03

17 2 3
                                    

Pohon natal.

Jauh sebelum hari kelahiran itu tiba, kami sudah memasangnya.

Dengan segala perhiasan indah yang sederhana, kami memajangnya.

Dengan kado-kado kosong dibawahnya.

Aku menikmati itu semua. Sungguh, sesederhana apapun, aku mencintainya.

Tapi semenjak hari itu, malam natal terasa asing.

Dingin,kelam dan kesendirian.

Pohon natal yang itu-itu saja tetap setia bercahaya bersama lampu kecil warna-warni yang tak semuanya bercahaya karna termakan usia, sejenak dapat menyegarkan mata yang sendu.Membuat manik memantulkan cahaya walau tetap sekosong mata boneka.

Setidaknya hiasan lucu mampu menghibur perasaanku yang terlalu melankolis. Menjadi titik fokus ketika pandangan mulai terbenam setiap mendengarkan teriakan-teriakan yang tak mengenakkan hati itu.

Hingga aku tertidur seorang diri dengan pohon natal dihadapanku.

Menghabiskan setiap detikku hanya untuk mengamati setiap pergantian warna lampu yang terjadi.

Begitu indah.

Dan aku hanya bisa kembali menangis tanpa suara.




Slice of my own worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang