"Jangan bermain-main dengan hidup bila tak mau dihantui dengan penyesalan."
※※※※※
Setiap sekolah pasti memiliki dua karakter siswa. Ada yang baik dan penurut, ada juga yang nakal dan suka memberontak. Sama seperti SMA Kusuma Bakti, bila kalian mengenal Davka sebagai anak yang baik serta penurut, maka kalian akan menjumpai Raehan sebagai si biang kerusuhan di sekolahnya.
Tak dapat dipungkiri, Davka memanglah sedikit usil. Namun semua kejahilannya tidak separah apa yang dilakukan oleh Raehan dan kawan-kawannya.
Badboy? Itulah julukan yang mereka sematkan saat pertama kali Raehan bersekolah di sini. Saat itu Raehan datang dengan perasaan yang masih hancur. Ketika ia dengan terpaksa harus ikut ayahnya yang baru saja menikahi Dinar.
Ia mengalihkan semua rasa kecewa dan sakit hati kepada hal-hal yang berbau negatif. Ia bahkan sering berurusan dengan banyak gangster di luar sana. Bahkan ia hampir terjerumus dengan lingkaran setan obat-obatan terlarang.
Ia selalu menghabiskan waktu menyendiri di sebuah taman yang tidak pernah didatangi oleh orang-orang akibat cerita seram yang beredar disana. Tamannya pun kotor dan tak terawat sehingga tertutupi oleh semak-semak belukar. Dan disanalah ia, Raehan untuk pertama kali ingin merusak tubuh serta hidupnya hanya dengan kesenangan fana yang menjerumuskan.
"Bego!" ujar seseorang yang seketika menghentikan pergerakan Raehan yang akan mencicipi obat terlarang itu. Ia segera menoleh ke arah belakang dan ia mendapati seorang cewek yang tengah menatapnya dengan tatapan dingin.
Banyak orang yang mengatakan bahwa kita dapat membaca apapun yang tengah dirasakannya dari sorot matanya. Tapi tidak dengan cewek aneh ini. Tatapan matanya kosong dan tak terbaca. Entah kemampuan apa yang dimilikinya sehingga Raehan benar-benar tidak dapat mengetahui apapun tentangnya.
"Lo ngomong sama gue?" ujar Raehan dengan polosnya.
"Menurut lo? Sama angin?"
"Maksud lo apa bilang gue bego?"
Cewek itu berjalan mendekati Raehan yang kini tampak sibuk menyembunyikan 'barang' itu. Kemudian langkahnya terhenti beberapa cm di depan Raehan. Wajahnya yang sedari tadi datar kini menampilkan tawa kecil. Sebuat tawa yang cukup membuat Raehan merasa direndahkan.
"Segitu lemahnya lo sampe butuh benda haram itu buat ngelewatin semua masalah lo? Payah!"
"Lo gak tau apapun tentang gue. Jangan seenaknya."
"Gue emang gak tau tentang lo atau masalah lo. Tapi hal yang gue tau, yang punya masalah di dunia ini gak cuma lo. Dan cuma orang lemah aja yang menggantungkan hidupnya sama benda gak berguna kayak gitu," ucap cewek itu yang kemudian segera berbalik pergi.
"Siapa sih lo sebenernya?"
"Afreen," ujarnya sesaat sebelum ia benar-benar menghilang dari tempat itu.
Raehan terdiam sejenak dan menatap 'obat' yang kini berada di genggamannya. Seketika ucapan Afreen terngiang di kepalanya. Benar apa kata dia. Semua orang punya masalah dan gak seharusnya dia selemah ini. Dengan segenap keyakinan, ia segera membuang obat tersebut ke danau yang berada di hadapannya.
*****
Satu hal yang Raehan syukuri saat ia kembali ke sekolah adalah kala ia menemukan sesosok wanita dingin yang kemarin telah 'menyelamatkannya'. Dengan semangat, ia duduk di hadapan cewek itu.
"Hay," sapanya. Namun Afreen hanya meliriknya singkat dan kemudian segera pergi seakan-akan tidak terjadi apapun.
Diabaikan seperti itu tak membuat Raehan kesal. Justru ia tersenyum. Cewek yang unik, pikirnya.
Hingga mood nya kembali kacau kala ia menemukan Davka dengan cengiran lebarnya duduk di hadapannya. Tempat yang baru saja ditinggalkan oleh Afreen.
"Hai abang!" ujarnya dengan riangnya.
Raehan yang masih membenci Davka hanya berdecak kesal dan pergi menjauh dari Davka yang masih memandanginya.
*****
Sejak hari itu, Raehan dan Afreen sering bertemu. Uniknya pertemuan mereka selalu terjadi kala salah seorang diantara mereka sedang jatuh di titik terendahnya. Afreen sering tak sengaja bertemu dengan Raehan setiap cowok itu hampir saja melakukan hal-hal bodoh untuk merusak tubuh dan hidupnya.
Namun suatu hari, ketika Raehan yang tengah berjalan di taman belakang rumah sakit ia bertemu dengan Afreen. Awalnya ia berjalan ke sana hanya untuk menenangkan hatinya yang kacau karena adiknya Davka baru saja terkena insiden mengerikan hanya karena menyelamatkan ayah kandungnya. Raehan yang sudah menerima kehadiran Dinar serta Davka cukup merasa terpukul saat mengetahui hal ini.
Namun apa yang kini ada di depan matanya cukup membuat hatinya lebih terkoyak lagi. Gadis yang selama ini yang selalu meyakinkannya bahwa suatu hari nanti ia akan bahagia tengah terududuk sendirian disana. Menyembunyikan wajahnya yang tengah terisak dibalik lipatan kedua kakinya.
Raehan yang sudah tak kuat dengan isakan itu segera berjalan mendekati Afreen dan mendekapnya serta membelai rambutnya.
"It's okay, Afreen. I'm here for you. Everything is gonna be okay," bisiknya lembut di telinga Afreen yang kini tengah membalas dekapan itu dengan erat.
Meskipun Raehan tak pernah tahu apa alasan dibalik setiap tetesan air mata cewek itu, tapi ia selalu berusaha akan selalu disana untuk menghapusnya. Karena salah satu alasan ia masih bisa berdiri tegak saat ini adalah Afreen.
Semua perlakuan ketus dan dingin dari cewek itu entah mengapa selalu membuat hati seorang Raehan menghangat. Kalau kalian bertanya apa hubungan mereka? Aku tidak tahu pasti. Mereka adalah dua hati yang telah hancur yang saling berusaha mencari kebahagian.
Mereka adalah Afreen dan Raehan.
- TBC -
⚫⚫⚫
Nah, jadi ini adalah alasan mengapa Raehan 'dekat' dengan Afreen.
Aneh gak sih part ini? Hahaha
See you guys! 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Seharusnya ✔
Teen Fiction"Seharusnya lo gak begini. Seharusnya-" "Seharusnya seharusnya seharusnya. Berhenti bilang seharusnya karena gak semua hal berjalan sesuai logika lo." *** [Completed] Higest Rank #193 (5 Desember 2017)