"Pah?! Udah dong."
Argumentasi dari seorang pria paruh baya dengan seorang di seberang sana, di dalam telepon itu terhenti. Lelaki muda yang memanggil pria Pah itu, penyebabnya.
Iqbaal.
Dua hari sudah ia dirawat inap di rumah sakit ini. Keadaannya mulai membaik, meski lelaki itu masih menurun napsu makannya. Itu sebabnya, dokter belum berkenan untuk melepaskan infus, sebagai asupan bagi tubuh Iqbaal. Iqbaal sendiri, sejak siuman kemarin pagi, sudah mengerengek untuk pulang."Udah dong, Pah. Ngga usah buang-buang waktu dan uang Papa, buat cari pelaku yang udah celakai Ale. Sekarang juga Ale udah membaik, kan?" protes Iqbaal lagi
Pria bernama Hardi itu kembali mendekati ranjang pasien yang ditempati anaknya. "Papa ngga terima kamu diginiin sama orang, Ale! Udah, kamu tinggal diam dan istirahat saja."
Seorang wanita yang juga berdiri di sisi ranjang pasien, mengusap puncak kepala Iqbaal. "Kamu istirahat ya, Sayang. Biar besok boleh pulang," ia adalah mama Iqbaal, Lena namanya.
Keadaan menghening beberapa saat.
- DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN -
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Senior Playboy • IDR
أدب المراهقينSUDAH TERBIT Apa jadinya kalau gadis bernama (Namakamu) yang polos dan lugu-lugu anjing, dan paling membenci semua jenis hal perkelahian itu, bertemu dengan senior bernama Iqbaal yang kelihatan alim, tapi kenyataannya playboy dan anak dari penjual m...