Prolog

6.8K 628 47
                                    

Mungkin, aku memang ditakdirkan patah hati. Seumur hidupku diselimuti sepi. Kisah cinta yang manis seakan hanya mimpi. Sesuatu yang mustahil kugapai dengan mata terbuka. Kalaupun ada, itu tak lebih dari harapan semu belaka.

Aku pernah jatuh cinta. Terlalu dalam, hingga rasanya begitu menyakitkan. Tak hanya hatiku yang patah, melainkan juga seluruh jiwa dan raga. Bertahun-tahun aku berusaha bangkit dan melanjutkan hidup sebaik mungkin.

Tanpa cinta, hidup terasa lebih mudah, namun tidak jauh lebih indah. Kuputuskan untuk menyerah. Menyibukkan diri dengan pekerjaan dan sesekali berkencan tanpa melibatkan perasaan.

Bagiku, pernikahan itu seperti kabar tentang surga. Suatu tempat yang layak untukku hanya jika aku berhasil melewati jurang neraka. Sementara hidupku telanjur berlumur dosa.

Seperti manusia lainnya, aku juga ingin hidup bahagia dalam rasa cinta. Tapi masalahnya, aku enggan jatuh cinta jika akhirnya harus patah hati juga. Dan aku pun selalu jatuh cinta pada orang yang salah.

Ya, baiklah. Mungkin aku memang ditakdirkan patah hati. Maka dari itu, izinkan aku sekali saja mematahkan hati seseorang sebelum aku mati.

*

Bandung, 6 Agustus 2017

Sweetly BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang