Calypsora Part 1

128 20 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Author : Ullzsura

Genre : Romance

Cast :

– Damina (OC)

– Ong Seongwoo

Other cast:

– Sienna


Sejauh ini, ada satu moment yang paling kubenci. Itulah saat ketika suara yang dapat kudengar hanyalah suara dalam diriku sendiri. Apa kau pernah mendengar nafas yang mendengung di kepalamu karena kau tahan? Sekali saja kau bernapas, maka suara dari mulutmu pun akan ikut keluar dan begitulah isak tangis tercipta. Tidak, kali ini aku masih bertahan. Aku masih menggigit bagian dalam bibir bawahku dan mulai kurasakan daguku bergetar. Aku benar-benar membenci ini. Akan kulakukan secara perlahan, menghela napas pelan, lalu mulai menggelengkan kepalaku.

"Tidak mau." Ucapku. Entah ekspresi seperti apa yang kuperlihatkan saat mengatakannya. Isi kepalaku benar-benar berantakan. Apa aku harus terlihat tegar sehingga ia akan merasa kehilangan, atau harus terlihat memprihatinkan agar dia kasihan padaku? "Bahkan kalau kau sibuk, aku benar-benar tidak akan mengganggu." Tegasku.

"Bagaimanapun juga aku tetap akan pergi." Lelaki di hadapanku itu mengangkat tasnya dan menggantungnya di bahu kanannya. Tak ada sedikitpun kepedulian di matanya, tanda bahwa aku harus berhenti menahannya. Daguku bergetar hebat dan mataku tak sanggup lagi melihatnya. Suasana ini membuatku gelagapan dan berakhir dengan menunduk.

"Kan sudah kubilang, aku tidak apa-apa." Kataku pelan, berusaha sekali lagi meyakinkannya.

"Sudah kubilang tidak bisa. Percuma, yang kulakukan hanya menyakitimu saja." Ucapnya, masih dengan tatapan dingin. Ia tetap bersih-keras untuk pergi.

"Memang tidak berniat untuk berusaha." Kataku, dengan suara yang makin mengecil. Aku tak berani mengangkat daguku lagi.

"Maaf..."

Ah, begini rasanya dibuang. Rasanya percuma untuk menahannya lagi karena ia terus-terusan beralasan.

"Ya sudah. Pergi saja." Kataku pada akhirnya.

Badanku berbalik begitu saja dan berjalan masuk ke dalam kamar. Kututup pintu perlahan, entah kenapa. Aku tidak ingin menunjukkan kekesalanku. Aku terlalu takut untuk melakukan sesuatu yang sekiranya akan berakibat fatal. Kudengar suara langkah kakinya yang menjauh dan suara pintu depan yang dibuka, tak lama kembali tertutup. Ia benar-benar pergi. Kuharap aku tak pernah menyesal karena tidak mati-matian menahannya. Aku harus tetap sadar yang mana berjuang, yang mana memaksakan keadaan.

Bagaimana ya, menjelaskannya? Mungkin aku adalah salah satu orang patah hati yang sedikit menjijikkan karena merasa akulah orang yang paling menderita di dunia ini. Tapi setelah kehilangan beberapa orang yang pernah kusebut sahabat, kehilangannya pun membuatku merasa benar-benar sendirian. Ditinggalkannya membuat pikiranku rusak. Ditinggalkannya membuatku berpikir bahwa aku benar-benar buruk sehingga tak ada seorang pun yang bersedia untuk tinggal. Begitulah pemikiran yang pada akhirnya membuat tangisku pecah juga. Bagaimana awal pertemuanku dengannya terputar ulang begitu saja di kepalaku. Yang sudah kulakukan dengannya memang sangat fatal. Sudah sepatutnya aku menyesali semuanya.

"Kalau dia tampan, lebih baik kupacari." Bisik Sienna padaku. Sikutku mengenggol miliknya cukup kuat.

"Kau menjijikkan." Kataku. Pikiran kakakku tentang pria tampan kadang membuatku geleng kepala. Yang benar saja. Setampan apapun orangnya nanti, tetap saja dia akan menjadi saudara tirinya.

Ah, dia datang!

Ayah menjemput mereka. Aku dan Sienna sibuk mengintip dari jendela. Kabarnya lelaki itu seumuran dengan Sienna. Tandanya satu tahun lebih tua dariku. Dapat kulihat sosok tingginya keluar dari dalam mobil dan membantu membawakan tas ibunya. Ah ya, lumayan.

Mereka mulai mendekati pintu depan dan kami sibuk berlari ke arah ruang tamu. Kami berdua duduk manis seperti orang bodoh sampai akhirnya pintu terbuka. Kami menoleh ke arah sana dan tersenyum canggung, tapi tidak dengan lelaki itu. Ia berbeda dari yang kulihat dari kejauhan. Dengan cerianya ia melambai-lambaikan tangannya pada kami. Kau tahu, senyumannya adalah point utamanya. Begitu senangnya ia menjadi bagian keluarga kami?

Ong Seongwoo. Dia sedikit aneh bagiku.

"Akan kupacari." Bisik Sienna lagi yang kali ini pikiran kotornya membuatku risih.

"Kau menjijikkan." Ucapku dengan kata yang sama.

Pada kenyataannya, akulah yang menjijikkan.


- If loving you is wrong, I don't wanna be right
If being right means being without you, I'd rather be wrong during life -


TBC


Syupe dupe short, isn't it? Jadi, mulai sekarang saya bakal postnya sedikit-sedikit, ya. Jadi diperkirakan Calypsora akan ada banyak part-nya. Karena cast-nya lagi -lagi berbeda, bakal saya post fotonya juga di tiap part biar kalian cepat nyaman dengan cast baru. TFR <3

CalypsoraWhere stories live. Discover now