"Bagaimana bisa ini terjadi?"
Pagi itu, Hakyeon datang ke Kantor Kepolisian Seoul lebih pagi dari beberapa hari sebelumnya dan mendapati keramaian yang ganjil di sana, terlebih di ruangan divisinya. Ia memang datang lebih awal belasan menit dari jam masuknya, yang artinya pada saat itu banyak polisi atau petugas yang akan berlalu-lalang untuk mulai bekerja, tapi keramaian seperti itu tak pernah terjadi sejak ia bekerja di kantor tersebut.
"Hyung, ada apa ini?" Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Hakyeon pun memutuskan untuk bertanya kepada Inguk, seniornya yang kebetulan berdiri tak jauh darinya.
Inguk menoleh, menampakkan wajah frustasinya, yang entah apa penyebabnya, "kau ingat, 'kan kalau beberapa hari lalu aku mengatakan bahwa timku akan menangkap seorang koruptor?" Ia balik bertanya.
Tentu saja Hakyeon ingat. Terlebih, ia melihat berita yang menayangkan penangkapan koruptor tersebut ketika berada di rumah sakit dan orang tersebut telah menerima uang rakyat sebanyak triliunan won. Jadi, bagaimana ia bisa lupa?
"Hm." Ketua Tim 3 itu mengangguk, "lalu, apa hubungannya, hyung?" tanyanya.
"Tentu saja ada hubungannya!" Nada bicara Inguk naik, kemudian ia berdeham untuk mencairkan suasana, "karena ... orang itu melarikan diri," lanjutnya pelan.
"Bagaimana bisa ia kabur?" tanya Hakyeon frustasi. Kini ia bisa merasakan beban dalam pikiran seniornya itu, meskipun sebenarnya masalah itu dihadapi oleh Inguk, bukan dirinya.
Senior Hakyeon saat berada di Tim 1 itu hanya menggeleng dan mengacak rambutnya kasar, tak peduli dengan penampilannya nanti maupun keadaan sekitar. Membuat Hakyeon hanya menghela nafas melihatnya.
"Lalu, kemana perginya dia?"
Telunjuk Inguk mengarah ke pintu utama Kantor Kepolisian Seoul, "ia kabur lewat pintu depan. Karena belum lama, aku yakin ia masih di sekitar sini," jawabnya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Hakyeon langsung pamit dan pergi ke arah yang ditunjukkan oleh Inguk. Ia lalu berdiam diri sejenak di depan sana dan memperhatikan sekeliling.
"Ketua Tim, apa yang sedang anda lakukan di sini?" Tiba-tiba saja Jaehwan sudah ada di sampingnya dan nyaris membuatnya kehilangan jantung.
"Oh, aku hanya ingin membantu tim lain." Hakyeon menoleh, "sebaiknya kau segera masuk dan lanjutkan saja pencarian kita. Nanti aku akan menyusul," ucapnya yang langsung dibalas dengan anggukan oleh anggotanya yang paling senior itu.
Hakyeon pun melanjutkan penyelidikannya hingga sepasang irisnya mendapati kamera yang terpasang di sudut atas dinding depan kantor. Kamera CCTV. Hal itu langsung membuat senyum kepuasan terukir di wajahnya.
Setelah pembicaraan yang cukup panjang, Hakyeon berhasil meminta rekaman pagi itu, ketika koruptor yang ditangkap oleh Tim 1 melarikan diri dari penjara sementara dan dikejar oleh beberapa orang petugas. Sayangnya, posisi kamera kurang pas, lebih mengarah ke halaman kantor, sehingga ia hanya bisa melihat rekaman tersebut berakhir tanpa mengetahui kemana perginya sang koruptor.
"Terima kasih dan mohon maaf telah mengganggu." Hakyeon membungkuk dan pergi dari ruang CCTV.
Penemuan pertama yang tak berbuah manis tidak membuatnya patah semangat. Ia justru semakin penasaran dan kembali menelusuri sekeliling pintu utama. Namun kali ini, area pencariannya juga meliputi tempat parkir. Karena menurutnya, bisa saja orang yang ia cari tengah bersembunyi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantom of The Opera [VIXX - FIN]
Fiksi Penggemar16 tahun yang lalu, opera adalah salah satu seni pertunjukan yang sangat disukai oleh warga Korea Selatan. Namun, seorang pembunuh misterius bernama Phantom mengubah hal itu. Para pemainnya tewas satu-persatu, menyisakan luka yang mendalam bagi para...