+Thirteen; Suspicious.

360 94 2
                                    

Mereka semua makin ketar-ketir ketika temen-temen mereka makin berkurang.

Rosé dan Daehwi baru aja nemuin kertas atau biasa disebut clue tersebut.

Tapi mereka nemuin Donghyun sama Donghan yang tiba-tiba nemuin mereka diruang yang sedang mereka berdua sembunyi disana.

"Sejauh ini aku belum nemu clue apa-apa," celetuk Donghyun.

Sekarang mereka lagi duduk melingkar.

"Yaudah buka aja clue itu," kata Donghan sambil menunjuk kearah kertas yang barusan Rosé dan Daehwi dapatkan.

Daehwi yang memegang clue tersebut kemudian menangguk dan membuka surat itu.





It’s the stuff used to save a patient in the hospital.

Also,

You ofcourse can kill each other. But don’t kill the suspect the wrong way or you’ll die.




Last clue:













ㅜㅁㅕㅗㅊㅑㄴ,

Good luck, losers.

Mereka yang berada diruangan itu makin dibuat bingung.

"Anu, tentang ‘you ofcourse can kill each other’ ga bakal kalian lakuin kan? Please don’t betray each other. Sayang nyawa, alright?" tanya Rosé, menatap mereka secara bergantian.

"I won’t betray each other too, so y’all should do that too, okay?" Rose meyakinkan mereka, membuat mereka menangguk.

"Anyway, maksud dari kata china ini apaan ya? Otak gua cetek banget dikasih beginian anying," celetuk Donghan, mengalihkan topik.

"Seinget aku ini Hangul," jawab Donghyun.

"Hangul?"

"Huruf Korea,"

Donghan ber-oh ria.

"Donghyun, kok tau ini hangul?" tanya Daehwi.

Donghyun kemudian tersenyum, "Yeri.... Dulu sering aku pergok nulis hangul gitu. Awalnya juga aku gatau, aku tau dari Yeri."

Mendengar nama Yeri, mereka langsung murung.

"Oh iya, ngomong-ngomong Yeri, anu, gara-gara apa?" Donghan kemudian berseru kecil ketika mengingat namanya.

Mereka semua menggeleng, "Kita masih gak tau. Mau nanya Mark because he’s her partner before tapi kayanya dia udah dihasut sama enemy kita." jelas Daehwi.

"Bukan dihasut juga, atau mungkin dia dalang dibalik semua ini dengan orang yang dukung dia yang we don’t even know who because we don’t have a clue about him or her." Donghyun kemudian mengusap wajahnya frustasi.

"Hush, jangan berprasangka buruk. Awas nyesel nanti,"

Donghyun hanya menggidikan bahunya.

"Udah, mending kita cari tau dulu kata apaan nih." Rosé melerai.

❇❇❇

00:54 A.M.

Yiyang dan Jaehyun mengendap-ngendap menuju lorong, untuk menuruni lantai ketiga.

Jaehyun mengunakan handicam sebagai penerang jalan.

Yiyang hanya mengikuti Jaehyun yang sepertinya lihai dalam hal ini.

Setelah bersampai diujung tembok, Jaehyun mengintip. Ia langsung membelalak matanya kaget karena melihat sosok yang mereka biasa sebut enemy itu.

Jaehyun langsung memegang tangan Yiyang membuat Ia tersentak, lalu berjalan cepat dengan mengendap-ngendap menuju ruang.

Jaehyun berusaha membuka ruang tersebut, tapi nihil. Pintu itu terkunci.

"Gimana nih?" Yiyang panik.

Jaehyun langsung menyodorkan handicam kearah Yiyang dan merogoh sesuatu di saku celananya.








Kunci?

"J-Jaehyun, lo dapet kunci itu darimana?" tanya Yiyang, keringat mulai bercucuran dipelipisnya.

"Gak ada waktu buat jawab itu, cepet masuk!" Jaehyun mulai mendorong Yiyang masuk, diikuti oleh dirinya yang ikut masuk, lalu menutup pintu tersebut.

Ternyata ruang ini adalah ruang dokter, mangkanya dikunci?? ? ? Gitu?













"Jaehyun," Yiyang menggumam.

Jaehyun yang dipanggil kemudian menoleh,





















"Kenapa lo bisa ada kuncinya? Lo pelakunya?"

❇❇❇

(a/n);
hayoloh pelakunya siapa, terus kenapa si jaehyun kok bisa dapet kuncinya sih? :(

Outlast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang