28.Selamat Datang

6.8K 507 39
                                    

Vote!

***

"Gimana, kak? Udah beli semua perlengkapan buat bayinya?"

"Udah, bun. Alhamdulillah"

"Jangan banyak-banyak baju yaa. Takut nanti orang-orang yang pengen liat kamu sama bayimu, ngasih baju"

"Wkwkwk. Iya, bun. Cuma beli lima kok"

"Yaudah. Minggu depan bunda sama ayah terbang ke Jakarta"

"Bunda sama ayah aja? Abang? Teteh?"

"Mereka nanti nyusul. Soalnya kan Fida masih sekolah"

"Ohh, oke bun"

"Yaudah, jaga kehamilannya baik-baik yaa. Assalamualaikum"

"Oke, bun. Waalaikumsalam"

'Tut-

Aku meletakkan IPhoneku diatas kasur. Baru saja bunda menelfon untuk mengecek keadaanku.

"Bilang apa bunda?" Tanya kak Iqbaal yang sedari tadi berada disampingku.

"Cuma ngasih tau kalo minggu depan bunda sama ayah bakal kesini" Jawabku.

"Loh? Cuma berdua? Teteh, abang, Fida Doni?" Tanyanya lagi.

"Mereka nyusul katanya. Fida kan masih sekolah" Jelasku.

"Oh.. Oke" Sahutnya.

"Bi Maryam dimana ya?" Tanyaku pada kak Iqbaal yang sekarang sedang menatap kearah televisi.

"Di dapur mungkin" Jawabnya.

"Aku kesana dulu yaa" Ujarku.

"Iya iya. Tapi hati-hati loh yaa" Kata kak Iqbaal.

"Oke" Sahutku.

Aku beranjak dari kasur dengan sangat pelan.

"Aws!" Ringisku.

Perutku terasa sangat sakit. Sangat sangat sakit!

~Author PoV~

Iqbaal yang mendengar (Namakamu) menjerit, langsung menghampiri (Namakamu) dan membaringkan (Namakamu) di kasur lagi.

"Kenapa?" Tanya Iqbaal pada (Namakamu).

"Gatau! Sakit banget! Aws!" Jawab (Namakamu) sambil terus memegang perutnya yang buncit itu.

Iqbaal mulai merasa cemas.

"Tunggu bentar yaa, sayang. Aku mau manggil bi Maryam" Ujarnya.

(Namakamu) hanya mengangguk sambil terus memegangi perutnya yang sakit katanya.

Iqbaal beranjak dari kasur dan keluar dari kamar untuk memanggil Maryam.

Tak lama, Iqbaal kembali bersama Maryam.

My Husband IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang