CERITA RAYHAN 1
POV GHEA
Jam Alarm yang telah Aku set kemarin malam telah berbunyi pada pukul 04.30 WIB Aku pun
membuka mata dan terbangun dari tidurku lalu Aku segera mematikan bunyi alarm yang sudah
bunyi sedari tadi dengan kedua tanganku. Singkat cerita setelah Aku menunaikan shalat subuh dan bersiap-siap Aku pun beranjak pergi ke sekolah yang sebelumnya telah berpamitan kepada kedua orangtu.Sesampainya di Sekolah sudah di sambut oleh temanku di depan kelas XII karena memang
sudah kelas XII dan sebentar lagi ujian dan lulus."hai Ghea, ku pikir Kamu nggak sekolah hari ini, tapi ternyata.." kata temanku yang bernama Rayhan. Ya memang temanku itu laki-laki.
"tentu aja sekolah, memangnya Kamu sering bolos ha..ha.."
"ish.. Kamu ini jangan bongkar rahasia di depan umum gini dong, malu tahu lagian itukan
jaman dulu sekarang udah nggak."
"he...he... maaf maaf Aku kan nggak sengaja, Kamu juga sih yang mancing-mancing kok Aku
yang disalahin"
"lohh.. kok Aku sih ................"
TEEETTTT.....................
Tiba-tiba bel bunyi dan ucapan Rayhan tertahan oleh bel masuk yang sedang berbunyi.
"udah ah ayo masuk kelas udah bel juga ntar di marahin guru baru tahu rasa"
"yaudah yuk.."
Akhirnya Rayhan dan Aku masuk ke dalam kelas dan mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Tak terasa waktunya pulang sudah tiba bel pulang telah berbunyi semua murid mulai
berhamburan keluar kelas termasuk Aku dan Rayhan. Ketika Aku sedang berjalan di koridor
Aku mendengar sebuah suara seperti ada yang memanggilku dari belakang dan sepertinya Aku
mengenal suara ini seperti suaranya Rayhan.
"Ghea tunggu Aku.."
Aku pun menengok ke belakang dan ternyata memang benar itu suaranya Rayhan .
"iya.. ada apa Ray?" kataku dan Rayhan langsung mendekat menghampiri Aku lalu dia bicara
"jangan pulang dulu, ikut Aku sebentar Aku ingin berbicara sesuatu pada Kamu tapi nggak
disini di suatu tempat"
"emangnya kemana? Kenapa gak ngomong disini aja?"
"rahasia dong. Udah yuk ikut aja gak usah banyak tanya. Ayo..".
Bukannya menjawab pertanyaanku Rayhan malah menarik tanganku dan membawaku pergi
ke tempat parkir di mana motornya tersimpan.
Sesampainya di tempat yang di maksud Rayhan tadi, Rayhan mengajakku masuk dalam sebuah
restoran yang sederhana namun sangat nyaman dan bersih. Rayhan pun memilih tempat duduk
di sebuah kursi yang letaknya berada si sebelah kanan pintu masuk restoran. Aku pasrah saja
menggikuti dia namun Aku di buat bingung dengan tingkahnya yang seharian ini, jujur saja dia
sangat aneh hari ini.
"Ray.. ada apa sih? Kita mau ngapain kesini? Kamu emangnya mau ngomong apa? Kenapa
gak tadi aja disekolah?".
karena penasaran dan kita di restoran ini itu udah setengah jam kurang lebih dan dia Cuma
diem aja dengan muka yang kebingungan, Aku ngasih pertanyaan yang bertubi-tubi pada
Rayhan, dan dia terlihat sedikit kesal dengan pertanyaanku itu.
"wihh.. sabar neng, situ wartawan? ngasih pertanyaan kok banyak banget, satu-satu dong
tanyanya"
"yaudah cepet, mau ngomong apa?" Aku sudah nggak sabar ini anak mau ngomong apa
"ini juga mau ngomong. Hm...hm... Ghe. Aku.." Rayhan terlihat ragu ragu saat mengatakannya.
"Ray, mau ngomong apa hm? penasaran Aku!" Aku mulai kesal pada Rayhan
"iya.. iya.., gimana mau ngomong orang Kamu potong"
"he he he.. iya.. maaf, abisnya Kamu sih lama, yaudah silahkan" Aku sedikit cengengesan
pada Rayhan dan mempersilahkannya untuk mulai bicara.
"to the point aja ya Ghe?"
"iya udah terserah Kamu"
"oke. Gini Ghe, sebelumnya Kamu jangan potong dulu pembicaraan Aku sebelum Aku selesai
ngomong oke."
Ghea mengangguk sebagai tanda jawaban.***
Ghea
"Gini,-- Aku sebenarnya setelah kelulusan nanti Aku bakal gak tinggal lagi di Indonesia,
ayahku harus menyusul kak Seno ke London karena perusahaannya kak Seno disana sedang
dilanda masalah yang sangat rumit tambah lagi perusahaan itu termasuk perusahaan baru dan
itu akan mempersulit untuk mendapatkan bantuan dari perusahaan lain kecuali perusahaan ayah
dan mungkin itu membutuhkan waktu yang lama mungkin bertahun tahun untuk
memulihkannya kembali untuk itu Aku serta bunda harus ikut kesana dan sekalian Aku juga
bakal meneruskan pendidikan Aku nanti di London "
Ray menjelaskan apa yang mau dia bicarakan pada Ghea sedangkan Ghea hanya diam saja
mendengarkan apa yang Ray jelaskan.
"Kamu bilang? Ke London? Kan ujian tinggal satu minggu lagi itu berarti Kamu disini sebentar
lagi dong" Ghea menanggapi cerita Ray yang akan pergi ke London dengan wajah tertunduk
dan lesu seketika.
"i..i..iya.., Kamu jangan marah ya" Ray cemas takut Ghea marah karena dia baru
memberitahunya
"nggak kok! Kenapa harus marah?" Ghea menjawab Ray dengan nada datar, tapi Ray
menganggap bahwa Ghea marah pada dirinya
"tuh kan marah!"
"Aku gak marah Ray, Aku Cuma sedih bakal kehilangan Kamu, ayah, dan bunda karena Aku
udah sayang banget sama kalian"
"Aku juga sayang Kamu kok
"Syukur deh. Kamu udah nggak sedih lagi kan? nih buat Kamu" Ray menyodorkan sebuah
kotak yang sebelumnya ia ambil dari tasnya ke hadapan Ghea
Ghea menggelengkan kepalanya kemudian berkata "ini bukan ulang tahun Aku loh"
"gapapa Aku pengen aja ngasih Kamu sesuatu" Ray menjawabnya dengan santai
"apa ini?" saat Ghea ingin membuka kotak itu Ray mencegahnya
"eh jangan.."
"kenapa?" Ghea kebingungan
"nanti aja bukanya pas Aku udah berangkat ke London"
"yaudah kalo gitu, makasih ya Ray" Ghea senang dan tersenyum lalu ia memasukan kotak itu
kedalam tasnya
"iyaaa sama-sama." Rayhan tersenyum membalas senyuman Ghea.
Setelah mereka mengobrol banyak di restoran, mereka berdua langsung pulang. Kira kira dua
minggu lebih setelah pertemuan mereka di restoran itu Ghea, Aji (ayah Ghea) dan Dina (mama
Ghea) mengantarkan keluarga Rayhan ke bandara, kenapa ayah dan mamanya Ghea ikut?
karena ayahnya Rayhan juga sahabat ayahnya Ghea semenjak dia kecil dan saking dekatnya
keluarga kami Aku sampai manggil kedua orangtua Rayhan dengan sebutan sama seperti
Rayhan, yaitu Ayah dan Bunda. Setelah berpamitan antara kedua keluarga yaitu keluarga Ghea
dan Rayhan. Dan sebelum naik pesawat Rayhan sempat berpesan kepada Ghea yang isinya.
"Ghe nanti kalo Aku udah di London Kamu jangan lupain Aku ya, dan inget sepulang dari sini
Kamu langsung pulang ya dan jangan lupa buka kotak yang Aku kasih di waktu restoran itu"
"iyaa Aku inget kok"
"bagus deh kalo gitu, Aku pamit ya sayang" Rayhan tersenyum pada Ghea
"iya udah sana nanti ketinggalan pesawat nya. Sayang?" Ghea bertanya pada Ray apa maksud
ucapannya barusan
"keceplosan maaf. ngusir nih ceritanya" Rayhan berpura pura ngambek dengan memalingkan
wajahnya dari Ghea
"ih Kamu, gak gitu tahu"
"bercanda Ghe.. Kamu mah, yaudah AA pergi dulu ya jaga diri baik baik" Ray iseng
memanggil dirinya dengan sebutan AA dan sengaja menekankan kata itu saat diucapkannya
"idiih AA ngarep banget Aku panggil gitu. Iya, Kamu juga jaga diri baik baik ya disana" Ghea
menatap Ray dengan tatapan geli sambil menekankan kata AA (kakak, mas, atau abang)
"kan Aku lebih tua dari Kamu ya.. walau Cuma beda satu tahun sih. jangan kangen ya" Ray
menampilkan cengiran dia yang sangat khas
"iya sih tapi kan.."
"udah ah Aku pergi dulu bye!" Ray memotong ucapan Ghea sebari mencubit pipi Ghea yang
chubby, yang kemudian langsung pergi menghampiri kedua orang tuannya dan kakaknya kak
Reno yang sudah menunggunya dari tadi.
"JANGAN KANGEN"
"GR Kamu! iyaa Kamu baik - baik ya disana, bye juga!"Rayhan pergi dengan senyum manis di bibirnya di dalam hatinya ia mengatakan "bukan Kamu
Ghe yang bakal kangen Aku, tapi Aku yang bakal kangen berat sama Kamu semoga Kamu
baik baik aja disini selama Aku nggak ada. Tunggu Aku sukses ya Ghe Aku pasti bakal kembali
lagi demi Kamu"
**Ini Sudah di revisi
Kalo ada typo kasih tau