PG 6 # kalang kabut

1.4K 202 30
                                    

Jangan tatap aku seperti itu
Aku takut saat kau berpaling
Semuanya telah remuk tak terlihat.
Aku takut jatuh pada cinta mu pria tampan.

-///-

Saat malam tiba. Aku masih bercanda dengan Seyi, dia dan aku menghabiskan hari ini dengan tertawa. Dia sangat lucu. Memberi tahu ayahnya pernah terjatuh saat mengambil balon di kolam renang, dan Nyonya Hwang —wanita paruh baya yang tinggal didepan rumah ini— yang kata seyi menyukai myungsoo berteriak semangat karena melihat myungaoo main air. Tentu saja tidak begitu, aku tahu nyonya hwang melakukannya karena bersemangat pada Myungsoo yang basah kuyup. Hahaha.

Tapi saat makan malam usai, dia mengantuk dan meminta tidur denganku. aku menerima.bahkan aku belum sempat mandi karena mengurusnya.

Berjalan-jalan dirumah myungsoo yang besar, Memberi makan siang, malam dan membuat cake es cream, Walau acak-acakan, Dan membuat es susu, dari susu pisang kesukaanku. Dan memandikan dia. Sekarang dia memakai piama warna pink dan bando, lalu tertidur pulas dilenganku. Saat aku menyanyikan lagu tidur.

Aku merasakan matu berat dan rasanya aku akan terlelap, tapi urung karena mendengar suara decitan pintu depan dibuka. Dan aku tahu itu pasti Myungsoo.

Saat aku berusaha menyambutnya -oh tuhan, aku rasa ingin mencekik diriku karena memikirkan hal itu- tapi pelukan tangan seyi masih erat. Dan saat kulihat pintu terbuka, myungsoo memandang takjub padaku dan Seyi yang berbaring ditempat tidurnya.

Lalu dia mendekat dan tersenyum padaku. "maaf, aku tidak bisa menyambutmu, lengan seyi sangat erat."

Dia tersentak hampir menjatukan tasnya saat mendengar sapaanku. Lalu memandangku dengan geli, sedikit senyum disudut bibirnya.

"Tak apa. Aku cukup kaget Seyi ada disini, dan pasti aku pingsan kalau kau menyambutku."

Ah... Yang benar saja!

Dia menaruh tasnya disudut, dan melepas kasnya, kelihatan lelah. Oke... Aku harus melakukan sesuatu. Dan aku melepas tangan Seyi yang mulai mengendur. Kulihat dia melepas jam tangannya dan mengalihkan tatapannya padaku saat aku bangkit.

"mau apa?" dia bertanya tanpa menghentikan tangannya yang melepas dari jam. Aku berjalan mengambil handuk yang mulai ku hafal dimana letak semua barang miliknya.

Lihat saja Han Ahjumma, kau akan bangga padaku. Aku berjanji akan menjadi orang dewasa yang baik.

Aku mengukurkan handuk padanya, dan dia memandang takjub pada itu. Aku hanya memutar bola mata. Dan dia terkekeh melihatku. Mengambil handuk dan berjalan ke sofa, aku kira dia akan pergi ke kamar mandi. Tapi dia malah duduk dengan nyaman, dan mengalungkan handuk dipundaknya. Lalu dia mengulurkan tangan memintaku duduk disampingnya, dan aku menggeleng.

Dia kembali meminta, dan aku berjalan ragu kedekatnya. Lalu duduk ditepi sofa yang jauh darinya. Dia memandangku dengan sebuah sorot penuh penyesalan, mengapa dia menyesal?

"Jiyeon, kemari lah..." panggilnya lembut, dan aku menggeleng.

"aku tidak bisa."

"mengapa?" ditengah alisnya, terbentu V dalam.

"Aku kan.... Oke sebut aku istri, tapi aku....—"

Magic CupcakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang