"Gue telat!"
Suara teriakan khas cewek itu terdengar di seluruh penjuru kantin yang emang agak lengang karena udah sore. Cewek cantik berambut hitam panjang itu langsung berdiri dari kursi dan mengabaikan teriakan sahabatnya yang tengah memakinya. Bukan apa-apa, tapi cewek itu pergi sebelum membayar mie pangsit yang udah tinggal mangkoknya.
Cewek itu jalan sambil setengah lari dan nggak lupa ngecek jam tangannya beberapa kali. Entah waktu yang jalannya kecepetan atau jarak ke ruangan majalah sekolah tiba-tiba kerasa jadi lebih panjang.
Seberapa cepetnya langkah tuh cewek, tetep aja dia baru sampai jam tiga lebih empat puluh tujuh menit. Kalo dihitung-hitung, dia udah telat 32 menit dari waktu janjian. Tentunya ini bukan first impression yang bagus buat seorang Jeon Wonwoo, si cewek yang tadi belom bayar makanannya di kantin.
Wonwoo mengigit bibirnya, mikir mau masuk apa nggak. Mau masuk, tapi sungkan, telatnya kebangetan sih lamanya. Dia jadi mikir mau cari alasan dan pura-pura nggak bisa dateng. Misalnya, dia kena maleria? Atau dia tiba-tiba kedatengan keluarganya dari luar kota? Apapun deh asal dia bisa selamat dari amukan anak-anak tim majalah sekolah itu.
Tapi Wonwoo tiba-tiba keinget satu peribahasa yang bilang better late than never. Peribahasa itulah yang akhirnya bikin Wonwoo memberanikan diri meraih knop pintu itu dan membuka pintu. Tampaklah beberapa anak yang lagi diskusi itu langsung menoleh. Ekspresi mereka beragam, kebanyakan nunjukkin pandangan lega karena akhirnya orang yang mereka tunggu akhirnya dateng juga.
Wonwoo makin ngerasa nervous diliatin sama anak-anak itu. Tapi karena udah terlanjur buka pintu, cewek itu nahan malu dan perlahan masuk sambil nundukkin kepalanya.
"Halo, gue Wonwoo. Sorry gue telat, tadi gue sempet ada urusan sebentar. Maaf banget ya," ucap Wonwoo sambil tersenyum tipis.
"Iya eon, nggak apa-apa kok. Lagian ini juga kita baru mau mulai." ucap Chaeyeon dengan senyuman lebarnya.
"Wonwoo-ssi ngeluangin waktunya buat kita itu udah bagus banget kok. Telat dikit nggak apa lah," ujar Dino, si bendahara tim majalah sekolah.
"Eonnie langsung duduk aja." Kali ini Sohye yang membuka suaranya. Dengan gugup Wonwoo segera berjalan dan duduk di sebelah Sohye.
"Jadi bisa kita mulai sekarang?" ujar Chaeyeon sebagai ketua dari club jurnalis.
"Coba aja di tanya sama yang telat dateng."
Suara datar itu bikin Wonwoo langsung cari sumber suara. Ternyata kalimat nusuk itu diucapin sama cowok yang mukanya datar kaya jalan tol dan belum lagi aura sedingin kutub utara yang nguar dari tuh cowok.
Udah nada ngomongnya nyebelin, kalimatnya gak bersahabat, mukanya datar banget lagi. Gimana Wonwoo gak ngerasa kesindir coba? Tapi Wonwoo milih diam tanpa ada niat buat ngebales ucapan si cowok.
Wonwoo malah mengamati muka asing itu sebentar sebelum akhirnya memfokuskan pandangannya pada Chaeyeon yang tengah menerangkan tentang konsep untuk majalah sekolah kali ini.
"Dia orang pertama yang marah ketika gue ngelakuin kesalahan"
***
Satu hal yang paling dibenci oleh seorang Kim Mingyu selain keramaian adalah jam karet alias orang yang suka datang telat. Mingyu bener-bener ngehargain waktu jadi dia suka sebel sama mereka yang gak bisa tepat waktu. Buat Mingyu, waktu itu gak boleh di sia-siain gitu aja.
Sialnya, hari ini Mingyu kudu ngehabisin waktunya buat nunggu seorang cewek yang bahkan gak dia kenal. Gak tahu udah berapa kali cowok tinggi itu berdecak sambil mengecek jam tangannya. 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan waktu terus jalan tanpa kehadiran si cewek itu. Mingyu coba menghela napas sambil ngecek preview foto-foto di kameranya yang selalu setia bergelantung di leher nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selcouth - Meanie
FanfictionGue selalu memilih apa yang biasa gue pilih, gue benci sama perubahan. Gue selalu merasa nggak nyaman ketika harus ngelakuin hal baru. Tapi, semua itu berubah ketika gue lihat dia. -jww Gue nggak pernah peduli sama apapun. Selama itu nggak menggang...