(prolog)

551 61 12
                                    

Hujan masih turun begitu deras pada malam itu. Kilat cahaya yang diikuti dengan suara gemuruh petir membuat kawasan perkotaan Seoul yang mewah menjadi menyeramkan.

Duarr

"Omma!" reflek gadis bertubuh mungil dengan surai hitamnya itu menutup telinga.
"Aigoo, hujannya semakin lebat ya." Seorang gadis lain yg bertubuh lebih jangkung berkomentar sambil mengecek keadaan di luar dinding kaca yang begitu besar di depannya.
"Eottae? Apakah kita menginap saja di sini, Seul?" Gadis bertubuh mungil kembali bersuara.
"Jangan bercanda Son Wendy, mau tidur dimana kita? Dan lagi keluargaku pasti menungguku di rumah." Jawab gadis jangkung yg bernama lengkap Kang Seulgi.
"Kau beruntung ada yg menunggumu di rumah" wendy sedikit memelankan suaranya, lebih tepatnya menggumam.
"Eh aku sudah dijemput oppaku di depan, sepertinya aku harus duluan Wendy. Kau juga langsung pulang ya. Annyeong!" Seulgi melambai dan bergegas pergi. Wendy membalas lambaian teman barunya itu sambil menatap kepergiannya.

"Hahh baiklah aku juga harus pulang sekarang" Wendy sekilas menatap ke luar kaca besar itu dan berjalan mengikuti arah sahabatnya keluar tadi.
"Hmm hmm nanana" Wendy menyenandungkan alunan nada sembarang sambil terus berjalan. Suasana gedung SM saat itu sudah sangat sepi, mengingat ini sudah jam 9 malam. Wendy sedikit merinding dan beberpa kali bayangan buruk akan hadirnya makhluk astral di sekitarnya sempat memasuki pikirannya.
"Stay positive, God always with you Wendy" katanya sambil menunggu pintu lift terbuka.

Ya ini memang sudah di lantai 1, tapi sayang sekali parkiran gedung ini ada di lantai 3 under ground alias lantai paling dasar. Ya karena di Korea Wendy hidup seorang diri, dia dibekali mobil oleh orang tuanya dan sebuah apartement yang tidak jauh dari gedung SM. Keluarga Wendy memang termasuk keluarga kaya. Selain orang tuanya yg memiliki bisnis utama di Canada dan beberapa negara bagian lainnya di Amerika, kakak perempuan Wendy juga merupakan seorang Dokter spesialis saraf yang cukup terkenal di Amerika.

Tring. Tak perlu menunggu terlalu lama pintu lift pun terbuka dan hampir saja Wendy berteriak kegirangan begitu melihat ada seseorang yg tengah berdiri juga di dalam lift, dan itu manusia, yap tepatnya sunbaenya sendiri.
"Annyeonghaseyo" Wendy membungkukan badannya sekilas. Ia terlalu bahagia mengetahui ada manusia lain di gedung ini selain dirinya, sehingga tanpa sadar senyuman lebar langsung menghias di wajah putihnya itu. Ia melangkah masuk begitu laki - laki yang ia kenali sebagai anggota EXO dengan badan paling tinggi itu membalas salamnya. Ia tidak yakin betul dengan nama sunbaenya ini, mengingat ia masih sangat baru di Korea dan sebenarnya dia tidak terlalu mengikuti perkembangan artis - artis SM sebelum ini, karena dia adalah seorang YG Stand.

Sekilas Wendy melirik tombol lift dan ternyata sunbae nya juga akan menuju lantai yang sama dengannya. Dia pun mengurungkan niatnya untuk menekan tombol lift. Di dalam lift suasana begitu tenang karena tidak ada dari keduanya yang mengeluarkan suara.

Tiba - tiba lampu lift berkelip - kelip dan seketika gelap.
"Kyaaaaaaaaaa" Wendy berteriak keras dan bersamaan dengan itu lift pun berhenti.
"Eommaaaaa" Wendy masih berteriak histeris.
"Yaa yaa kau aishh" pria yang bernama Chanyeol itu sedikit kesal mendengar teriakan wanita yang berada di dalam lift bersamanya. Terpaksa dia menyalakan senter light dengan menggunakan hp nya.

Begitu lampu senternya menyala keadaan menjadi hening kembali dan begitu terkejutnya Chanyeol melihat Wendy sudah tergeletak di depannya.
"Yaak! Agashi! Hei!" Chanyeol berjongkok dan menggoyangkan tubuh Wendy.
"Kau mendengarku? Agashi?! Gwenchasseumikka?!" Chanyeol masih menggoyangkan tubuh Wendy.
"Arghh sial!"
Chanyeol langsung berdiri dan menekan tombol darurat namun nihil karena sepertinya listrik mati untuk seluruh gedung.
"Aishh" Chanyeol mengacak rambutnya kesal setelah berkali kali ia mencoba memencet tombol darurat.
Chanyeol kembali melirik Wendy yang masih tergeletak di lantai. Ia kembali berjongkok.
"Jangan jangan dia mati" Chanyeol reflek memundurkan posisinya. Dengan ragu ia memegang bahu Wendy dan menariknya sehingga posisi Wendy yang tadinya miring berubah menjadi terlentang.
Seketika Chanyeol membeku.
"Cantik" tanpa sadar Chanyeol menggumam. Tadi saat pertama bertemu memang Chanyeol tidak memperhatikan wajah Wendy karena dia sedang sibuk dengan ponselnya sendiri.

Chanyeol tersadar dari lamunannya, dia mengecek napas Wendy dengan meletakan jarinya di bawah lubah hidung Wendy.
"Hhh syukurlah" Chanyeol bernapas lega begitu yakin Wendy masih bernapas dengan teratur.
Dia kembali meperhatikan Wendy. Baru ia sadari bahwa gadis ini habya mengenakan celana pendek dan kaos putih polos saja. Dia juga memperhatikan tas ransel yang cukup besar yang masih digendong gadis ini. Entah apa yang dia pikirkan, dia mencoba untuk melepas tas yang digendong Wendy itu dan meletakannya di ujung. Ia tarik Wendy ke arahnya dan ia sandarkan ke dinding lift. Dalam posisi yang cukup dekat ia bisa mencium aroma tubuh gadis ini dan ia juga baru sadar bahwa keringat dingin membasahi sekujur tubuh Wendy.
"Bertahanlah, sebentar lagi pintunya akan terbuka" Chanyeol berbisik yakin.

Semakin lama Chanyeol merasa semakin gerah dan sesak. Ya lift ini tidak terlalu besar, tertutup dan diisi oleh 2 orang.
"Gerah sekali" Chanyeol terduduk di sebelah Wendy, ia juga merasa lemas dan karena keringat juga membasahi tubuhnya, ia pun melepas kemeja dan kaos yang ia kenakan. Dalam hitungan menit Chanyeol semakin tidak berdaya dan ia pun ikut terlelap, lebih tepatnya jatuh pingsan.

&

[Wendy POV]

Kyaaaa suasana hatiku sejak pagi suuungguh sangat bagus. Bagaimana tidak karena hari ini adalah hari debut grup ku! Aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku dalam kenyataan yang artinya ini sungguh terjadi bukan hanya dalam mimpi dan anganku saja bahwa AKU AKAN SEGERA MENJADI BINTANG HALLYU! AKU SEORANG SUPERSTAR! AKU SEORANG ARTIS! AKU AKAN SEGERA MEMILIK PENGGEMAR! ASTAGA RASANYA SEPERTI ADA RIBUAN KUPU - KUPU YANG AKAN TERBANG DARI DALAM PERUTKU ><

Oke skip mengenai jeritan hatiku yang begitu udik, sekarang saatnya fokus. F O K U S! Jangan sampe aku melakukan kesalahan.
"Eotteohkae? Apakah aku sudah cantik eonni?" Joy membuyarkanku dari lamunan.
"Tentu! Kau super cantik." Tanggapku seraya tersenyum padanya.
Yah konsep yang begitu ceria pada debut kami kali ini menurutku sangat sesuai dengan image kami masing - masing. Muda, semangat tinggi, ceria dan berpikiran positif.
"Wendy ah kau harus fokus saat high not mu nanti ya, tunjukan bahwa kita tidak pantas untuk diremehkan" Irene eonni menepuk bahuku dari belakang seraya menatapku melalui pantulan cermin di depan.
"Yes Madam!" Aku tersenyum dan memberi hormat. Seketika kami semua tertawa.
"Kajja kita berdoa dulu sebelum tampil" Seulgi berdiri dan mengisyaratkan kami untuk berdiri melingkar.
"Eonni kau yang memimpin" pintaku pada Irene eonni.
"Baiklah. Mari semua kita berdoa agar penampilan pertama kita bisa berjalan dengan baik, tidak ada masalah, dan dapat disenangi oleh seluruh masyarakat Korea. Berdoa masing - masing, mulai." Kata Irene eonni memimpin. Kamipun hening seraya menundukan kepala dan berdoa di dalam hati.
"Selesai! Oke agar lebih semangat ayo kita tos!" Ajak Irene eonni lagi
"Neee!" Jawab kami bersama.
"Red Velvet.  Jjang!" Teriak kami lagi bersama.

- t b c -

Please write down your comment below. Jika banyak tanggapan positif, ff ini akan aku lanjutin hehe.,tapi kalo lebih banyak yg ga suka terpaksa ff ini hmm TETEP AKAN AKU LANJUTIN :b Apapun yang terjadi semangat Havies selalu di hati.

Note : serius aku butuh comment and like biar bisa mendorong semangat aku buat lanjutin cerita ini. Hehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAVIES (Wenyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang