Bridge Five : Adventure(2)

55 11 1
                                    

Stacy Edlyn Flannery, gadis muda yang cantik, percaya diri dan kuat. Seorang putri pewaris tahta kerajaan yang banyak di idam-idam kan oleh gadis seusianya, betapa beruntungnya ia.

Matahari telah memancarkan sinarnya di balik pepohonan rimbun hutan tenggara, pertanda hari baru telah dimulai.

"Huaaa" Stacy menggeliat di atas matras tidurnya.

"Akhirnya kau bangun juga Stay!" Ucap Amel yang melihat Stacy terbagun dari selimut yang dibawakan Ana.

"Eh, sudah pagi ya? tidurku nyenyak sekali!" Ucap Stacy dengan wajah kikuk, dan beranjak dari selimutnya. "Dimana Ana dan Dave?" Tanya Stacy yang melihat Amel hanya sendirian membersihkan bekas Api unggun semalam.

"Mereka sedang mencari air, ini sarapanmu makanlah!" Jawab Amel sambil menyodorkan buah-buahan di sampingnya.

"Dari mana kau mendapatkannya? bukankah sedari tadi kau disini menemaniku?" Stacy dengan tatapan menyelidik.

"Tadi aku berjalan-jalan didekat sini dan aku menemukan beberapa buah yang bisa kita makan, dan juga hentikan tatapan bodohmu itu!" Amel sembari menggigit sebuah apel merah yang nampaknya sangat lezat.

"Baiklah, kau masih saja sama seperti dulu, kaku dan tidak memiliki perasaan!" Ucap Stacy dan mengambil sebuah apel yang sama seperti milik Amel.

Sikap Amel memang tidak terlalu ramah, apalagi dengan orang yang tidak dikenalnya. Lalu bagaimana Stacy dan Amel bisa bersahabat? Orang tua Amel adalah sahabat dekat Ratu Calissa, mereka sering berkunjung sedari Stacy masih balita. Terlebih lagi Stacy dan Amel seumuran, itu yang menjadikan mereka dekat lagipula Stacy sudah terbiasa dengan sifat dingin Amel begitu juga Amel yang terbiasa dengan sifat Kikuk Stacy.

"Heyy rupanya kalian meninggalkan acara sarapan bersama kami ya?" Ucap Dave yang baru saja datang bersama adiknya, Ana.

"Eh, kalian sudah datang!bagaimana, apa kalian menemukan air?" Tanya Stacy melihat kedatangan Dave dan Ana.

"Ya, kami menemukan mata air kecil di bawah bukit.Ini ambilah!" Dave menyodorkan botol perunggu yang penuh terisi air.

"Wahh terima kasih, aku sangat haus!" Stacy langsung menyambar botol yang diberikan Dave.

"Dan ini untukmu Amel!" Dave juga memberikan sebotol air kepada Amel yang di balas anggukan oleh Amel yang langsung meminumnya.

"Lalu apa yang akan kita lakukan berikutnya?" Tanya Ana.

"Bagaimana jika kita lanjutkan saja petualangan ini. Hutan tenggara ini kan masih sangat luas, dan kita belum menyusuri hingga seluk beluknya!" Ucap Stacy sambil mengusap sisa air di bibir atasnya.

"Lalu bibimu?" tanya Ana.

"Aku akan mengiriminya pesan, lagi pula ia tidak akan sempat memikirkanku karena akhir-akhirnya banyak keluhan dari rakyat dan masyarakat sekitar!" Jawab Stacy yakin.



Di istana....


"Dimana Stacy? mengapa tadi malam ia tidak pulang!" Ratu Calissa dengan wajah khawatir.

"Yang Mulia Stacy sedang pergi bersama Putri Amel, Putri Ana dan Pangeran Dave. Yang Mulia!" Jawab Casey.

"Ini yang aku takutkan jika mengijinkannya, ia akan berbuat semaunya dan tidak memikirkan bahayanya!" Ratu Calissa kian cemas.

"Tenanglah Yang Mulia percayakan semuanya pada Putri Stacy, beliau akan baik baik saja!" Casey mencoba menenangkan Sang Ratu yang terlihat sangat mengkhawatirkan keponakannya itu yang tidak pulang semalaman.

Tok Tok Tok

"Masuk!" Ucap Ratu Calissa saat mendengar suara ketukan pintu.

Seorang prajurit memasuki ruang singgasana dengan seekor Burung hantu berbulu keperakan bertengger di tangan kirinya.
"Maaf Mengganggu Yang Mulia" prajurit itu berlutut pada Ratu di hadapannya.

"Ada apa?" Tanya Ratu Calissa.

"Ada sebuah surat dari Yang Mulia Putri Stacy, burung hantu ini yang membawanya!" Prajurit itu memperlihatkan sepucuk surat yang di bawakan oleh burung hantu keperakan itu.

Tanpa perintah burung hantu itu terbang menuju Ratu Calissa dan memberikan surat yang berada di cakarnya, kemudian pergi begitu saja.

"Itu burung hantu milik Stacy!" Ucap Ratu Calissa dan membuka surat di yang kini berada di tangannya.

Untuk bibiku tercinta,Yang Mulia Ratu Calissa Erika Flannery.

Bibi, Aku baik baik saja disini tak perlu kau tanyakan dimana aku yang jelas aku akan baik baik saja. Aku bersama Amel, Ana dan Dave. Kami akan berpetualang menjelajahi alam Neatest Kingdom seperti yang aku impikan selama ini. Tenang saja dan kembali selesaikan tugasmu supaya saat aku menjadi Ratu nanti, bebanku tidak terlalu berat.

Tertanda, Keponakanmu Tercinta. Stacy Edlyn Flannery.

Ratu Calissa sedikit lega saat selesai membaca surat itu, ia tahu betul bahwa Stacy tak akan pergi tanpa memberi kabar padanya.
Semoga yang dikatakan Stacy benar, ia akan baik baik saja.


_____


"Morgan! kemarilah!" Panggil Seorang wanita setengah baya dengan rambut merah dan mata coklat keemasan.

"Ada apa ibu?" Ucap laki-laki yang di panggilnya tadi.

"Dimana adikmu?" Tanya wanita itu.

"Dia ada di taman belakang bersama Sia!" Tawab laki laki itu.

"Bagus, jangan biarkan dia keluar istana lagi!" Ucap wanita yang ia panggil ibu.

"Tapi mengapa ibu? mengapa kau melarangnya keluar?" Tanya laki laki bernama Morgan itu.

"Morgan dengarkan ibu! adikmu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, dan kita harus melindunginya dari orang-orang yang berniat buruk terhadapnya!" Jawab Wanita itu.

"Apa itu artinya ia tidak akan melihat dunia luar selama sisa hidupnya?" Morgan menundukan kepalanya. Wanita itu bangkit dari singgasananya dan berjalan ke arah Morgan.

"Jika itu yang terbaik." Balas wanita itu dan meletakan tangannya di bahu Morgan.


Di taman....


"Sia, lihat lah kupu-kupu ini sangat cantik!" Gadis berambut pirang dengan mata biru itu terlihat senang saat melihat seekor kupu-kupu dengan sayap berwarna biru hinggap di jari telunjuknya.

"Berhati-hatilah Yang Mulia, kupu-kupu juga bisa sangat berbahaya!" balas Sia.

"Oh ayolah Sia, lama lama kau mirip sekali dengan ibuku!" Ucap gadis itu.

"Kami semua hanya ingin melindungimu Yang Mulia" Jawab Sia.

Tiba tiba, datang seorang laki laki berjalan ke arah mereka. Laki laki itu sangat tampan dengan rambut perak dan mata hazel yang bercahaya, Morgan.

"Kakak!" Panggil gadis itu.

"Hey, apa kau sudah puas bermain dengan binatang liar itu?" Morgan duduk di samping gadis itu.

"Belum! Sia selalu bilang bahwa semua binatang ya aku temui itu berbahaya!" Jawab gadis itu.

"Kalau begitu, Aku dan ibu akan menunggumu di ruang makan. Sudah saatnya kau makan!" Morgan bangkit namun tetap berdiri di samping gadis itu.

"Baiklah aku akan menyusul!" Ucap gadis itu. Morgan pergi meninggalkan adiknya dan Sia di taman. Morgan memang sangat menyayangi adik perempuanya itu, namun terkadang ia juga sangat sedih melihat adiknya selalu terkekang seperti ini.


______

NEATEST KINGDOM : THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang