Embun pagi masih menyebar mendinginkan udara pagi, kabut menutup jalan raya depan pohon tua yang telah membungkuk seiring berjalannya usia. Sinar mentari pelan pelan masuk ke celah-celah lapisan awan putih. Bias warnanya tercermin di genangan air sungai yang mengalir tenang. Burung-burung yang tak nampak berkicau riang menyambut sang mentari datang.
Kubuka jendela kamarku, hembusan angin langsung menerka wajahku, mengibaskan helaian rambut yang teruntai di pundakku. Sejuk dan dinginnya menyatu membangunkan pori-pori di sekujur kulitku. Kuhirup udara kala itu- segar, seiring kulihat bunga-bunga yang kutanam di depan perkarangan yang sebentar lagi akan berkembang.
Sebuah pagi selalu kusambut dengan senyuman. Menyambut alam yang senantiasa menyambut makhluk di bumi ini untuk menjalankan kegiatan keseharian. Pagi-pagi yang indah, pagi yang kuingin tunjukkan kepadamu kala itu. Pagi yang kuharap dapat kunikmati dan kutunggu setiap harinya bersamamu. Namun pagi bersamamu tak pernah datang. Ia telah tenggelam bersama malam yang kelam.
-junidanjuli
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hujan Sore Tadi
PoesiaHIGHEST RANK ⭐️ #1 on Kumpulanpuisi [20/04/2022] #2 on Sajak [15/09/2022] Setiap rinai hujan adalah sebuah kata yang menyatu menjadi sebuah kalimat rindu. Nada syahdu yang merayu untuk mengenang sebuah masa lalu. (Perubahan judul dari : JUNI DAN JUL...