Epilog

740 50 8
                                    

Pagi yang cerah enaknya minum es podeng. Yonghwa memesan dua es podeng untuk dibungkus. Dari kejauhan dia sudah melihat Kwanghee yang sedang melambai-lambai.

"Yonghwa!! Apa kau masih marah?"

"Tidak juga."

"Syukurlah," Kwanghee memperhatikan dua bungkusan es podeng yang sedang ditengteng Yonghwa, "wahh... kau baik sekali membelikanku es podeng," Kwanghee hampir saja menyambar es podengnya kalau Yonghwa tidak dengan cepat menghindar.

"Siapa bilang ini untukmu?"

"Lalu untuk siapa? Emangnya kau punya pacar? Atau jangan-jangan kau punya sahabat baru?"

"Ya. Jadi jangan berisik karena aku sedang berkonsentrasi mencari pacarku di antara manusia-manusia itu!"

Kwanghee tertawa mengejek, "aigoo Yonghwa. Memangnya siapa pacarmu? Seohyun?"

"Ya. Benar sekali."

Kwanghee menepuk jidat Yonghwa sekuat tenaga, "YA! Sudah kubilang berhentilah berkhayal. Aku sudah mulai muak dan emosi."

"Aku tidak perduli."

"Lagipula bukannya kau sangat membencinya? Kenapa tiba-tiba kau tergila-gila padanya?"

"Memang kenapa? Bukankah cinta dan benci beda tipis?"

"Apa otakmu rusak semenjak kita ke peramal itu? Aku jadi menyesal membawamu kesana!"

"Aku justru sangat berterimakasih. Dan jangan berani menghina peramal tersebut! Dia sangat berjasa dalam hubungan kami."

"Yonghwa... aku akan mengadukannya pada ibumu. Kurasa ada yang salah dengan otakmu."

"Terserah. Sudah, ya, pacarku sudah datang," Yonghwa melambai-lambai dan ekspresinya dengan cepat berubah ceria membuat Kwanghee bergedik ngeri.

Yang lebih parah Seohyun membalas lambaian Yonghwa.

"Yonghwaaa!!!"

"Seohyunnn!!!"

"Apa kau sudah lama menungguku?"

"Tidak juga. Ini esmu. Ayo kita pergi sebelum esnya mencair."

"Wah. Jadi ini es podeng yang sangat kau sukai itu?"

"Yaps. Benar-benar menyegarkan. Kau harus sering membelinya terutama di cuaca panas."

"Wahhh... aku jadi tidak sabar."

"Ehemmmm..." Kwanghee pura-pura batuk agar mereka sadar bahwa sedari tadi Kwanghee masih hidup dan bernafas.

"Haloooo.. Kwanghee, ya? Namaku Seohyun."

Kwanghee dengan cepat membalas juluran tangan Seohyun, "pacarnya Yonghwa," dan langsung syok mendengar pernyataan Seohyun.

"Nah, sekarang kau percaya kan?" kata Yonghwa sambil tersenyum bangga.

"Ada apa, Yong?"

"Dia tidak mempercayai ceritaku, Hyun. Padahal aku sudah menjelaskannya dengan sangat detail. Bahkan tentang kehamilanmu."

"Benarkah? Padahal aku sampai muntah-muntah waktu itu. Apa kau juga menceritakan tentang ciuman kita?"

"Tidak. Aku tak yakin dia sanggup mendengarnya. Padahal waktu itu..."

"Hentikan!!" Kwanghee menyumpal mulut Yonghwa dengan kepalan tangannya, "hamil? Ciuman? Kalian tidak malu? Aku saja mau muntah mendengarnya?"

"Kenapa harus malu? Semua itu benar-benar terjadi."

"Sudahlah. Aku pergi saja. Bhay!"

👑👑

Kwanghee celengak-celinguk memastikan tidak ada orang disekitarnya, terlebih Yonghwa dan Seohyun. Setelah mantap, ia melangkahkan kakinya memasuki standbooth Ji Suk Jin si peramal legendaris.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Suk Jin.

"Namaku Kwanghee. Bisakah kau membuatku bermimpi indah dan terdampar di mana saja bersama Yoona?"

- THE END -

Halooo semuanyaaa...

Nggak terasa akhirnya cerita keduaku ini kelar juga. Tapi jangan khawatir, selama aku masih bisa menulis aku akan terus bikin cerita tentang Yongseo couple, hehhehe.

Sedikit bocoran di cerita berikutnya masih terkait Fantasy. Terinspirasi dari dewa-dewi Yunani. Tapi cuman sedikit kok, sisanya asli imajinasiku sendiri. Di tunggu yah hehehe.

Makasih ya semua yang udah read, vote dan comment cerita ini. Tanpa kalian aku hanyalah butiran debu.

Oh, ya, aku bikin cover piano lagu Banmal Song karena tiba- tiba rindu dengan mereka.

Kalo ada waktu boleh dilihat, ya hehehe

https://www.instagram.com/p/BYaX28cg-ME/

Sekali lagi terimakasih semuanya. Sampai bertemu di cerita selanjutnya.

Love, Still, Yongseo 💙💖

Back : For First Time Lovers

Next : Sleep Tight, Oneiroi

Fairytale - YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang