Bukan kelas 10 IPS-5 namanya bila tak gaduh baik pada jam kosong maupun ada guru. Kelas ini seringkali disebut kelas yang mendapat kutukan. Pertama, karena letaknya yang bersebelahan dengan kamar mayat, berhubung sekolah tepat di sebelah rumah sakit. Kedua, dalam enam bulan terakhir, mereka sudah berganti wali kelas sebanyak tiga kali.
Para siswa kelas IPS 5 di salah satu sekolah swasta di Jakarta seperti dibedakan menjadi beberapa kelompok :
-Cewek hits yang cantik, modis, gaul, tapi nilainya kebanyakan jeblok.
- Cowok tukang onar, rusuh, nakal tapi sebagian besar ganteng.
- Cewek biasa saja yang kalem, pintar, tapi tampang pas-pasan.
- Cowok yang tidak banyak tingkah, hobinya cuma ngobrol atau nge-game, wajah tak istimewa.
- Dan terakhir cewek atau cowok yang sudah tampang biasa saja, rusuh, bodoh pula.
Hari ini, dari jam pertama hingga kini jam terakhir pelajaran kosong, alibi para guru adalah sibuk mengurus lomba, tapi sebenarnya sudah hampir menyerah mengajar di kelas ini.
Biasanya saat seperti itu akan dimanfaatkan cewek-cewek hits untuk mengabadikan kecantikan mereka dalam bentuk foto. Sedangkan para cowok kalem akan membentuk gerombolan untuk main lempar botol.
Bagi orang seperti Rosa pelajaran kosong adalah kesialan, dia tak punya banyak teman--satu sahabat, itupun di kelas lain--, bukan karena tak ada yang mau berteman, tapi Rosa memang orang yang sangat menutup dirinya. Makanya dia lebih suka suasana kelas yang sibuk dengan pelajaran.
Gadis mungil itu tadinya anteng saja membaca buku, tapi lama-lama gerah juga dengan kebisingan di kelasnya. Para cowok tukang rusuh sedang bermain dengan helm milik para siswa yang diletakkan di pojok kelas, sebagai salah satu orang yang menaruh helm disana, Rosa hanya bisa pasrah melihat helm kesayangannya lecet.
"RIAN! JANGAN GELINDINGIN HELM GUE!" jerit Angel yang cukup untuk membuat kakek-kakek menjadi tuli. Cewek itu berkacak pinggang lalu menyugar poni-nya yang dicatok rutin. Ia jengah karena Rian memainkan helm mahal sekaligus mengganggu aktivitas selfie-nya.
Rosa sontak menoleh ke sumber ketika mendengar 'gelindingin' "Astaga!" Gadis itu menepuk jidat.
Aris, Sang Ketua Kelas sudah mengundurkan diri berkali-kali, bahkan disaat belum dua bulan menjabat. Namun, selalu gagal. Kini cowok itu hanya bisa pasrah dan menjadi penonton kegilaan di kelas ini.
Brak!
Pintu kelas yang tadinya tertutup tiba-tiba dibuka paksa oleh seseorang yang membuat satu kelas melongok penasaran. Namun, ketika melihat siapa yang datang, mereka kembali ke aktivitas masing-masing tanpa ingin membahas lebih lanjut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Seatmate.
Short Story(Completed) Start : 6 November. #5 seatmate #1 Rokok *** Runtuhlah langit bagi Rosa saat dipasangkan duduk dengan salah satu cowok biang onar di kelas. Tapi, bukankah hal yang kita benci tak kan selamanya menjadi yang tak kita sukai?