#05 - Ngomongin Jodoh

307 45 29
                                    

Ini ceritanya masih di hari yang sama dengan hari yang di chapter 4 kemaren yaa gengs :')

Happy reading :)


Sederhana itu rumit. Rumit itu sederhana. Pertanyaan Chihiro barusan emang sederhana, tapi kalo dicerna sama otak Taka yang rada mesum itu malah agak rumit jadinya. Kenapa? Karena pertanyaan 'kapan nyusul?' atau 'kapan nikah?' itu adalah pertanyaan horor baginya. Bukan soal materi, sih. Tapi soal mental. Dia belum siap. Jasmani-nya sih siap-siap aja sebenarnya, rohani-nya yang belum. Orang nikah itu kan tanggung jawabnya double. Apalagi dia cowok, pasti bakal jadi kepala keluarga. Kepala keluarga itu harus bisa ngasih contoh yang baik biar jadi panutan, 'kan? Sementara Taka sendiri masih seneng maen-maen, dugem sana-sini sama temen-temen bulenya sampe pagi. Ah, nggak tau deh!


"Mas? Kok diem? Baper, yaaa?" ledek Chihiro lalu tertawa.


Taka menyentil telinga Chihiro, "Emangnya kamu, dikit-dikit baper," jawabnya. "Gini ya, Dek, kakak tuh nggak mau buru-buru nikah kalo kamu belum gede," lanjutnya berkilah.


"Lah? Apa hubungannya emang? Adek udah gede kok sekarang. Buktinya kemana-mana berani sendirian."


Ha? Teori dari mana itu?


Hiro tertawa, "Emang takaran udah gede apa belum itu kalo udah berani kemana-mana sendirian gitu ya, Chi?"


Chihiro tertawa, "Ya nggak gitu juga, sih," jawabnya.


"Yang ada nafsu makan kamu itu yang gede," celetuk Taka.


"Tapi kalo dipikir-pikir jangan nikah sekarang dulu deh, Mas. Soalnya... soalnya adek belum siap kalo kehilangan jatah bulanan. Kan kalo Mas Taka nikah ntar pasti uangnya dikasih ke istri, nggak ke adek lagi. Trus pasti ntar nggak ada waktu lagi buat nemenin adek," curhat si Chichi.


"Ya makanya jadi orang jangan males. Nyari kerja part time gitu kek dari sekarang. Buat latihan kalo sewaktu-waktu ladang emas kamu ilang, Chi," jawab Hiro. Wah, si anak tengah ini emang bener-bener deh.


Taka tertawa lagi.


"Trus, Mas, ntar kalo bisa jangan nikah sama bule, ya?"


"Lah? Kok gitu? Kenapa emangnya?"


Sebelum Chihiro menjawab, Hiro sudah menyerobot duluan dengan pendapatnya, "Padahal nih ya, cewek bule itu kan tinggi-tinggi. Harusnya sih nggak pa-pa, Chi. Kan biar memperbaiki keturunan, gitu. Si abang kan pendek orangnya," ucapnya santai. Sebuah tendangan kecil mengenai pinggang Hiro. Pelakunya tentu saja si sulung yang baru saja diledek itu.


Chihiro tertawa mendengar ledekan Hiroki. Tapi faktanya memang begitu. Taka itu nggak tinggi, 'kan?


"Iya sih emang, tapi tetep aja kalo bisa jangan deh, Mas."


"Emang kenapa, sih? Selama itu cewek ya nggak pa-pa dong," jawab Taka diplomatis, atau mungkin sedikit sinis.


The Superhiro FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang