LBA 17

461K 32.9K 1.5K
                                    

YEY DOUBLE!

Maaf,tadi bukannya gak bisa dibuka, tapi aku ke publish padahak belom kelar tulis. Jd aku buru-buru unpublish, eh notifnya udah masuk duluan 😅

maapkeun ya. Bukannya error kok.

Nah selamat membaca!!!

***

Natalie menghempaskan diri ke atas kasur begitu ia selesai membersihkan debu kotoran di Apartemennya.

Setelah perjalanan panjang dari Korea yang terasa lebih melelahkan karena harus diam-diaman dengan Alexis yang tidak mau menatapnya, atau bahkan menganggapnya adapun sepertinya tidak.

Berbagai nasihat orang tua laki-laki itu juga sepertinya tidak diindahkannya.

Begitu pesawat mendarat, Alexis langsung pergi tanpa menawari tumpangan pada Natalie yang akhirnya diantar pulang oleh kakak dan kakak iparnya.

Awalnya Natalie menolak dan lebih memilih naik kendaraan umum saja, tapi Natalie tidak tega menolak tawaran Alleira juga seberapa baik keluarga laki-laki itu kepadanya.

Bahkan Alleira sampai meminta maaf atas perlakuan Alexis pada Natalie dan meminta Natalie untuk memikirkan ulang keinginannya untuk membatalkan pernikahan.

Natalie hanya bisa mengiyakan tanpa berjanji apapun. Karena menurutnya yang ia lakukan tidaklah salah.

Begitu sampai di Apartemen, ia kembali harus menghela nafas lelah karena pintu Apartemennya yang rusak belum diganti. Ia terpaksa menguras uang tabungannya untuk mengganti pintu sambil beres-beres sisa kekacauan yang ia tinggalkan sebelum Alexis membawanya pergi.

Barulah setelah 5 jam tidak berhenti bergerak, ia baru bisa merasakan nikmatnya surga dunia setelah punggungnya yang mau patah di rebahkan di atas kasur empuk.

Memang tidak seempuk kasur di Mansion Alexis, tapi Natalie tidak masalah.

Ia berbalik menghadap ke tembok sambil memejamkan matanya.

Besok ia harus keliling lagi mencari kerja karena ia sudah berhenti dari pekerjaannya di restoran seperti yang Alexis perintahkan padanya.

"Semangat, Little one. Besok akan menjadi hari yang melelahkan," gumam Natalie sesaat sebelum ia tertidur.

***

Terik matahari yang menyinari LA siang itu cukup membuat Natalie lepek dibasahi keringat yang mengucur. Tidak biasanya matahari LA sepanas ini.

Namun itu tidak menyurutkan semangat Natalie untuk mencari pekerjaan meski sudah ditolak 5 restoran sepanjang hari ini. Tidak ada alasan yang jelas mengenai penolakan itu, tapi semua restoran selalu menolaknya setelah menelepon tempatnya bekerja untuk referensi mengenai kinerja Natalie.

"Kau masih semangat? Masih banyak restoran di LA yang belum ibumu masuki, jadi jangan menyerah dulu." Natalie bermonolog sambil mengelus perutnya dan menggigit roti lapis yang ia beli di supermarket.

Sesekali ia terbayang wajah Alexis, namun tidak sekalipun ia menyesali keputusannya. Karena menurutnya penyesalan sama sekali tidak bisa mengubah apapun.

Menyesal karena ia tidak memeluk ayah dan ibunya sebelum mereka kecelakaan. Menyesal karena terlalu percaya hingga dibodohi Fabian, mantannya. Menyesal karena tidak bisa menjaga dirinya hingga ke titik ini.

Hingga malam menjelang, Natalie tidak berhasil menemukan pekerjaan. Semua penolakan sama.

"Kakiku pegal..." Natalie duduk di pinggiran trotoar untuk mengistirahatkan kakinya yang terasa pegal setelah seharian berjalan. Kakinya sedikit terlihat bengkak sekarang. "Sepertinya aku harus melupakan impianku menjadi koki," gumamnya terdengar sedih. "Apa kecerobohanku sangat parah sampai tidak ada yang mau menerimaku jadi pegawainya?" Natalie mendengus dan tersenyum miris, "jangankan pegawai. Menjadi seorang istri saja tidak diterima. Ibumu parah sekali ya, little Mr.Handsome?"

Love by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang