⏩ Tiga

7K 722 5
                                    

⏩⏩⏩

"Jadi ini rumah lo?" Tanya Prilly sambil menatap rumah megah di depannya.

"Hm!" Sahut Ali singkat. Ia melepaskan seatbeltnya dan berniat turun tapi Prilly mencegahnya. Ia langsung meraih lengan Ali.

"Tunggu!"

Ali menatap lengannya yang di cengkram oleh Prilly. "Gue mau ngomong penting sama lo!"

Alis Ali semakin bertautan menatap wajah Prilly yang berubah serius. "Soal apa?"

Prilly lalu meraih jemari besar Ali dan menggenggamnya kemudian menbawanya dan meletakkannya di dadanya.

"Ap-apa yang lo lakuin?" Tanya Ali dengan gagap saat tangannya berada di dada Prilly. Prilly tersenyum lembut.

"Lo bisa ngerasain detak jantung gue kan? Lo tau? Setiap ketemu sama lo, jantung gue berdetak semakin cepat. Setiap berada di sisi lo dan setiap menyebut nama lo. Lo tau gak apa artinya?"

Ali terdiam dan terus menatap mata hazel Prilly. Prilly kembali tersenyum dan tangan satunya ikut menggenggam jemari Ali yang berada di dadanya.

"Karena gue yakin...Tuhan nyiptain lo buat gue. Dan gue yakin...pilihan Tuhan gak akan pernah salah!"

Kata-kata Prilly mampu membuat Ali terpaku. Ia sampai tak sadar jika wajah Prilly sudah berada di dekatnya. Tapi Prilly masih bisa mengontrol dirinya. Ya walaupun dia terlihat agresif...tapi dia masih bisa menjaga dirinya.

Prilly menempelkan keningnya di hidung mancung Ali. Menikmati hembusan nafas Ali yang menerpa wajahnya. Aroma mint. Aroma yang selalu ia rindukan.

Perlahan Ali menarik tangannya dan spontan Prilly juga menarik tubuhnya. Mereka tampak gugup. Ali langsung membuang pandangannya ke arah luar. Jantungnya sendiri sebenarnya mulai bekerja tidak normal.

"Maaf!" Ucap Prilly lirih dan tertunduk. Ali langsung menoleh ke arah Prilly. Prilly ikut menolehkan kepalanya. Mereka saling berpandangan.

Wajah Ali terlihat tegang tapi bukan Prilly namanya kalau ia tidak bisa mencairkan suasana.

"Setelah lo tau perasaan gue, lo gak pengen apa nembak gue?"

Ali mengernyit. Ia heran. Di dunia ini ada makhluk hidup seperti Prilly. Tanpa menjawab Ali langsung turun dari mobil Prilly dan melangkah menjauh.

"My Prince--eh maksud gue Ali. Besok gue anterin ya. Kan motor lo ketinggalan di sekolah!!" Teriak Prilly dari dalam mobilnya. Langkah Ali terhenti sesaat tapi ia tak mempedulikan teriakan Prilly.

Menoleh sedikitpun tidak. Ali kembali melangkah dan menghilang di balik pagar besar. Prilly menghela nafas berat dan menghembuskannya perlahan.

"Gue tau lo suka sama gue. Apa susahnya sih jujur sama perasaan lo sendiri?" Gumam Prilly lirih.

⏩⏩⏩

Dian tampak terkejut melihat kedatangan Ali yang terlihat kusut dan memprihatinkan.

"Baru sampe? Mama kok gak denger suara motor kamu?"

Langkah Ali yang sudah berada di depan pintu kamarnya langsung terhenti. Ali lalu menoleh ke arah Dian.

"Tadi dianterin sama Prilly--!"

"Prilly? Mana dia?" Sela Dian sambil celingak celinguk.

"Udah pulang!"

"Yaaah!" Dian terlihat lemas. "Kok gak di ajak masuk sih Li?"

"Belum waktunya Ma. Butuh proses...!" Jawab Ali santai lalu masuk ke dalam kamarnya. Ia melempar tas ranselnya ke lantai dan merebahkan tubuhnya di atas kasur king size.

LOVE YOU, PRILLY ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang