ONE HOPE

147 10 1
                                    

Bagaimana jika sebuah pengharapan bisa mengubah takdir seseorang?

Tidak semua manusia mempunyai kehidupan yang beruntung.

Jadi, Tuhan telah memberikan porsi sesuai kemampuan.

Jangan pernah iri dengan hidup seseorang.

Namun, kita tidak bisa munafik untuk hal itu.

Jika kita berada di atas, boleh sesekali melihat ke atas.

Tapi jangan sampai terantuk batu karena kita tidak pernah melihat ke bawah.

.

.

.

.

.

Dimana musik berdentum, di situ semua rasa tertekan, stress dan depresi bisa musnah hanya dengan segelas tequilla. Atau mungkin tambahan bumbu seks jika memungkinkan.

"Hei, lihat wanita yang di sana? Sepertinya ia kesepian."

"Yang mana?"

"Itu, yang duduk di bangku ketiga di depan bar.Wonho-ya sepertinya kamu bulan lalu mengatakan jika butuh sedikit uang untuk melunasi tagihan kartu kreditmu. Mungkin ini giliranmu."

Lelaki beriris biru itu membuat pose berpikir. Sedetik kemudian ia sadar bahwa wanita itu tidak sendirian.

"LIhat! Sedang apa yang anak sekolah itu lakukan di tempat ini?"

.

.

.

.

.

[CHANGKYUN POINT OF VIEW]

Kisah ini bukanlah secarik pengalaman romansa picisan yang biasa kalian baca di novel. Yakin masih mau melanjutkannya? Aku katakan lagi, bahwa ini merupakan gambaran hidup dimana keadaan saling bertolak belakang dan kontradiksi. Namun, bukan sebuah fiksi namanya jika tanpa mengandung bumbu-bumbu tambahan di dalamnya. Kontradiksi yang saling membutuhkan dan menjadi harmonis.

Aku bukan seorang pendongeng yang handal, jadi mungkin ini akan terdengar sedikit nyata dan apa adanya. Tepatnya ketika aku baru pindah ke Seoul.

Ini dimulai ketika...

Aku biasa bangun pagi hari. Tepat pukul setengah enam pagi, bunyi alarm ponsel yang menenggelamkan pulau mimpiku. Mungkin bagi sebagian orang bertanya kenapa bukan seseorang saja yang membangunkanku di pagi hari. Apakah aku sendirian? Jawabannya adalah, benar seratus persen tepat sekali. Tinggal selama satu bulan sendirian di apartemen ini cukup membuatku beradaptasi lagi dengan negara Korea. Namun aku belum terbiasa dengan cita rasa daerah di sini yang masih terlalu kuat. Bayangkan saja betapa memalukannya aku saat menyantap sedikit kimchi lobak pedas di kedai seberang gedung, aku langsung mencret malam harinya. Untung negara ini tidak menerapkan peraturan aneh untuk tidak menyiram toilet di malam hari seperti di Finlandia.

Beberapa notifikasi dari Whatsapp, Instagram, Line, Kakaotalk dan media sosial tidak penting lainnya berebut masuk ketika aku menghidupkan layar ponsel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ONE HOPEWhere stories live. Discover now