PG 3 #Aku ingin Dewasa 2

1.3K 183 14
                                    

Tatapan mata menusuk membuatku terpuruk
Tak ada yang ku benci selain sendu
Ku buai sebuah ruang bersua rindu
Apa yang akan ku temu disuatu waktu?

—///—
20:22

Aku bergegas mandi, dan sedikit menangis disana akibat aku masih syok dari kejadian tadi siang.

Dan setelah itu, aku bergegas naik kekasurku dan... Suara motor terdengar diluar  jadi aku segera berlari ke luar kamar, sedikit tersandung saat menuruni tangga. Aku sempat melihat di ujung mata, Ibu dan ayahku saling lirik penuh tanya saat aku berlari itu. Dan tentu tanpa mau peduli selanjutnya.

Aku membuka pintu sebelum si tengil memencet bel, dan aku memberi tatapan bengis padanya.

tangannya behenti di udara saat ingin memencet bel. Dan dia menatap ku curiga.

Sekarang.... Apa yang akan kau lakukan PARK SEO JOON!!!!

Tatapan ku membakar wajahnya, sekarang dia sedang merah padam, ku asumsikan, dia pun sudah tahu.

"a..ada apa?" katanya ambigu.

"apa yang apa, Hah!" aku berteriak didepan wajahnya dan membuat dia menatap mengerling kan matanya.

"Kenapa sih dengan kamu?" dia memegang kepalaku dengan lembut, tapi aku segera menepisnya. Dia hanya menatap putus asa padaku, sedangkan aku sekarang berkecak pinggang, menghalangi jalannya.

"Jangan berpura-pura kau!, apa hak mu mempermainkan aku!. Apa!"

"Jiyi dengar—"

"Stop! Jangan panggil aku begitu kamu!, aku benci padamu, aku membencimu Sialan!"

Dia memandangku dengan tatapan putus asa, Lalu berdiri dengan melipat tangan didada, "Oke, aku sialan, oke. Lalu apa yang bisa ku lakukan jika adikku mencintai pria yang mudah aku kendalikan?. Aku manfaatkan dia lah. Apa lagi yang bisa ku lakukan?"

Aku menelan ludah lalu memukul lengannya, "Dengar! Aku bukan bocah ingusan yang selalu harus disuapi. Ayolah OPPA!!"

"yah kau boca!"

"AKU BUKAN BOCAH!"

"yah kau bocah!!"

"BERISIK, KALIAN KIRA INI HUTAN?" teriak ayah membuat kami terloncat, aku dan seo joon saling pandang tajam, lalu saling membuang muka.

"Ada apa ini hah?" ibuku melerai dan berkecak pinggang didepan kami berdua, dan disampingnya ayahku merada, ayah terlalu tinggi dan sangat mengintimidasi, tapi aku sudah tak tahan di anggap bocah.

"Eomma, orang itu! Dia itu bajingan!"

"Hei, hei! Apa katamu hah? Mengapa kau memaki!, siapa yang mengajarimu!" ibu menatap tajam padaku, dan ayah menatap tajam seo joon.

"Seo joon, ada apa?" ayah berbicara seakan menghunuskan belati pada Seo joon, bahkan aku sekarang mulai keringat dingin.

"Itu, dia... Aku... Taehyung—"

"dia menjadikan aku bocah tolol ayah!" aku memotong kata seo joon

"Hei, anak kecil!" ayah membentaku, membuat aku menjadi mual sekarang, "Sejak kapan kau begitu memiliki mulut kotor!"

Aku diam seribu bahasa, dan seo joon juga.

Aku sekarang merasa kecewa, sekarang bukan hanya seo joon mengucapkan kata itu, ayah, dan juga tatapan ibu yang mengatakannya juga. Lihat diriku srkarang. Aku di pojokan. Aku di tindas, aku di... Aku membenci mereka. Membenci seo joon yang menganggap aku bodoh, membenci ayah yang selalu memaki, tapi tak ingin di maki. Membenci ibu yang hanya diam saja. Dan jieun, juga Taehyung si penghianat!

Aku benci mereka! Aku benci karna aku bukan orang dewasa, aku ingin dewasa!

Aku berlari meninggalkan mereka, berlari dari masalah! Aku memang begitu! Aku ingin jadi dewasa! Aku tak mau jadi bocah naif, tak mau.

Aku mengunci kamarku, dan menyembunyikan diriku dibalik selimut dan berucap "Aku ingin jadi dewasa!" berulang kali aku ingin Ahjumma itu tak berbohong. Aku ingin doaku terkabul.

"AKU INGIN JADI DEWASA!!!"

______________________________________

Magic CupcakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang