" Aby waiiitt!" Alice menahan pergelangan tangan Adiknya beberapa saat setelah keluar dari pusat perbelanjaan kota itu untuk membeli perlengkapan pernikahan Vannesa nanti.
" Apa lagi sih?" Aby benar benar jengkel kali ini
" Aku lupa membeli susu pesanan kak Vallen. Ayo kembali." Ajaknya
" Alice tunggu! Sebaiknya kamu ingat dulu ya kaaaak, apasaja yang akan dibeli. Ini sudah 4 x kita balik ke dalam, kamu niat hidup gak sih lice?" Celetuk Aby kesal. Alice mengembungkan pipinya dengan tatapan membunuh
" Bawel amat sih! Aku belanja sama kak Vallen meskipun bolak balik dia gak ngeluh. Kamu kan anaknya kok gak mirip?" Tekannya
" Yang tahan sama kamu manusia didunia ini cuma daddy tau gak! Aby menoyor kepala Alice kesal
" Ya udah kenapa tadi nawarin ikut? Aku gak butuh bantuanmu adik durhaka, lagian sopan amat ya kamu jitak kepala mama tiri!" Alice berkacak pinggang.
" Bodo amat, kepala juga gak ada isinya. Makanya kalau mau belanja itu catat dulu. Udah tau bodoh masih aja sok pinter." Aby berang
" Aku gak butuh bantuanmu tau gak, sok banget jadi orang dasar mata empat. Kasian aku sama Sherra mau maunya punya suami kayak kamu!" Teriak Alice memerah
( dari dulu 2 orang ini kayaknya gak bisa akur memang )
" O ya sudah. Nih angkut sendiri."
Brak. Aby meloloskan belanjaan Alice dari tangannya. Ia tersenyum merendahkan.
" Oke." Alice tak mau kalah, iapun berusaha mengangkat plastik plastik itu. Tapi...
Kok berat ya...
Aby tersenyum
" Angkatin ya belanjaanmu. Gak butuh bantuan kan?" Celetuknya melangkah santai ke mobil.
" IYA INI RINGAN KOK!" Teriak Alice berusaha mengangkat semuanya.
Namun...
Ia sempoyongan...
Dan....
" Ya Tuhann!!"
" BRUK."
Alice terjatuh setelah terhuyung dengan belanjaannya lalu menabrak seseorang dibelakangnya.
Seseorang yang seketika menahan pundaknya agar tidak terjatuh. Seorang pemuda dengan kacamata hitam yang menghiasi hidung mancungnya.
" Anda baik baik saja?" Tanyanya.
Dan..
Deg
Suara itu?
Alice seketika berdiri, menatap lekat sosok yang saat ini berdiri didepannya.
Sudah 5 bulan memang, tapi Alice tentu masih bisa mengingatnya dengan jelas. Putra yang dilahirkannya.
" Al...fa?" Tanyanya pucat. Ia benar benar gemetar kali ini.
Entah itu halusinasi atau bukan, sosok didepannya benar benar mirip dengan Almarhum Alfa. Hanya saja, rambutnya berwarna gelap, ia mengenakan mantel dan Alfa paling benci memakai mantel.
Setelan yang menempel ditubuhnya sangat berbeda dengan Alfa." Jika anda baik baik saja, saya harus pergi karna masih ada urusan. Sekali lagi maafkan saya." Senyumnya ramah lalu beranjak pergi begitu saja meninggalkan Alice yang masih mematung dengan mata memerah
" Tungguuu, Alfaaaaaaa... Alfaaa naaaaakk, Alfaaa!!" Teriak Alice mengejar pemuda berambut gelap yang tampak menaiki BMW mewah berwarna hitam, lalu melaju pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath and Heart ( Mr. Elegant )
RomanceKarna 1000 halamanpun tidak cukup untuk menggambarkan betapa aku mencintaimu Normalnya, didalam sebuah cinta, pasti ada hati dan napas yang menjadi satu. Tapi dalam Breath and Heart ada 4 kisah yang menyatu jadi satu. Merekalah napas dan hati seluru...