Chapter 19

2.1K 229 69
                                    


Happy Reading

.

.

.

.

.


"Kenapa dulu kau tak mau mengakui jika kau juga seorang gay, sayang?". Tanya Jimin pada Jungkook yang tengah berendam di depannya. Jungkook menunduk sejenak sebelum memutar kepalanya untuk melihat Jimin.

"A-aku takut pada pandangan orang tentang aku. Mereka akan mengucilkan ku jika mengetahui nya".

Cup

"Itu dulu, sekarang mereka lebih terbuka sayang". Ucap Jimin setelah mencuri kecupan di bibir Jungkook. Ia menarik tubuh itu untuk bersandar ke tubuhnya. Memeluknya dari belakang sambil mengambil kedua tangan Jungkook.

Cup. Cup.

Jimin mencium punggung tangan Jungkook bergantian. "Dan sekarang kau mengakui hal tersebut. Apa yang membuat mu melakukannya?".

"Seseorang pernah mengatakan padaku, jika kau mengingkari hati kecilmu, maka hati dan bahkan tubuhmu akan tersakiti. Dan selama aku terus menolak mengatakan jika aku menyukaimu, aku hampir menangis setiap malam karena memikirkanmu belakangan ini, sunbae". Jimin mengeratkan pelukannya pada Jungkook. Ia meletakkan dagunya di pundak si manis.

"Dia benar. Jika kita mengingkari hati kecil kita, maka kita akan tersakiti. Terimakasih karena menuruti hatimu Jungkook-a". Jungkook tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Sebelah tangannya ia lepaskan dari Jimin untuk mengusap rambut lelaki itu.

"A-Apa sekarang kita pacaran, sunbae?". Tanya Jungkook ragu.

"Ei, bahkan kita sudah menyatu berulang kali tadi malam, apa kau masih butuh pengakuan jika kita saling memiliki?". Pipi Jungkook menghangat karena mulai mengingat permainan mereka.

"Haha.. Tapi, kenapa bisa kita melakukan itu sunbae? ". Tanya Jungkook dengan tawa terpaksanya. Gugup.

"Kau yakin ingin mendengarnya tanpa menunggu ingatanmu kembali?". Jungkook mengangguk ragu. Tapi ia cukup penasaran tentang bagaimana cara mereka bisa sampai melakukan aktifitas panas tadi malam.

"Tapi, aku tak ingin menceritakannya. Aku hanya ingin membagi cerita sebuah drama picisan yang mungkin akan mengubah persepsimu tentang hubungan kita atau mungkin hubunganmu dengan seseorang". Jungkook mulai berdiri dan berbalik menghadap Jimin. Ia duduk di atas paha lelaki itu sambil mengalungkan tangannya ke leher Jimin.

"Apa cerita itu berakhir tragis?". Tanya Jungkook sambil mengedipkan matanya. Jimin mencuri kecupan di hidung Jungkook.

"Aku belum tau ending untuk cerita itu". Jungkook menekuk wajahnya dengan bibir yang sedikit mengerucut. Dengan gemas Jimin membenturkan pelan dahi mereka.

"Kenapa kau imut sekali eoh?. Kau membuatku ingin menerkammu lagi jika begitu". Mata Jungkook mulai melebar. Dia akan beranjak dari paha Jimin, tapi Jimin justru mencium bibirnya sekilas.

"Aku bercanda Jungkook-a. Apa kau siap mendengarnya?". Jungkook mengangguk pelan.

"Baiklah, aku akan memulainya. Kisah ini tentang seorang anak laki-laki yang terlahir dari seorang ibu muda. Usia wanita itu baru berumur lima belas tahun ketika melahirkan anak laki-laki itu. Ketika dia melahirkan anaknya, dia bahkan masih menggunakan seragam sekolahnya dan meregang nyawa untuk melahirkan anaknya". Jungkook sedikit gelisah mendengar cerita Jimin. Ia paham jika cerita itu, tentang lelaki di hadapannya ini.

If You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang