Part 1

104 19 12
                                    

Budayakan votmen sebelum membaca! Jangan jadi pembaca gelap"

"Teman baik akan selalu menemani kita disaat susah dan mendukung kita disaat bahagia, selalu ada tanpa di minta."


"Kalian gak panas?" tanya Indah sambil menyeka keringat yang mengalir di keningnya.

"Panas, tapi mau gimana lagi?"

"Pak Ridwan ceramah nya panjang banget, kayak sungai Citarum aja. Kayaknya minta di wewelin cabe 1 kilo nih!"

"Kamu gak boleh gitu, kasian nanti bisa-bisa sakit karna kepedesan."

"Lo kalau ngomong gak usah sompral, kena DO baru tau rasa." ujar Bella. Keduanya terdiam.

"Sa, halangin gua dulu bentar! Gua mau jongkok dulu. Kalo ada OSIS lo kasih tau gua ya!?" perintah Indah. Salsa mengangguk.

Bella menendang pantat Indah yang kini sedang berjongkok dan menatapnya tajam.

Indah menatap Bella dengan  kesal "Apaan sih lo? Sakit tau!"

"Berdiri!"

"Gua pegel, bel."

"Yang lain aja gak jongkok, padahal mereka juga pegel sama kayak apa yang lo rasain. Hargain perjuangan pahlawan, pahlawan aja tak kenal lelah. Masa lo generasinya gini?"

"Ya itu kan mereka bukan gua, kalo gak ngehargain juga, gua gak bakal ikutan upacara."

"Terus? Kalo setengah-setengah gini mending lo gak usah ikut. Buang-buang waktu lo juga kan?"

Indah menghembuskan napasnya kasar. Meskipun ia tak mau kalah dalam berdebat, tetapi apabila berdebat dengan Bella percuma saja ia akan tetap kalah.

Beberapa menit kemudian, upacara pun usai. Semua murid SMA Bakti Mulya memasuki kelas nya masing-masing.

"Ada apaan tuh ngumpul-ngumpul? Rame bener." tanya Indah setelah memasuki kelas nya. Bella dan Salsa menggidikkan bahunya acuh.

Merasa penasaran, Indah dan Salsa pun menghampiri mereka yang sedang ribut. Bella? Ia tidak peduli. Ia hanya memainkan ponselnya untuk bermain game.

"Ada apaan nih rame banget?" tanya Indah.

"Biasa Caus Gaul Latifah comeback." jawab Daffa.

"Pantes rame, lo mau beli kagak?" tanya Indah ke Salsa.

"Lo nawarin ke gua, in?" tanya Daffa antusias.

"Bukan ke lo bego. Gua nawarin ke Salsa."

"Kirain kan? Slow aja, neng."

"Nong nang nong neng, emang lo kira gua ceu neneng?"

Daffa tertawa "Emang gua ngomong lo ceu neneng? Kagak kan?"

"Itu apaan neng? Gak enak di denger banget."

"Udah jangan debat mulu, nanti pisang nya abis!" sungut Salsa. Indah mengangguk lalu meninjak kaki Daffa dengan keras. Daffa meringis pelan.

"Tip, gua beli dong! Sisain buat gua sama Salsa."

"Apaan udah abis. Lo sih telat."

"Njir kejam. Yang namain Caus Gaul Latifah kan gua! Masa manager nya kagak di kasih?!"

"Udahlah besok ae, nanti gua bawain yang banyak buat lo!" Indah mengangguk, lalu menarik Salsa menuju ke bangkunya.

"Eh eh, pisang nya mana?" tanya Salsa bingung.

"Udah abis."

"Yahh, gara-gara kamu sih kelamaan debat sama Daffa."

"Napa jadi nyalahin gua? Tuh si Daffa cengo yang salah." kesal Indah setelah duduk di bangkunya.

"Muka kalian berdua kenapa? Kusut amat."

"Itu tadi pisang nya abis, gara-gara Indah sama Daffa kelamaan debat." kesal Salsa.

"Nyalahin gua lagi?"

"Kan emang bener?"

"Udah lah cuma pisang juga, kayak bocah aja." ketus Bella.

....

Cewek Absurd [ Tak Selalu Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang