Bab 1

73.8K 3.2K 64
                                    

Meet Liam and Amara, my new story ^^ the third story in the wedlock series.

Semoga kalian menyukai mereka karena aku jatuh cinta pada mereka ketika mengolah cerita ini, haha...

Luv,

Carmen

__________________________________________________________________________

Apa yang akan kau lakukan jika kau memergoki seorang COO sedang bermesra-ria dengan sekretaris barunya? Di kantor pria itu? Pada jam kerja pula?

Yep, it was disgusting.

Ew, Amara Winters bahkan tidak ingin membayangkannya. Entah kesialan apa yang sedang menimpanya sehingga ia harus dihadapkan pada pemandangan seperti ini. Dalam momen singkat itu, sebelum pria itu menyadari kehadirannya, Amara melihat segalanya.

Pria itu bersandar di meja kerjanya sementara sang sekretaris berdiri berhadapan dengannya, begitu dekat sehingga orang-orang mungkin berpikir keduanya berasal dari satu tubuh yang sama. Tangan pria itu berada di bokong padat sang sekretaris yang terbalut rok pendek hitam ketat sementara tangannya yang lain menghilang di balik tengkuk wanita itu. Wajah mereka merapat, saling merekat, mungkin tidak menyisakan jarak yang cukup lebar untuk dilewati seekor lalat sekalipun ketika keduanya bercumbu dalam.

Menjijikkan!

Amara tidak pernah mengerti bagaimana seorang wanita bisa menikmati rasanya dicium seorang pria, membiarkan mulut basah itu menjelajahinya dan bahkan mengijinkan lidah kasar seorang pria menyelinap masuk untuk mempermalukan mereka.

Ia masih terpaku tidak jauh dari ambang pintu ketika kedua sosok itu bergerak menjauh dan pria itu menyapanya ringan, seolah-olah dia tidak baru saja tertangkap basah sedang berbuat tidak senonoh di hadapan putri pemilik perusahaan ini.

"Amara."

Amara tidak yakin kenapa wajahnya memanas – apakah karena ia baru saja memikirkan lidah seorang pria di dalam mulut seorang wanita ataukah karena ia malu ketahuan berdiri di sana mengamati mereka. Atau fakta bahwa ia marah pada dirinya sendiri karena hanya bisa mematung diam dan tidak melakukan apa-apa saat pria itu melecehkan salah satu pegawai wanitanya?

Ya, pasti karena itu.

Sebagai permulaan, ia memang sangat tidak menyukai Liam Blackburn. Bukan saja karena fakta bahwa ayahnya lebih mempercayai pria itu daripada dirinya. Tapi, siapa yang tidak mengenal reputasi tak terpuji pria itu? Liam Blackburn adalah pria paling playboy di seluruh gedung ini, karena nyaris tidak ada wanita yang luput dari rayuan mautnya. Setiap wanita yang cukup bodoh untuk terlibat dengan pria itu tentu saja harus bersiap-siap patah hati karena Liam Blackburn dikenal sebagai pria paling tidak setia yang pernah hidup di muka bumi ini.

Salah satu jenis pria yang paling dibenci Amara.

"What brought you here?"

Beraninya pria itu bertanya seperti ini. Amara menegakkan tubuh dan menarik napas pelan, mengusahakan suaranya agar terdengar normal.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Well, this is my office and..."

"Not you," potong Amara tajam – senang karena ia sudah berhasil menguasai diri. Inilah ia yang sebenarnya – Amara Winters yang tegas dan profesional, pewaris WintersCorp yang sah – yang syukurnya – jauh berbeda dari ayahnya. Amara sama sekali tidak menganggap Liam Blackburn sebagai aset perusahaan yang berharga. Matanya bergerak dari wajah Liam ke sekretaris pria itu. "I meant you."

"Ms... Ms. Winters, I..."

"Amara..."

"Keluar! Sekarang juga!"

Their Marriage Agreement (The Wedlock Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang