4. Pingsan

14 1 0
                                    

Hari ini Reynand berniat mencari cafe lain yang bisa ia kunjungi untuk mencari penghasilan.

Karena jika hanya di satu cafe saja pasti uang yang ia hasilkan  tidak akan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Reynand masuk kekamar ibunya untuk meminta izin, walaupun Rey yakin ibunya tidak akan peduli dengan dirinya.

"Bu, Rey pamit mau keluar ya. Ibu jangan lupa istirahat"

Tapi tidak ada balasan yang Rey dapatkan. Rey hanya tersenyum getir dan membalikan badan untuk segera ke kamar Rara.

Rara terlihat lesu, mungkin effect rutinitas yang ia lakukan membuat kondisinya menurun.

"Abang mau kemana?" Tanya Rara.

"Saya mau keluar sebentar Ra, kamu istirahat dan jangan kecapean ya."

"Bang kenapa sih Rara gak satu sekolah aja sama abang?" Tanya Rara heran.

"Gak papa, itu ayah yang suruh biar Rara bisa mandiri."

Rey mengelus rambut halus Rara.

"Yaudah, saya jalan dulu. Kamu istirahat inget."

Reynand langsung keluar dan berjalan keluar rumah untuk menuju motornya dan mencari cafe yang memiliki panggung untuk sekedar bernyanyi.

Reynand memasuki sebuah cafe yang terlihat lumayan megah dan sepertinya ini merupakan cafe baru.

Ia berniat melamar kerja sebagi penyanyi cafe disaat waktu luangnya.

"Gimana kamu setuju?" Tanya manager cafe tersebut.

Reynand langsung menghadapi manager ini karena manager cafe ini  sendiri yang meminta.

"Bisa pak, bisa banget."

"Yaudah kamu bisa mulai bekerja saat malam minggu dan hari minggu."

Reynand senang bukan main, karena dihari-hari biasanya setiap malam ia bekerja di Cafe Toffe, dan malam minggu dan hari minggu ia bekerja di Cafe Caferian.

Hasil penghasilannya  sangat membantu untuk kehidupan sehari-harinya.

Saat Reynand keluar dari ruang manager mata ia bertemu dengan Gia yang tengah minum ice chocolate.

Reynand langsung mengalihkan pandangan dan keluar dari cafe, ia harus membeli obat untuk Rara dan segera kembali kerumah.

Dyra yang menyadari bahwa tadi ada Reynand langsung menepuk-nepuk tangan Gia.

"Eh Gi, Reynand bukan sih tadi?" Tanya Dyra.

"Iya" jawab Gia singkat.

"Lah dia ngapain kesini? Padahal dari tadi kayanya gak ada tuh orang" ucap Dyra.

"Mana gue tau, bodo amat" ucap Gia jutek.

"Ye, masih gak mood aja lo. Yaudah aja sih kalo Fabian belum balik" ucap Dyra. Dyra tau sekali bagaimana sifat Fabian terhadap Gia.

Gia ini terlalu baik, menurut Dyra untuk seorang Fabian. Ya memamg Fabian cowok ganteng dan kaya raya. Tapi menurut Dyra bila sifat dan kelakuannya seperti itu sama aja nol.

❄️

Hari ini Gia super sibuk, karena ia harus mengurusi beberapa perlengkapan acara ulang tahun yang belum siap.

Ditambah waktu yang semakin sempit.

"Gi kayanya lo pucet banget deh. Istirahat dulu aja" ucap Ridho memberi perhatian.

Raut muka Gia tidak dapat dipungkiri bahwa ia memang cukup kelelahan untuk mempersiapkan ini semua. Ditambah setiap malam ia harus tetap belajar, karena itu adalah hal yang tidak boleh ia lewati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang