Satu

10 1 0
                                    

“ECAAAAAA!!” Suara melengking dari Chika menggema di koridor kelas. Sedang Eca berlari menjauh darinya membawa makanan yang baru Chika beli, Chika sudah memegang sepatunya dan mengambil ancang-ancang untuk melemparkannya pada Eca.

1...2…3…

Alih-alih ingin melempar seketika berhenti, chika  melongo mendapati Eca yang sudah tersungkur menimpa seorang lelaki, tidak benar-benar tersungkur, sebenarnya Eca hanya jatuh dalam pelukan Abinaya. Bayangin aja kayak di sinetron-sinetron.

Chika semakin terkejut mendapati lelaki itu adalah Abinaya Alexi, orang yang dia idolakan di sekolah ini.
Abinaya Alexsi termasuk dalam deretan cowok popular di sekolah ini, banyak siswa  yang mengaguminya, karena wajahnya yang super duper ganteng.

Tanpa babibu dia memasang kembali sepatunya dengan sedikit berlari, menghampiri Eca yang masih terpaku dalam posisi itu.

Eca sangat terkejut dengan kejadian yang sangat tidak dia duga sebelumnya, dia melotot menatap mata Abinaya.

Mereka seolah terpaku dalam diam dengan tatapan yang masih tak biasa yang mereka rasakan, ada desiran aneh di jantung keduanya.

Seolah tersadar mereka bangkit dari posisi itu, eca membenahkan seragamnya yang sedikit kusut . sedang Abinaya menggulung lengan seragamnya.

“lo nggak papa kan?” Tanya Eca sedikit takut.

“Gue nggak papa” katanya dingin.

“gue minta maaf” Eca mengulurkan tangannya untuk meminta maaf pada Abinaya.

Bukanya membalas dia justru pergi begitu saja, sontak eca menjadi sangat kesal karena kelakuan Abinaya kepadanya.

“ECAAAAAAAAA” lengkingan dari Chika membuat eca menoleh kearahnya.

Eca menutup telinganya, dia tidak ingin gendang telinganya pecah karena harus mendengar teriakan dari chika. Sedang chika malah tertuju kearah cowo tersebut.

“Abi..naya..” mata Chika maih tertuju pada punggung cowok itu yang kini telah menjauh.

“Kenapa sih? Siapa tadi A Abi naya.. ya Abinaya?! Belagu banget tu cowok?” Eca melenggang pergi meninggalkan Chika yang masih memperhatikan Abinaya.

“Hello eca lo kemana aja? Dia itu Abinaya, A-BI-NA-YA cowok paling keren disekolah ini. Dan lo bersyukur  bisa jatuh dalam posisi seperti itu.. uuuu sosweet..” katanya sarkatis memuji Abinaya dengan sedikit berlari untuk menyeimbangkan langkah kaki eca.

“Gue malah mau muntah karenanya” Eca benar-benar muak dengan apa yang dia alami, dia sudah berniat baik untuk meminta maaf karena telah menabraknya. 

Tapi  yang dia dapat malah kesongongan dari abinaya.
Eca terus mengedumel tentang abinaya, sedang chika terus menerus memuji cowok itu.

"Lo kenapa sih Ca?" Tanya Anin.
Eca duduk di hadapan Anin, dia menghembuskan nafas pelan.

"Itu-.."

"Tadi Eca kena peluk sama si Abinaya" cerocos chika.

"Ha? Abinaya? Seriusan. Cowok ganteng plus tajir itu. Subhanaallah, lo mimpi apa semalem Ca"

"Mimpi ketemu kolong wewe"

"Ih, serius atuh"

"Ih apa sih? Kenapa kalian jadi heboh kayak gini sih?" dengus Eca kesal.

Dia tidak habis pikir dengan kedua sahabatnya, yang terlalu memuji Abinaya. Sampai gila Eca mendengarnya.

"Udah deh, gue bosen denger kalian muji-muji Bolot." Dumelnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eca AbinayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang