Chapter 5

104 5 0
                                    

"Jadi bagaimana Arfan? Kau mau ikut kan? Mau ya Arfan," kata Irma membujuk Arfan agar mau ikut ke acara ulang tahun temannya Aldy.

"Aku akan ajak Efendi juga," kata Arfan.

"Tapi yang diajakkan cuma aku dan kamu, kenapa Efendi ikut juga?"

"Hm" kata Arfan sambil melangkah meninggalkan Irma sendiri. Sudah cukup bersabar dia karena cemburunya kepada Aldy. Lagipula dia merasa akan ada pertunjukan seru nantinya.'Acaranya sudah dimulai ya,' kata Arfan dalam hati.
.
.
.
DI TEMPAT FEN

"Ayolah Fen konsentrasilah! Jangan banyak bercanda sepeti ini!" kata Elisa kesal.
Bagaimana tidak, dari tadi murid didiknya atau Fendy itu selalu berbuat onar, ketika sedang di ajar belajar drama. Ada saja kelakuannya yang membuat Elisa habis kesabarannya.

Drrt Drrt Drrt!

"Hm, sebentar Elisa ada pesan masuk," kata Elisa sambil mengambil Hpnya yang tadi bergetar.

From: Arfan

Hei Fen! Pertunjukannya dimulai ;]

Begitulah pesan yang tertera. Sementara Fen hanya menanggapi dengan senyuman atas pesan dari Arfan.

"Kau kenapa senyum senyum begitu? Ayo cepat latihan!" kata Elisa.
.
.
.
SKIP TIME

"Terimakasih sudah mau ikut datang Irma, Arfan," kata Aldy. Sekarang ini sepasangan sedang berada di pesta ulang tahun temannya Aldy. Dan mereka diundang. Sebenarnya Arfan ogah ogahan berangkat ke pesta ini, terlihat jelas dari kemeja berantakan yang dia kenakan dan plus dasi yang tidak terikat sempurna, tapi itu semua malah menambah kesan plus sendiri untuknya. Karena dasarnya orang keren, mau seberentakan apa saja tetap aja keren. Alasannya cukup simple, yaitu karena Arfan tidak suka pesta ataupun keramaian. Dan Arfan tidak suka Aldy, sang pemberi undangan.

"Silahkan masuk," kata Aldy bak pelayan restoran, yang hanya dibalas gumaman tak jelas oleh Arfan. Sementara Irma hanya diam saja.Bukannya kenapa, tapi dia bingung harus bilang apa. Jadi dia diam saja. Malam ini Irma menggunakan dress warna putih selutut dengan sedikit renda renda. Simple tapi menarik. Menambah kesan cantik dan manis untuk Irma. Arfan saja waktu pertama melihat langsung terbengong bengong.

Di dalam ruangan, pesta sangatlah mewah. Irma dan Arfan memberi ucapan selamat kepada teman Aldy. Setelah itu mereka hanya melihat lihat sekitar. Sedikit orang yang mereka kenal di sini. Jadi mereka hanya diam seperti orang hilang.

"Pulang yuk Arfan," kata Irma dengan tampang melasnya.

"Hn, padahal kau yang mengotot," kata Arfan sambil menyeret Irma meninggalkan pesta ini. Tapi belum sampai pintu sudah ada suara yang menghentikan laju jalan mereka.

"Kenapa tamu kehormatan kita ini buru buru sekali pulangnya eh? Pesta utamanya belum dimulai kan?" kata Aldy sambil menyeringai. Irma yang berada di balik punggung Arfan jadi gemetar sendiri melihat Aldy yang seperti itu.

"Hn, sudah ku duga. Jadi mana anak buahmu?" kata Arfan langsung to the point.

"Oww… kau buru buru sekali Arfan. Baiklah, kalian semua keluar!" kata Aldy, dan munculah dua puluhan orang dari arah belakang Aldy.
Tamu tamu di ruangan itu jadi diam semua mungkin karena merasa ada aura panas antara dua kutub yang berlainan itu.

"Hei, aku belum telatkan?" kata Fen tiba tiba sambil nyengir tanpa dosa, di belakangnya ada Elisa yang digenggam tangannya oleh Efendy.

"Tch! Dua lawan seribu. Kau pikir kau bisa menang?" kata Aldy meremehkan. Arfan hanya menanggapi dengan mengangkat bahunya enteng. Akhirnya perkelahian di ruangan ber-ac itu tak bisa dihindari lagi. Adu tonjok dan tendang terus terjadi. Sementara Irma dan Elisa hanya berlindung di pojokan. Irma sudah gemetar ketakutan tak karuan. Menurut Arfan ,anak buah Aldy hanya pemanasan buatnya. Tentu saja, siapa yang berani melawan raja preman kota ini? Aldy kalah telak oleh Arfan. Mungkin karena kalut akan kekalahannya. Aldy mengambil botol bir yang sudah tersedia di sebelahnya. Dipecahkannya botol bir itu. Dan ujung runcingnya ia arahkan ke arah Arfan. Sementara Arfan yang tidak menyadari atau mungkin terlalu syok hanya diam di tempat tanpa perlawanan.

I Love My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang