Bab 5

509 22 0
                                    

Sejak berangkat sekolah, wajah Tiara sudah ditekuk. Sebenarnya sih sejak tiga hari yang lalu—yaitu sewaktu ia bermain ToD bersama teman-teman sekelasnya.

"Lo kenapa deh, Ra? Kayak kesambet aja." Arta akhirnya bertanya karena Tiara selalu memasang wajah kesal.

Sekarang mereka—Arta dan Tiara berada di halte bus. Mereka sedang menunggu bus datang karena sudah jam pulang sekolah dan Tiara hanya diam sejak pagi sampai pulang. Hal itu membuat Arta risih karena selalu dikacangin.

"Apa sih. Diem deh, gue badmood. Ga usah ajak ngomong." ketus Tiara yang membuat Arta menghela napas berat.

"Iya deh, iya. Btw, mama gue kemarin pulang, dan katanya hari ini mau ke rumah lo. Mau reunian katanya." lapor Arta. Tiara tak membalas tapi dia menghentak-hentakkan kakinya. Beberapa menit kemudian hanya terisi dengan kesunyian.

"Ta, lo emang ga bawa motor? Tumben," tanya Tiara yang baru sadar kalau Arta ikut menunggu bus. Arta hanya menggedikkan bahu.

"Motor gue ilang." jawab Arta santai yang membuat Tiara meninju lengannya. Arta hanya mengaduh kesakitan dan Tiara langsung mencak-mencak.

"Bisa-bisanya sih lo bilang motor lo ilang dengan santai?! Lo kira motor itu murah?! Kok gak dilaporin ke polisi, sih?!! Emang—Aduhhh!!"

Arta terkejut ketika Tiara yang sedang memarahinya tiba-tiba mengaduh sambil memegang bagian belakang kepala.

"Ups! Sorry ya! Ga sengaja tuh batu kena kepala lo." ucap suara dari belakang Tiara. Arta dan Tiara sontak menoleh ke sumber suara. Wajah Tiara langsung mengeras melihat orang yang 'gak sengaja' ngelempar batu itu.

"Audy?" tanya Arta ketika sadar bahwa Audy yang datang.

"Halo Artaa." sapa Audy dengan riang—centil. "Kalian—"

"Emang lo mau ngelempar batu kemana? Ke jalan raya? Ke tiang halte? Atau malah ke gue?" potong Arta kesal karena Audy yang 'katanya' ga sengaja ngelempar batu ke arah Tiara. Emang kalau sebenernya bukan ke Tiara, ke mana lagi?

Audy kicep sebentar mendengarnya. Lalu segera memasang wajah tak bersalah. "Bu—Bukan ke arah lo, kok. Serius, gue gak sengaja! Ehh, kalian ngapain disitu?"

Tiara tambah kesal karena Audy menghindari topik.

"Lagi nyari semut! Ya lagi nunggu bis lah! Bego, is." jawab Tiara asal. Audy langsung merengut mendengarnya. Sejak Tiara jadi badmood, Arta selalu disamping Tiara. Hal itu membuat Audy yang menyukai Arta kesal dan akhirnya nekat melempar batu ke kepala Tiara. Batu kecil sih, ga bikin kepala berdarah. Cuma sakit aja.

Sedangkan Tiara kesal pada Audy karena sejak dia badmood, Audy sering sekali menatapnya dengan sinis. Padahal, mereka saling kenal aja enggak.

"Bales yang sopan dikit, bisa? Lo kali yang be—"

"Sudah, heh. Itu busnya sudah datang." potong Arta lagi yang membuat Audy makin cemberut. Arta selalu membela Tiara dan itu membuat Audy semakin membenci Tiara.

Tiara menatap Audy dengan pandangan menghina, lalu segera menyusul Arta yang sudah naik. Audy hanya mengepalkan tangannya hinga buku-buku tangannya memutih.

Sialan lo. Lihat aja permainan gue nanti!

••• TöD •••

"Ara pulang." ucap Tiara ketika ia sudah sampai di rumahnya. Di ruang tamu tidak ada siapa-siapa. Tapi kemudian Tiara mendengar suara pintu kamar di buka dan muncul adik laki-lakinya yang terkecil berlari menghampiri sambil nyengir.

Truth Or Dare [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang