Rayhan POV
Sedangkan dibelahan bumi yang lain seorang pria dengan wajah yang rupawan dan memiliki tubuh yang atleis tengah membaringkan dirinya diatas kasur yang berada dikamarnya setelah sebelumnya dia menunaikan shalat isya sebagai kewajibannya sebagai seorang muslim. Karena kelelahan setelah seharian harus berkutat dengan pekerjaannya yang melelahkan itu ia hampir saja memejamkan matanya tetapi saat ia ingin memejamkan matanya terdengar suara ketukan pintu.
"isshh... siapa yang berani mengganggu istirahatku? Sungguh aku sangat lelah hari ini" dia memilih membiarkan saja pada siapapun yang mengetuk pintu kamarnya.
Tetapi semakin lama dia membiarkannya semakin keras pula suara ketukan itu dan terdengar seperti sebuah gedoran. Mau tak mau dia bangkit dari tidurnya dan membuka pintu kamarnya setelah dia membuka pintu kamarnya dia mendapati seorang pria yang umurnya kira kira seumuran dengan sang ayah yang tak lain adalah asisten ayahnya sendiri sedang berdiri di hadapannya saat ini.
"ada apa Mr. Lucky? Kau mengganggu istirahatku. Aku benar benar lelah saat ini. Tolong jangan ganggu aku" pria itu berbicara dengan menggunakan bahasa indonesia karena orang yang dipanggil Mr. Lucky sudah sangat pasih dalam berbahasa indonesia walaupun dia bukan orang Indonesia.
"tunggu sebentar tuan, ada yang ingin saya bicarakan ini penting" ia baru akan menutup pintu kamarnya tapi pria yang dihadapannya saat ini sudah menahan pintunya agar tidak ditutup.
"Apa? Yasudah bicaralah cepat!" dengan malas ia menunggu asisten ayahnya itu untuk mengatakan sesuatu padanya.
"baiklah tuan Ray anda dipanggil oleh kedua orangtua anda keruang keluarga saat ini juga. Katanya ini penting. Sebaiknya anda menemuinya sekarang" pria tadi adalah seseorang yang tak lain adalah -Rayhan Galih Rendra-
"baiklah, ayo aku akan menemui ayah sekarang" Mr. Lucky berjalan kearah ruang keluarga berada dan Ray mengikutinya dari belakang.
Sesaat ketika sudah sampai di ruang keluarga Ray disambut oleh kedua orangtuanya dan dia langsung duduk di kursi yang berada di depan orangtuanya, sedangkan Mr. Lucky masih berdiri di samping ayahnya kemudian berpamitan kepada bosnya itu itu untuk pulang ke rumahnya karena ayahnya menyuruhnya untuk pulang. Setelah ayahnya mengakhiri pembicaraannya dengan Mr. Lucky, Ray memulai pembicaraan dengan bertannya pada orangtuanya itu.
"ayah, bunda kenapa Ray dipanggil kesini? Ray capek baru pulang kerja mau istirahat"
"yaudah sabar sebentar, ayah mau ngomong hal penting sama kamu" ayahnya Ray menjawab pertanyaan Ray
"Ray kamu sudah punya pasangan belum?" kini malah bundanya yang bertanya pada Ray
Ray bingung kenapa tiba-tiba bundanya bertanya seperti itu padanya, bukankan bunda dan ayahnya itu ingin membicarakan hal yang penting padanya
"belum bun, emangnya kenapa?" meskipun begitu dia tetap menjawab pertanyaan bundanya"gapapa"
Ray hanya ber 'oh' saja kini ayahnya mulai bicara
"Ray kamu ingin ke Indonesia kan?""iya yah, kenapa?"
"begini ayah dan bundamu sudah sepakat akan mengirimu kesana karena kamu kan sudah lulus kuliah dari setahun lalu, dan kami juga tahu kamu tidak terlalu betahkan tinggal di London, kamu disana nanti ayah tugaskan untuk mengurusi perusahaan ayah yang lama dibantu om bayu teman ayah, kalo untuk tinggal kamu tinggal dirumah lama kita aja, jangan di apartemen kamu. Kamu berangkatnya besok pagi jadi bersiaplah ayah sudah pesankan kamu tiket penerbangan jam 08.45"
"kok ayah dan bunda tahu kalo aku udah gak betah lagi disini? Padahal kan gak Ray bilang"
"keliatan kali Ray dari tingkah laku kamu yang belakangan ini sudah mulai aneh" kali ini bundanya yang angkat bicara