udah lama ga main kesini" Ibu langsung memeluk mba Lina dan mempersilahkannya masuk.

"Silahkan duduk nak" Ucap Ibu lembut.

"Mkasih tante, oh iya tante kenalin ini mas Afi"

"Afi tante" mas Afi mencium tangan Ibu dan disambut senyuman oleh Ibu.

"Ini calon suami Lina tan, hehe" ucap mba Lina tiba tiba yang membuat Ibu kaget.

"Alhamdulillah, kapan memangnya kalian akan menikah?" tanya Ibu.

"Kita belum tentuin itu si tan, soalnya mas Afi baru aja mengkhitbah aku dan kita baru mau ngerencanain lamaran" jelas mba Lina "dan kita kesini tujuannya buat minta do'a restu dari tante sekaligus mengundang tante secara istimewa ke acara lamaran kita nanti" lanjutnya.

Ibu tersenyum "tante do'akan yang terbaik buat kalian, barakallah. Tante pasti datang. Tapi kenapa bukan mamah kamu aja yang ngundang tante? Udah lama kita ga tuker kabar"

"Mamah lagi sibuk sama urusannya sendiri tante, bahkan respon dia biasa aja pas mas Afi mengkhitbah Lina" mba Lina mengerucutkan bibirnya.

"mungkin mamah kamu lagi ada urusan yang sangat penting sayang" tenang Ibu yang dijawab anggukan oleh mba Lina.

Setelah kembali dari dapur untuk membawakan minum aku hanya memperhatikan obrolan mereka saja tanpa ingit ikut kedalamnya. Memang didalam obrolan itu hanya Ibu dan mba Lina saja yang aktif berbicara.

"eh iya katanya Deta juga udah dikhitbah ya?" tanya mba Lina tiba tiba yang membuatku mengerutkan keningku heran.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku kembali, ceritanya gantung biar kalian jadi penasaran hehe.

Jangan lupa vote dan comment ya♡♡


Kujaga Cinta Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang