5. I'M SPECIAL

92 16 2
                                    

"Dia pengidap Hemofilia. Belum puas kamu siksa anak orang, Lian?" Luciel kembali ke kursinya.

"Bodo amat mau filia atau filio bukan urusanku," Lian menguap tak perduli.

"Hemofilia apa?"

"Gwen, Hemofilia itu kelainan genetik langka. Singkatnya orang yang mengidap tidak boleh tergores sedikitpun. Kalau sampai terluka darahnya tidak akan membeku dengan sendirinya." Luciel menjelaskan.

"Ngalir terus?"

"Ya, Andrew." Luciel mengangguk.

"Sekarang kondisinya gimana? Sudah kamu tangani?" Mia khawatir.

Luciel tidak menjawab pertanyaan Mia karena masih merasa kesal atas perbuatannya. Mia memiliki kenangan buruk dengan Hemofilia, maka dari itu ia merasa khawatir.

Pesawat telah mendarat di pulau tujuan setelah 2 jam lebih penerbangan, Anya terbangun.

"Kita sudah sampai, curang sudah tidur duluan." NN membantu Anya bangun.

"Benarkah?! Wah, benar cantiknya." Anya antusias melihat ke jendela.

"Semua penumpang sudah keluar, sekarang giliran kita." Mikhail menjelaskan.

"Wah Anya kita bisa jalan - jalan!" ucap Cecil.

Anya mengangguk dengan senang.

"Namun setelah sampai di Villa, aku kurang beruntung. Karena masih merasa kurang sehat, suhu tubuh yang cukup panas menghambat segalanya. Mereka pastinya akan batal pergi kalau tau aku sakit, terpaksa akan kubohongi mereka ber - 3."

Tak lama mereka pergi, bel villa berbunyi, Anya yang masih merasa sakit memaksa dirinya berjalan dan membuka pintu. Dan disana sudah ada tiga dari delapan penumpang pesawat. Yakni Luciel, Gwen, dan Andrew.

"Kami boleh main? Kebetulan villa kita berdekatan cuma beberapa blok dari sini." tanya Luciel.

"Tentu, silahkan masuk." Anya membuka pintu lebar - lebar.

"Wajahmu memerah, gak papa?" Gwen bertanya khawatir.

"Ah ini, aku malu. Karena yang lain sedang jalan - jalan, dan tiba - tiba kalian datang." Anya menunduk.

"Ah, begitu ya. Ini untuk mu, makan yang banyak biar cepat baikan."Andrew merasa Anya lucu sambil meletakkan sekeranjang buah di atas meja.

"Aku juga mau berterima kasih, Nina kemarin sangat menyukai masakanmu." Kata Luciel.

"Um, apa?" tanya ulang Anya sambil memegang kepalanya.

"Kelihatannya kamu tidak baik - baik saja." Tegas Luciel.

Mereka semua heran dengan tingkah laku Anya yang janggal. Luciel yang mencurigai dari awal akhirnya mengecek suhu dari dahi Anya. Panas!

Luciel mengangkat Anya dan membaringkannya di atas sofa, Luciel mengecek tubuh Anya dan tidak ada luka tambahan. Kemungkinan besar dia masih syok karena kejadian di pesawat hari itu.

"Anya, kami bawa baju baru. Ternyata di pulau ini sudah ada toko souvenir dan tempat - tempat makan yang enak!" Cecil membangunkan Anya yang tertidur di sofa.

"Sst!" NN memperingati Cecil untuk tidak mengusik Anya.

"Sepetinya tadi ada tamu," Mikhail melihat keranjang buah.

"Tadi aku baru sadar. Ternyata salah satu penumpang kita adalah artis," Jelas Cecil antusias sambil makan buah apel dari keranjang.

"Iyakah? Yang mana?" tanya Mikhail.

"Yang kuceritakan diduduki Anya. Namanya Milliana Kevin, udah kaya, ganteng, keren lagi!" Cecil makan sambil ngobrol panjang lebar kali tinggi.

"Malam ini dingin sekali, serasa menusuk sampai ke ubun - ubun. Mungkin karena aku belum berdoa? Jadinya Tuhan belum merestui tidurku."
***

Anya yang terbangun bangkit dari sofa dan memutuskan berjalan keluar untuk mencari udara segar. Anya memandangi lautan luas dari jembatan penghubung villa ke villa, sangat indah sekali. Anya menyukai suasana sejuk pantai lebih dari apapun.

"Mia, andaikan engkau tau kehidupanku sudah membaik." Anya menghela nafas sambil mengeluarkan senyuman.

"What?"

Anya membalikkan badan dan melihat ada Milliana Kevin si artis berdiri dihadapannya, kali ini wajahnya terlihat lebih jelas. Karena sebelumnya dipesawat yang ia lakukan hanyalah tidur sambil menutup wajahnya menggunakan sebuah buku. Namun aneh kenapa Anya merasa tidak asing dengan pria ini?

"What you you mean what?" Anya bingung.

"Tadi yang kamu gumamkan," Milliana maju.

"Mia?" Mundur selangkah.

"Siapa namamu? Apa kamu mengenalku?" Milliana meraih tangan Anya.

"An--"

"Kukira sudah tidur, apa yang kamu lakukan disini? Sudah malam, nanti tubuhmu nyeri lagi bagaimana?" NN separate ajaib muncul entah dari mana langsung memakaikan jaket di bahu Anya.

Milliana spontan melepas pegangan tangannya. NN melirik Milliana sinis lalu dengan acuhnya ia mengajak Anya kembali ke villa dimana mereka akan bermalam, Milliana ditinggal sendirian disana.

"Terlalu banyak kebetulan di dalam hidup."
***

OVERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang